DUA AKHLAK UTAMA
PENUNTUT ILMU
Disusun oleh : Azwir
B. Chaniago
Sungguh belajar ilmu
adalah perbuatan yang sangat terpuji bahkan diwajibkan dalam syariat Islam.
Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam bersabda :
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
Disebutkan pula dalam
sabda Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam satu diantara keutamaan belajar
ilmu yaitu Allah mudahkan jalan menuju surga :
وَمَنْ
سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فيه عِلْمًا سَهَّلَ الله له بِهِ طَرِيقًا إلى
الْجَنَّةِ
Barangsiapa yang menempuh satu
jalan untuk mendapatkan ilmu, maka Allah memudahkan baginya jalan menuju surga.
(H.R Imam Muslim).
Para penuntut ilmu
sangatlah mendambakan agar ilmu yang dipelajari memberi manfaat terutama bagi dirinya. Untuk itu maka penuntut ilmu
hendaklah memiliki akhlak mulia yang sangat dianjurkan dalam syariat Islam. Dua
diantaranya adalah :
Pertama
: Selalu menjaga sifat tawadhu’
Tawadhu’ atau merendahkan hati, tidak sombong. Seseorang yang tawadhu' melihat dirinya memiliki nilai lebih dari orang lain. Ini adalah sikap yang selalu dijaga oleh seorang yang belajar ilmu dan juga ahli ilmu. Allah Ta'ala mengingatkan dalam firmanNya :
وَلَا تُصَعِّرْ خَدَّكَ
لِلنَّاسِ وَلَا تَمْشِ فِي الْأَرْضِ مَرَحًا ۖ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ
مُخْتَالٍ فَخُورٍ
Dan janganlah kamu memalingkan wajah dari manusia (karena sombong) dan janganlah berjalan dimuka bumi dengan angkuh. Sungguh Allah tidak menyukai orang orang yang sombong dan membanggakan diri. (Q.S Luqman 18).
Imam al Mawardi berkata : Adapun yang wajib bagi para (penuntut ilmu) dan ahli ilmu adalah berhias dengan akhlak yang pantas baginya. Diantaranya adalah sifat tawadhu’ dan menjauhi sifat ujub. (Adabud Dun-ya wad Din).
Imam an
Nawawi mengingatkan tentang tawadhu' bagi penuntut ilmu : Janganlah seseorang
merasa enggan untuk belajar dari orang
lain yang lebih rendah darinya dalam hal usia, nasab, ketenaran, ilmu agama
atau ilmu yang lainnya.
Bahkan
hendaknya dia semangat untuk mengambil faedah yang ada pada orang lain meskipun
orang lain itu berada di bawahnya dalam semua perkara tadi. (Al Majmu').
Kedua : Zuhud dalam perkara dunia.
Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah : Zuhud adalah meninggalkan apa yang tidak bermanfaat untuk akhirat.
Imam Ibnu Jamaah al Kinani berkata : Hendaknya (penuntut ilmu) dan orang yang berilmu berakhlak dengan perangai kezuhudan dalam perkara dunia. Mengambil sedikit dari dunia sesuai kemampuan yang tidak membahayakan dirinya karena apa yang dia ambil sedikit dari perkara dunia dengan qanaah bukanlah termasuk tanda mencintai dunia.
Imam al Mawardi berkata : Diantara ahklak (penuntut ilmu) dan ahli ilmu adalah hendaknya dia membersihkan dirinya dari syubhat dalam mata pencarian. Hendaknya dia qanaah dengan apa yang mudah baginya dalam mencari rezki tidak rakus dengan keinginan. Sebab terjatuh ke dalam syubhat mata pencarian adalah sebuah dosa dan rakus dengan keinginan adalah kehinaan. (Adab Dun-ya wad Din).
Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A'lam. (3.031)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar