BIASAKAN DIRI MENILAI IBADAH YANG TELAH
DILAKUKAN
Disusun oleh : Azwir B. Chaniago
Sungguh manusia diciptakan untuk menyembah,
mengabdi dan beribadah kepada Allah Ta’ala. Allah Ta’ala berfirman :
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ
إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
Aku tidak menciptakan jin dan manusia
melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku. (Q.S adz Dzaariyat 56)
Ketahuilah bahwa KITA WAJIB beribadah kepada
Allah Ta'ala CARA YANG DIINGINKAN-NYA, DENGAN
CARA YANG DIRIDHAI-NYA DAN DENGAN CARA YANG DIAJARKAN-NYA MELALUI RASUL-NYA. Jadi
bukan dengan cara yang dibuat buat atau diada adakan oleh sebagaian
manusia yang barangkali ada pula kita ikuti.
Ketahuilah bahwa para ulama tak berbeda
pendapat bahwa syarat diterimanya ibadah ada dua :
(1) Ibadah yang dilakukan ikhlas karena Allah
Ta’ala.
(2) Ittiba’ yaitu beribadah sebagaimana yang
diajarkan Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam.
Sungguh Allah Subhanahu wa Ta’ala telah
mengingatkan tentang kewajiban setiap hamba untuk beribadah dengan lebih baik,
sebagaimana firman-Nya :
الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ
لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا ۚ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ
Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia
menguji kamu, siapa diantara kamu YANG LEBIH BAIK AMALNYA. Dan Dia
Mahaperkasa lagi Maha Pengampun (Q.S. al Mulk 2).
Imam Fudhail bin Iyadh mengatakan
bahwa yang lebih baik amalnya maksudnya
adalah yang paling ikhlas dan yang paling benar amalnya. Selanjutnya beliau
berkata yang paling ikhlas dan paling benar yakni :
Sesungguhnya amalan apabila ikhlas tapi tidak benar maka tidak diterima,
demikian juga apabila benar tetapi tidak ikhlas maka tidak pula diterima.
Orang yang ikhlas ibadahnya adalah yang
beramal semata-mata karena Allah sedangkan yang benar adalah orang yang
mencontoh Rasulullah dalam beramal. (Kitab Madaarijus Salikin)
Sungguh, ketika seorang hamba banyak beribadah
atau melakukan amal shalih tentu baik sekali tetapi jangan lupa TENTANG
KUALITASNYA. Kalau kualitas ibadah kita buruk bisa jadi tak bernilai di sisi
Allah Ta’ala. Allah Ta’ala telah mengingatkan dalam firman-Nya :
وَقَدِمْنَا إِلَىٰ مَا عَمِلُوا مِنْ عَمَلٍ
فَجَعَلْنَاهُ هَبَاءً مَنْثُورًا
Dan Kami akan perlihatkan segala amal yang mereka kerjakan (dahulu di dunia) lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang beterbangan. (Q.S al Furqan 23)
Dan Kami akan perlihatkan segala amal yang mereka kerjakan (dahulu di dunia) lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang beterbangan. (Q.S al Furqan 23)
Syaikh as Sa’di
berkata : “Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang beterbangan” Maksudnya
: (Amal itu) BATAL LAGI SIRNA. Mereka telah merugi dan tidak mendapatkan pahalanya
(bahkan) mereka (bisa jadi) disiksa
karenanya. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).
Nah, ketika amal
kita batal lagi sirna lalu apa modal atau bekal
kita kembali ke negeri akhirat. Sungguh Allah Ta’ala telah
mengingatkan bahwa bekal kita untuk kembali DENGAN SELAMAT ke negeri
akhirat adalah AMAL SHALIH YANG DILANDASI IMAN atau IMAN YANG MEMBUAHKAN AMAL
SHALIH. Allah
Ta’ala berfirman :
وَبَشِّرِ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا
الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ ۖ
Dan sampaikanlah
kabar gembira kepada orang orang yang beriman dan beramal shalih bahwa untuk
mereka (disediakan) surga surga yang mengalir dibawahnya sungai sungai. (Q.S al Baqarah 25).
Syaikh as Sa’di
berkata : Dalam ayat ini disebutkan beberapa unsur : (1) Pemberi kabar gembira.
(2) Penerima kabar gembira (3) Hal yang menjadi kabar gembira serta sebab yang
menyampaikan kepadanya.
Maka pemberi
kabar gembira adalah Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam ataupun umatnya yang berada pada posisinya.
Penerima kabar gembira adalah ORANG ORANG BERIMAN YANG BERAMAL SHALIH,
sedangkan hal yang menjadi kabar gembira itu adalah surga surga yang telah
dijelaskan sifat sifatnya. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).
Allah Ta’ala
berfirman :
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَهُمْ جَنَّاتٌ
تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ ۚ ذَٰلِكَ الْفَوْزُ الْكَبِيرُ
Sungguh orang
orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih mereka akan mendapat surga yang
mengalir di bawahnya sungai sungai. Itulah kemenangan yang agung. (Q.S al Buruj
11).
Allah Ta’ala
berfirman :
فَأَمَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا
الصَّالِحَاتِ فَيُدْخِلُهُمْ رَبُّهُمْ فِي رَحْمَتِهِ ۚ ذَٰلِكَ هُوَ الْفَوْزُ
الْمُبِينُ
Maka adapun ORANG ORANG YANG BERIMAN DAN MENGERJAKAN AMAL SHALIH maka Rabb mereka akan memasukkan mereka ke dalam rahmat-Nya (surga-Nya). Demikian itulah kemenangan yang nyata. (Q.S al Jaasiyah 30)
Maka adapun ORANG ORANG YANG BERIMAN DAN MENGERJAKAN AMAL SHALIH maka Rabb mereka akan memasukkan mereka ke dalam rahmat-Nya (surga-Nya). Demikian itulah kemenangan yang nyata. (Q.S al Jaasiyah 30)
Oleh karena itu sangatlah baik jika kita
membiasakan diri melakukan muhasabah atau menilai kembali ibadah ibadah kita
apakah sudah sesuai DENGAN YANG DISYARIATKAN. Dengan demikian maka ibadah kita
bernilai di sisi Allah Ta’ala. Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua.
Wallahu A’lam. (1.888)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar