HAMBA ALLAH
TIDAK MENJADIKAN DUNIA SEBAGAI TUJUAN
Disusun oleh : Azwir
B. Chaniago
Sungguh, kehidupan
dunia adalah sangat sementara. Kita hidup di dunia ibarat tamu sedangkan harta
adalah pinjaman. Imam Ibnu Mas'ud
berkata : Tidak ada seorang pun yang berada di dunia kecuali hanyalah sebagai
tamu. Sedangkan harta seluruhnya adalah
titipan. Semua tamu pasti pergi sedangkan barang titipan itu harus dikembalikan
kepada pemilik. (Kitab az Zuhud, Imam Ahmad).
Jadi janganlah dunia
dijadikan tujuan hidup. Sungguh, barangsiapa yang menjadikan dunia sebagai
tujuan hidup maka Allah Ta'ala akan memberinya dunia. Tetapi di akhirat mereka
tidak akan memperoleh apa apa. Allah Ta'ala berfirman :
مَن كَانَ
يُرِيدُ ٱلْحَيَوٰةَ ٱلدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَٰلَهُمْ
فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لَا يُبْخَسُونَ
أُو۟لَٰٓئِكَ
ٱلَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِى ٱلْءَاخِرَةِ إِلَّا ٱلنَّارُ ۖ وَحَبِطَ مَا
صَنَعُوا۟ فِيهَا وَبَٰطِلٌ مَّا كَانُوا۟ يَعْمَلُون
Barangsiapa menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya,
pasti Kami berikan (balasan) penuh atas apa yang mereka lakukan di dunia
(dengan sempurna) dan mereka di dunia tidak akan dirugikan. Mereka itulah orang
orang yang tidak memperoleh (sesuatu) di akhirat kecuali neraka dan sia sialah
di sana apa yang telah mereka usahakan (di dunia) dan terhapuslah apa yang
telah mereka kerjakan. (Q.S Hud 15-16).
Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasalam telah mengingatkan pula dalam sabda beliau sebagaimana yang diriwayatkan dari Za'id bin Tsabit :
مَنْ كانت الدنيا هَمَّهُ فَرَّق الله عليه أمرَهُ وجَعَلَ فَقْرَهُ بين عينيه ولم يَأْتِه من الدنيا إلا ما كُتِبَ له، ومن كانت الآخرةُ نِيَّتَهُ جَمَعَ اللهُ له أَمْرَهُ وجَعَلَ غِناه في قَلْبِه وأَتَتْهُ الدنيا وهِيَ راغِمَةٌ
Barangsiapa yang tujuan hidupnya adalah dunia maka Allah akan mencerai beraikan urusannya. Menjadikan kefakiran di kedua pelupuk matanya dan dia mendapat dunia menurut apa yang telah ditetapkan baginya.
Dan barangsiapa yang tujuan hidupnya adalah negeri akhirat,
Allah Ta’ala akan mengumpulkan urusannya, menjadikan kekayaan
dihatinya dan dunia akan mendatanginya dalam keadaan hina” (H.R Imam
Ahmad, Ibnu Majah dan Ibnu Hibban, dishahihkan oleh Syaikh al Albani dalam
Silsilah Hadits ash Shahihah).
Imam
Ibnul Qayyim telah mengingatkan kita bahwa (berlebihan) cinta dunia akan
membahayakan diri. Beliau berkata : Orang yang cinta dunia sebenarnya adalah
orang yang (paling) berat siksaannya.
Dia tersiksa dalam tiga daur kehidupan.
Di
dunia dia akan tersiksa ketika bersusah payah mengumpulkan harta dunia. Di alam
barzakh dia tersiksa karena ditinggal harta bendanya. Dia sangat menyesali hal
ini. Kondisinya di alam kubur tidak mungkin lagi berkumpul dengan harta
kesayangannnya seperti dahulu ketika berada di dunia. Di alam kubur dia tidak
memiliki benda yang bisa dijadikan sebagai pengganti dari benda kecintaannya
itu.
Kondisi
semacam ini termasuk bentuk siksaan (terberat) di alam kubur, sebab roh si
mayit merasa sangat sedih, merugi dan gundah sedangkan cacing tanah dan hewan lainnya
di dalam tanah tengah menggerogoti jasadnya. (Kumpulan Tulisan Ibnul Qayyim,
Bab Akhlak).
Walllahu
A'lam. (3.203)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar