UCAPAN BISA MENGANTARKAN KE SURGA ATAU
MELEMPARKAN KE NERAKA
Disusun oleh : Azwir B. Chaniago
Sungguh kemampuan berbicara adalah salah
nikmat yang besar diantara nikmat nikmat yang Allah Ta’ala berikan kepada
manusia. Bahwa ketika mendapat nikmat maka kewajiban kita adalah menggunakan untuk
sesuatu yang mendatangkan ridha-Nya. Hati hatilah jangan sekali kali
menggunakan lisan untuk keburukan.
Ingatlah bahwa semua yang kita ucapkan pasti
tercatat di sisi Allah Ta’ala yaitu sebagaimana firman-Nya :
مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيد إِذْ يَتَلَقَّى الْمُتَلَقِّيَانِ عَنِ الْيَمِينِ وَعَنِ الشِّمَالِ قَعِيدٌ
(Ingatlah) ketika dua malaikat mencatat
(perbuatannya) yang satu duduk disebelah kanan dan yang lain disebelah kiri.
Tidak ada satu kata yang diucapkannya melainkan ada di sisinya malaikat
pengawas yang selalu siap (mencatat). Q.S Qaf 17-18.
Sungguh semua yang kita ucapkan dan kita perbuat
pasti akan ditanya kelak. Allah Ta’ala berfirman :
وَلا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ
عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ
مَسْئُولا
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu
tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan
dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. (Q.S. al Isra
36).
Ibnu Katsir menjelaskan makna ayat di atas
adalah sebagai larangan untuk berkata-kata tanpa ilmu. (Tafsir Ibnu Katsir).
Oleh karena itu nikmat berbicara haruslah
digunakan untuk sesuatu yang baik dan memberi manfaat bagi diri sendiri dan
bermanfaat bagi orang lain. Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam telah
mengingatkan dalam sabda beliau :
وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ
وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَليَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ
Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari
akhir maka katakanlah perkataan yang baik atau jika tidak maka
diamlah.”(Muttafaqun ‘alaihi)
Imam asy Syafi’i menjelaskan makna hadits di
atas, yaitu : Jika engkau hendak berkata maka berfikirlah terlebih dahulu, jika
yang nampak adalah kebaikan maka ucapkanlah perkataan tersebut, namun jika yang
nampak adalah keburukan atau bahkan engkau ragu-ragu maka tahanlah dirimu
(jangan mengucapkan perkataan tersebut). Arba’in an Nawawiyyah.
Selain itu, ketahuilah para sahabat juga
memberi nasehat tentang menjaga lisan :
(1) Umar bin Khaththab berkata : Semoga Allah
merakhmati orang yang menahan diri dari banyak berbicara dan lebih mengutamakan
banyak beramal. (Uyun al Akhbar, Ibnu Taimiyah).
(2) Ibnu Mas’ud berkata : Jauhilah oleh kalian
sikap berlebihan dalam berbicara. Cukuplah bagi seseorang untuk berbicara
seperlunya” (Jami’ul Ulum wal Hikam)
Sungguh sangat penting kita pahami bahwa
UCAPAN BISA MENGANTARKAN KE SURGA DAN BISA JADI PULA MELEMPARKAN SESEORANG KE
NERAKA.
Oleh karena itu BERSUNGGUH SUNGGUHLAH menjaga
lisan dari perkataan perkataan yang buruk. Jangan berbicara sembarangan. Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam telah menggingatkan dalam sabda beliau yang diriwayatkan dari Abu
Hurairah berikut ini :
إن العبد ليتكلم بالكلمة من رضوان الله
, لا يلقي لها بالا , يرفعه الله بها درجات , و إن العبد ليتكلم بالكلمة من سخط
الله , لا يلقي لها بالا يهوي بها في جهنم
Sungguh seorang hamba mengucapkan satu kalimat
yang mendatangkan keridhaan Allah, namun dia menganggapnya ringan, karena sebab
perkataan tersebut Allah meninggikan derajatnya.
Dan sungguh seorang hamba
mengucapkan satu kalimat yang mendatangkan kemurkaan Allah, namun dia
menganggapnya ringan, dan TERSEBAB PERKATAAN TERSEBUT DIA DILEMPARKAN KE DALAM
API NERAKA. (H.R Imam Bukhari dan Imam
Muslim).
Wallahu A’lam. (1.890)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar