TEMAN AKRAB DI
DUNIA BISA MENJADI MUSUH DI AKHIRAT
Disusun oleh : Azwir
B. Chaniago
Ketika di dunia banyak
orang memiliki teman akrab. Mereka sering kelihatan bersama sama dalam berbagai
situasi. Suka makan bersama, nonton bola bersama, ke mal bersama, nongkrong
bersama termasuk hura hura juga bersama atau selalu bareng.
Tetapi ternyata di akhirat kelak mereka itu saling memusuhi,
saling menghujat dengan penuh penyesalan karena pertemanan akrab mereka ketika
berada di dunia. Allah Ta'ala berfirman :
يَا وَيْلَتَىٰ لَيْتَنِي لَمْ
أَتَّخِذْ فُلَانًا خَلِيلًا
لَقَدْ أَضَلَّنِي عَنِ
الذِّكْرِ بَعْدَ إِذْ جَاءَنِي ۗ وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِلْإِنْسَانِ خَذُولًا
Wahai, celaka aku !.
Sekiranya (dulu) aku tidak menjadikan si Fulan itu teman karib (ku). Sungguh
dia telah menyesatkan aku dari peringatan (al Qur an) ketika (al Qur an) itu
telah datang kepadaku. Dan syaithan memang pengkhianat manusia. (Q.S al Furqan
28-29).
Ini adalah bentuk penyesalan yang tiada habis
habisnya. Allah Ta'ala
telah mengingatkan dalam firman-Nya :
الأخلاء يومئذ بعضهم لبعض
عدو إلا المتقين
Teman-teman akrab pada hari
itu (hari Kiamat) sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali
(persahabatan) orang-orang yang bertakwa. (Q.S az Zukhruf 67).
Dalam kitab Tafsir al Muyassar, Departemen Agama Saudi Arabia
disebutkan : Orang-orang yang berteman
akrab dalam kemaksiatan kepada Allah di dunia, sebagian dari mereka akan
berlepas diri dari sebagian yang lain di hari Kiamat, akan tetapi orang-orang
yang berteman di atas landasan takwa kepada Allah, maka pertemanan mereka tetap
berlangsung di dunia dan sampai ke akhirat.
Sewaktu di dunia berkawan
akrab dan saling setia tetapi pada hari kemudian di akhirat saling bermusuhan.
Kenapa bisa begitu ?. Syaikh Abdurrahman bin Nashir as Sa'di berkata
: Karena persahabatan mereka dan kecintaan mereka sewaktu di dunia dibangun
bukan karena Allah sehingga berbalik menjadi permusuhan pada hari kiamat.
(Tafsir Taisir Karimir Rahman).
Oleh karena itu sebelum
bersahabat karib dengan seseorang maka perhatikanlah nasehat Rasulullah
Salallahu 'alaihi Wasallam dalam perkara ini :
الرَّجُلُ عَلَى دِينِ
خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ
Seseorang itu tergantung pada agama temannya. Oleh
karena itu, seseorang di antara kalian hendaknya memperhatikan siapa
yang dia jadikan teman akrab. (H.R Abu Dawud dan at Tirmidzi).
Imam Ibnu
Qudamah al Maqdisi memberikan nasehat tentang memilih teman (sahabat atau teman
akrab). Beliau berkata : Secara umum, hendaknya orang yang
engkau pilih menjadi sahabat memiliki lima sifat berikut : (1) Orang yang
berakal. (2) Memiliki akhlak yang baik, (3) Bukan orang fasik (yang
banyak berbuat dosa). (4) Bukan ahli bid’ah (yang mengada ada dalam agama)
dan (5) Bukan orang yang rakus dengan dunia. (Mukhtashar
Minhajul Qashidin).
Oleh karena
itu hamba hamba Allah sangatlah dianjurkan untuk memperhatikan kembali tentang
siapa saja temannya di dunia agar tidak menyesal di akhirat kelak. Wallahu A'lam. (3.212)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar