HAMBA HAMBA ALLAH TAK MENGANGGAP DIRINYA SUCI
Disusun oleh : Azwir B. Chaniago
Hamba hamba Allah memahami betul bahwa dirinya banyak dosa sementara itu merasa pula bahwa amal ibadahnya masih sedikit. Jadi tak mau menganggap dirinya suci. Dan sungguh Allah Ta’ala melarang hamba hamba-Nya mengatakan dirinya suci, sebagaimana firman-Nya :
فَلَا تُزَكُّوا أَنْفُسَكُمْ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنِ اتَّقَى
Maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa. (Q.S an Najm 32).
Syaikh as Sa’di berkata : “Maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci” artinya, kalian menceritakan kesucian kalian kepada orang orang dengan maksud memuji diri kalian dihadapan mereka. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam juga melarang umatnya merasa dirinya suci. Beliau bersabda :
لاَ تُزَكُّوا أَنْفُسَكُمُ اللَّهُ أَعْلَمُ بِأَهْلِ الْبِرِّ مِنْكُمْ
Janganlah kalian merasa diri kalian suci, Allah lebih tahu akan orang-orang yang berbuat baik diantara kalian. (H R Imam Muslim).
Nah, ketika seseorang menganggap dirinya suci, sudah baik tak ada cela maka tidak berusaha lagi melihat kekurangan sendiri sehingga lalai untuk melakukan muhasabah.
Yang lebih berbahaya lagi adalah menghabiskan waktu untuk memperhatikan kekurangan orang lain dan hampir tidak pernah melihat kekurangan diri sendiri. Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam mengingatkan dalam sabda beliau :
يُبْصِرُ أَحَدُكُمْ القَذَاة فِي أَعْيُنِ أَخِيْهِ، وَيَنْسَى الجَذَل- أو الجَذَع – فِي عَيْنِ نَفْسِهِ
Salah seorang dari kalian dapat melihat kotoran kecil di mata saudaranya tetapi dia lupa akan kayu besar yang ada di matanya. (H.R Imam Bukhari, dari Abu Hurairah).
Imam Fudhail bin Iyadh memberi nasehat kepada dirinya : Wahai si fakir (maksudnya dirinya sendiri), (1) Engkau sering berbuat keburukan sementara engkau menganggap dirimu orang baik. (2) Engkau jahil sementara engkau menganggap berilmu. (3) Engkau bodoh sementara engkau menganggap dirimu pintar. (4) Ajalmu tinggal sebentar sedangkan angan anganmu sangatlah panjang.
Imam ad Dzahabi mengomentari : Demi Allah, beliau (Fudhail) benar. (Lalu adz Dzahabi menambahkan) : (1) Engkau zhalim tapi merasa dizhalimi. (2) Engkau makan yang haram sementara engkau merasa orang yang wara’ (3) Engkau fasik tapi merasa sebagai orang yang adil. (4) Engkau menuntut ilmu karena dunia tapi engkau beranggapan dirimu menuntut ilmu karena Allah Ta’ala. (Tahdzi as Siyar).
Oleh karena itu hamba hamba tetap dalam posisi tak menganggap dirinya suci karena jelas akan mendatangkan kerugian besar di dunia dan di akhirat kelak. Wallahu A’lam. (2.360).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar