HAMBA ALLAH
MESTI MENJAGA NIAT IKHLAS DALAM BELAJAR ILMU
Disusun oleh : Azwir
B. Chaniago
Sungguh ilmu terutama
sekali ilmu tentang syari'at SANGAT DIBUTUHKAN OLEH SETIAP HAMBA. Satu perkataan yang masyhur yang pernah disebutkan Imam Ahmad
bin Hambal tentang pentingnya ilmu
adalah : Kebutuhan manusia terhadap ilmu melebihi kebutuhannya terhadap makan
dan minum. Untuk makan dan minum manusia hanya butuh dua atau tiga kali saja
sehari. Tapi kebutuhan manusia terhadap ilmu adalah sebanyak tarikan nafasnya. (Madarijus Saalikin).
Bahkan belajar ilmu
adalah kewajiban bagi setiap muslim, sebagaimana diingatkan oleh Rasulullah
Salallahu 'alaihi Wasallam dalam sabda beliau :
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
Menuntut ilmu itu wajib atas
setiap muslim. (H.R Ibnu Majah, dishahihkan oleh Syaikh al Albani).
Diantara keutamaan belajar ilmu adalah akan memudahkan
jalan bagi seorang hamba menuju surga. Dari Abu Hurairah
radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda :
وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا
سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ
Siapa yang menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu,
maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga. (H.R Imam Muslim)
Bahkan Imam Ibnu Rajab al Hambali menyimpulkan bahwa :
Menuntut ilmu adalah jalan paling ringkas menuju surga. (Jami’ al ‘Ulum wa
Al-Hikam)
Ketahuilah bahwa sungguh, Allah Ta'ala mengajarkan doa untuk memohon tambahan ilmu sebagaimana firman-Nya :
وَقُل رَّبِّ
زِدْنِى عِلْمًا
Dan katakanlah : Yaa
Rabb-ku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan. (Q.S Thaha 114).
Selain itu, ketahuilah bahwa Rasulllah Salallahu 'alaihi Wasallam senantiasa membaca doa berikut ini dan kita pun berusaha pula melazimkan diri untuk membaca doa ini dalam rangkaian dzikir pagi setelah shalat shubuh.
اَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْماً نَافِعاً،
وَرِزْقاً طَيِّباً، وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً
Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rizki yang baik dan amal yang diterima. (HR. Ahmad, Ibnu Majah dan Ibnu as-Sunni)
Sungguh, kita merasa senang melihat banyaknya saudara saudara kita yang bersemangat belajar ilmu syar'i baik secara formal ataupun non formal menggunakan berbagai kesempatan termasuk di medsos. Saudaraku, satu PERKARA PALING UTAMA yang harus dijaga oleh seorang penuntut ilmu adalah TETAP MELURUSKAN NIAT DALAM BELAJAR atau dalam bahasa yang masyhur yaitu : TETAP DAN TERUS MENJAGA NIAT YANG IKHLAS KARENA ALLAH DALAM BELAJAR ILMU.
Ketahuilah bahwa
sungguh merugi hamba hamba Allah yang belajar ilmu tetapi TIDAK SUNGGUH SUNGGUH
MENJAGA KEIKHLASANNYA. Diantara kerugiannya adalah sebagaimana disebutkan dalam
dua hadits berikut ini :
(1) Rasulullah
Salallahu 'alaihi Wasalam bersabda :
مَنْ تَعَلَّمَ عِلْمًا مِمَّا
يُبْتَغَى بِهِ وَجْهُ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ لاَ يَتَعَلَّمُهُ إِلاَّ لِيُصِيبَ
بِهِ عَرَضًا مِنَ الدُّنْيَا لَمْ يَجِدْ عَرْفَ الْجَنَّةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Barangsiapa menuntut ilmu yang seharusnya diharapkan dengannya
wajah Allah ‘azza wa jalla, tetapi ia tidak menuntutnya kecuali untuk
mendapatkan sedikit dari kenikmatan dunia maka ia tidak akan mencium bau surga
pada hari kiamat. (H.R Imam Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah dan Ibnu Hibban,
dari Abu Hurairah).
Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin berkata : Jika
seseorang mempelajari ilmu yang merupakan bagian dari ilmu tentang al Qur
an dan as Sunnah, sedangkan orang tersebut bertujuan hanya untuk mendapatkan
kemegahan dunia maka dia tidak akan mencium wangi surga. Padahal wangi surga
bisa tercium dari jarak yang sangat jauh. (Syarah Riyadhis Shaalihin).
(2) Dalam potongan satu hadits yang cukup panjang,
Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam mengingatkan dalam sabda beliau : Dan seorang
laki laki yang mempelajari ilmu dan mengajarkannya. Dia membaca al Qur an.
Dia didatangkan, Allah menyebutkan nikmat nikmat-Nya kepadanya dan dia
mengakuinya.
Allah bertanya : Apa yang telah engkau lakukan dengan nikmat nikmat-Ku itu ?. Dia menjawab : Aku mempelajari ilmu dan mengajarkannya dan aku membaca al Qur an untuk-Mu. Allah berkata : Engkau dusta. Tetapi engkau mempelajari ilmu agar dikatakan seorang yang ‘alim, engkau membaca al Qur an agar dikatakan seorang qaari dan dahulu (di dunia) telah dikatakan. Lalu diperintahkan mengenai orang tersebut kemudian dia diseret di atas wajahnya sehingga dilemparkan ke dalam neraka. (H.R Imam Muslim).
Wallahu A'lam. (3.019).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar