SYARIAT ISLAM
ITU MUDAH KALAU DISELISIHI JADI SULIT
Disusun oleh : Azwir
B.Chaniago
Orang orang beriman
wajib meyakini bahwa sungguh syariat Islam itu mudah. Sungguh Allah Ta'ala
tidak mensyariatkan kepada manusia sesuatu yang dipandang sulit. Allah Ta'ala
berfirman :
يُرِيدُ
ٱللَّهُ بِكُمُ ٱلْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ ٱلْعُسْرَ
… Allah menghendaki
kemudahan bagimu dan tidak menghindari kesukaran bagimu … (Q.S al Baqarah 185)
Allah Ta'ala berfirman
:
وَمَا جَعَلَ
عَلَيْكُمْ فِى ٱلدِّينِ مِنْ حَرَجٍ ۚ
… dan Dia sekali kali
tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (Q.S al Hajj 78).
Allah Ta'ala berfirman :
مَا يُرِيدُ ٱللَّهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُم مِّنْ حَرَجٍ
وَلَٰكِن يُرِيدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهُۥ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ
تَشْكُرُونَ
Allah tidak hendak menyulitkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagi kamu, supaya kamu bersyukur (Q.S. al Maa-idah 6).
Maksud ayat ini adalah Allah memberikan kemudahan, tidak memberikan kesulitan. Dan agar kalian bersyukur terhadap nikmat-nikmat yang diberikan Allah atas apa apa yang telah disyariatkan berupa kelonggaran, kelembutan, rakhmat, keindahan dan kelapangan (Tafsir Ibnu Katsir).
Sungguh Rasulullah Salallahu ‘alaihi wassalam menjelaskan tentang kemudahan Islam, dalam sabda beliau dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu :
إِنَّ الدِّينَ يُسْرٌ
، وَلَنْ يُشَادَّ الدِّينَ أَحَدٌ إِلاَّ غَلَبَهُ ، فَسَدِّدُوا وَقَارِبُوا
وَأَبْشِرُوا ، وَاسْتَعِينُوا بِالْغَدْوَةِ وَالرَّوْحَةِ وَشَىْءٍ مِنَ
الدُّلْجَةِ
Sesungguhnya agama itu mudah. Dan selamanya agama tidak
akan memberatkan seseorang melainkan memudahkannya. Karena itu, luruskanlah,
dekatilah, dan berilah kabar gembira !. Minta tolonglah kalian di waktu
pagi-pagi sekali, siang hari di kala waktu istirahat dan di awal malam. (H.R
Imam Bukhari dan Imam Muslim)
Selain itu ketahuilah bahwa Rasulullah Salallahu 'alaihi
Wasallam juga menjelaskan dalam sabda beliau :
ما خُيِّر رسول الله صلى الله عليه وسلم بين أمرين إلَّا أخذ
أيسرهما، ما لم يكن إثمًا
فإن كان إثمًا كان أبعد النَّاس
منه،
Tidaklah Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam
diberi dua pilihan kecuali beliau memilih yang mudah diantara keduanya, selama
itu bukan dosa. Adapun jika itu dosa maka beliau adalah orang yang paling jauh
darinya … (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim, dari Aisyah).
Syaikh Abdul Aziz bin Fathi as Sayyid Nada berkata : Maknanya, bahwasanya seluruh perkara di
dalam syariat adalah mudah, SEDANGKAN PERKARA YANG MENYELISIHINYA PASTI SULIT.
Tidak mungkin syariat dan lawannya mudah pada saat yang sama. MAKA APABILA
SUNNAH ITU MUDAH BERARTI YANG MENYELISIHINYA PASTI SULIT. Sebab, sekiranya itu
mudah tentulah Nabi Salallahu 'alaihi Wasallam telah memilihnya.
BARANGSIAPA YANG MENYELISIHI SUNNAH
SESUNGGUHNYA IA TELAH MEMPERSEMPIT DAN MEMPERSULIT DIRINYA SENDIRI meskipun ia
beranggpan sebaliknya atau berkeyakinan telah memilih yang mudah. Pada
hakikatnya, itu merupakan persangkaan yang keliru.
Dengan demikian, agama ini berhak disifati
dengan kemudahan seluruhnya sebagaimana Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam
bersabda :
إِنَّ هذا الدِيْنَ يُسْرٌ
Sesungguhnya agama ini mudah. (H.R Imam
Bukhari, dari Abu Hurairah).
Syaikh juga berkata : Adapun keyakinan (sebagian
manusia) bahwa sesuatu dari agama ini sulit atau keyakinan bahwa Allah Ta'ala
telah memperslit hamba hamba-Nya maka HAL INI TERMASUK ADAB YANG (SANGAT)
KEPADA ALLAH dan prasangka kepada Allah Ta'ala dengan prasangka Jahiliyah.
(Ensiklopedi Adab Islam).
Jadi agama ini mudah tetapi ketika seseorang
menyelisihi ajarannya maka akan mendatangkan kesulitan meskipun dianggap seolah
olah mudah. Diantara contohnya adalah bahwa Rasulullah Salallahu 'alaihi
Wasallam menjelaskan perayaan atau hari raya atau hari yang dirayakan dalam
syariat hanya ada dua sebagaimana
disebutkan dalam hadits :
الْمَدِينَةَ وَلأَهْلِ الْمَدِينَةِ يَوْمَانِ
يَلْعَبُونَ فِيهِمَا فَقَالَ قَدِمْتُ عَلَيْكُمْ وَلَكُمْ يَوْمَانِ تَلْعَبُونَ
فِيهِمَا فَإِنَّ اللَّهَ قَدْ أَبْدَلَكُمْ يَوْمَيْنِ خَيْراً مِنْهُمَا يَوْمَ
الْفِطْرِ وَيَوْمَ النَّحْرِ
Ketika Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam datang ke Madinah, penduduk Madinah memiliki dua hari raya
untuk bersenang-senang dan bermain-main di masa jahiliyah. Maka beliau berkata
: Aku datang kepada kalian dan kalian mempunyai dua hari raya di masa Jahiliyah
yang kalian isi dengan bermain-main. Allah telah mengganti keduanya
dengan yang lebih baik bagi kalian, yaitu hari raya Idul Fithri dan Idul Adha
(hari Nahr). (H.R an Nasa’i dan Imam Ahmad).
Jadi hari raya atau hari yang
dirayakan dalam syariat Islam hanya dua yaitu Idul Fitri dan Idul Adha. Lalu, ketika
sebagian orang menyelisihi Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam dengan
mengadakan banyak sekali hari yang dirayakan maka tentu akan mendatangkan
kesulitan dan tambahan kesibukan.
Wallahu A'lam. (3.032)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar