DOA MEMILIKI
KEDUDUKAN TINGGI DALAM SYARIAT ISLAM
Disusun oleh : Azwir
B. Chaniago
Sungguh Allah Ta'ala
memerintahkan hamba hamba-Nya untuk berdoa memohon kepada-Nya. Allah Ta'ala
berfirman :
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ إِنَّ
الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ
Dan Rabb-mu berfirman : Berdoalah kepada-Ku niscaya
akan Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang orang yang sombong tidak mau
menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina. (Q.S al Ghafir
60).
Berdoa adalah salah
satu ibadah yang sangat tinggi nilainya di sisi Allah Ta'ala. Oleh karena itu berdoa
adalah termasuk ibadah yaitu sesuatu yang mendekatkan diri kepada Allah Ta'ala.
Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam bersabda :
إِنَّ الدُّعَاءُ هُوَ
العِبَادَةُ
Sesungguhnya doa adalah ibadah. (H.R Imam Ahmad dan yang selainnya).
Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam juga menjelaskan
keutamaan berdoa sebagaimana disebutkan dalam banyak sabda beliau, diantaranya
:
الدُّعَاءُ يَنْفَعُ مِمَّا نَزَلَ وَمِمَّا لَمْ يَنْزِلْ
فَعَلَيْكُمْ عِبَادَ الله بالدُّعَا
Doa itu bermanfaat untuk apa yang sudah terjadi
dan apa yang belum terjadi. Karena itu para hamba Allah, hendaklah kalian
banyak berdoa. (H.R at Tirmidzi dan al Hakim)
ليس شيءٌ أكرمَ على الله من الدعاء
Tidak
ada yang paling mulia di sisi Allah Ta'ala daripada doa. (H.R Imam Ahmad dan at
Tirmidzi dan al Hakim).
Sungguh ketika seorang
hamba berdoa maka dia menunjukkan bukti kelemahannya dan ketergantungannya
kepada Allah Ta'ala yaitu untuk meraih apa apa yang bermanfaat dan menolak apa
apa yang mendatangkan mudharat.
Ketahuilah bahwa satu hal penting diantara adab berdoa adalah JANGAN
PERNAH BOSAN ATAU JENUH DALAM BERDOA. Sungguh
rugi kalau seorang hamba tidak berdoa
terus menerus.
Perhatikanlah nasehat Imam Ibnul Qayyim
berikut ini. Beliau berkata : Salah satu kesalahan yang dapat
menghalangi terkabulnya doa adalah ketergesa gesaan seorang hamba. Ia
menganggap doanya lambat dikabulkan, lantas dia merasa jenuh dan
letih.
Ibarat seorang petani yang menanam
tanaman, kemudian ia menjaga dan menyiraminya. Namun karena terlalu lama
menunggu hasilnya, orang itu pun membiarkan dan mengabaikan tanaman tersebut.
(Kitab Ad Daa’ wa ad Dawaa’)
Wallahu A'lam. (3.034)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar