DAKWAH TAUHID PALING
UTAMA UNTUK DIKEDEPANKAN
Disusun oleh : Azwir B. Chaniago
Inti pokok dari DAKWAH DALAM SYARIAT ISLAM adalah
dakwah tauhid yaitu meng-Esakan Allah Ta'ala. Sunguh, tauhid adalah dakwah
(paling utama) dan merupakan dakwah paling dikedepankan oleh para Nabi dan Rasul semenjak dahulu.
Diantaranya sebagaimana firman Allah :
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أَمَّةٍ
رَّسُولاً أَنِ اعْبُدُوا اللهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ
Dan sungguh Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu. (Q.S an Nahl 36).
Begitu pula Rasulullah Shalallahu ‘alaihi Wasallam Beliau tinggal di Mekah selama tiga belas tahun setelah diutus menjadi rasul, menyeru kepada manusia untuk memperbaiki aqidah dengan menyembah Allah semata dan meninggalkan peribadatan kepada berhala. Seruan ini beliau lakukan sebelum memerintahkan mereka untuk sholat, zakat, puasa, haji, dan meninggalkan kemaksiatan seperti riba, zina, meminum khamer, dan perjudian.
Dalam satu riwayat disebutkan bahwa pada tahun ke 10 H, ketika Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam menyuruh Muadz bin Jabbal berdakwah ke Yaman untuk mengutamakan dan mendahulukan DAKWAH TAUHID, sebelum perkara lainnya.
Beliau bersabda : Sesungguhnya kamu akan mendatangi suatu kaum dari Ahli Kitab, maka ajaklah mereka kepada persaksian bahwa tidak ada tuhan (yang berhak disembah) selain Allah –dalam riwayat lain: kepada tauhidullah-. Jika mereka mentaatimu untuk hal tersebut, maka beritahukanlah kepada mereka bahwa Allah telah mewajibkan kepada mereka shalat lima waktu setiap siang dan malam.
Jika mereka mentaatimu untuk hal tersebut maka beritahukanlah kepada mereka bahwa Allah telah mewajibkan kepada mereka zakat yang diambil dari orang kaya mereka lalu dibagikan kepada orang-orang fakir di antara mereka. Jika mereka mentaatimu untuk hal tersebut maka kamu jauhilah harta mulia mereka. Takutlah kamu terhadap doa orang yang terzhalimi, karena tidak ada penghalang antara dia dan Allah. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim)
Sungguh, mengajak kepada tauhid atau meng-Esakan Allah Ta'ala bermakna mengajak kepada derajat keimanan yang paling tinggi. Rasulullah Salallahu alaihi Wasallam bersabda :
لْإِيمَانُ بِضْعٌ
وَسَبْعُونَ، أَوْ بِضْعٌ وَسِتُّونَ شُعْبَةً، فَأَفْضَلُهَا قَوْلُ : لَا إِلَهَ
إِلَّا اللَّهُ، وَأَدْنَاهَا إِمَاطَةُ الْأَذَى عَنِ الطَّرِيقِ، وَالْحَيَاءُ
شُعْبَةٌ مِنَ الْإِيمَانِ
Iman memiliki lebih dari 70 atau 60 cabang. Cabang
yang paling tinggi adalah perkataan Laa ilaaha ilallah dan yang paling rendah
adalah menyingkirkan duri (gangguan) dari jalan. Dan malu adalah salah satu
cabang iman. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim, dari Abu Hurairah).
Perhatikanlah
saudaraku bahwa dalam mewujudkan rukun Islam yang lima maka yang paling pertama
dilakukan adalah mengucapkan dua kalimat syahadat. Setelah itu baru kewajiban
shalat, puasa, zakat dan haji. Nah, ketika salah satu rukun Islam seperti shalat seseorang batal, maka tidak serta
merta membatalkan puasanya. Begitu juga tidak
membatalkan rukun Islam yang lainnya seperti zakat dan hajinya.
Tetapi ketahuilah, ketika syahadat seseorang batal maka rukun Islam yang lainnya menjadi batal, karena syahadat adalah TERKAIT LANGSUNG DENGAN AQIDAH. Perkara ini menunjukkan betapa pentingnya aqidah dan MENGEDEPANKAN BERDAKWAH DENGAN PERKARA AQIDAH YAITU TAUHID, MENG-ESAKAN ALLAH TA'ALA.
Wallahu A'lam. (3.190).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar