HATI YANG SAKIT APA PENYEBABNYA
Oleh : Azwir B. Chaniago
Dalam Kitab Mawaaridul Amman, Imam Ibnul
Qayyim menyebutkan tiga keadaan hati manusia, yaitu hati yang sehat, hati yang
sakit dan hati yang mati.
Pertama
: Hati yang sehat adalah hati yang selamat dari setiap syahwat yang
menyelisihi perintah Allah dan larangan-Nya.
Kedua :
Hati yang sakit adalah yang padanya ada kehidupan sekali gus terdapat penyakit.
Terkadang sadar untuk berbuat taat terkadang lalai.
Ketiga :
Hati yang mati adalah hati yang tidak ada lagi kehidupan padanya dan tidak
mengenal Allah Ta’ala.
Tentang hati yang sakit Imam Ibnul Qayyim berkata
: Hati yang sakit adalah hati yang HIDUP
TAPI CACAT. Ia memiliki dua materi yang saling tarik menarik. Ketika ia
memenangkan pertarungan itu maka di dalamnya terdapat kecintaan kepada Allah,
keimanan, keikhlasan dan tawakkal kepada-Nya, itulah materi kehidupan.
Padanya (masih) ada kekuatan untuk mencintai
dan mengutamakan syahwat, serta masih berkeinginan kuat dalam hasad (dengki),
sombong, ujub, cinta kedudukan dan berbuat kerusakan di muka bumi,, itulah
materi yang menghancurkan dan membinasakannya.
Jadi ternyata bahwa hati manusia sebagaimana fisik atau tubuh juga
bisa sakit. Bahkan bisa jadi hati yang sakit lebih berbahaya dari fisik yang sakit. Lihatlah kenyataan bahwa
manusia terkadang tak mengetahui bahwa mereka memilki penyakit hati.
Perhatikanlah, ketika seseorang merasa
badannya tak enak karena batuk dan pilek, bersin bersin, dia bersegera meminum
obat bahkan bersegera ke dokter. Lalu ketika dia didatangi penyakit hati
seperti suka hasad, ghibah, ujub bahkan sombong maka dia tak merasa ada sakit
apa apa sehingga tak ada upaya untuk mengobatinya.
Lalu apa penyebab hati yang sakit ?.
Diantaranya adalah :
Pertama : Perbuatan maksiat.
Perbuatan maksiat akan membekas di hati dan
membuatnya sakit. Jika seseorang berbuat maksiat maka akan digoreskan titik
hitam di hatinya. Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda :
عن أبي هريرة عن
رسول الله صلى الله عليه وسلم قال إن العبد إذا أخطأ خطيئة نكتت في قلبه نكتة سوداء فإذا هو نزع واستغفر
وتاب سقل قلبه وإن عاد زيد فيها حتى تعلو قلبه وهو الران الذي ذكر الله كلا
بل ران على قلوبهم ما كانوا يكسبون
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhudari
Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda : sesungguhnya seorang
hamba, ketika berbuat dosa, ada titik hitam di hatinya. Ketika dia meninggalkan
dosanya, memohon ampun dan bertobat, hatinya kembali bersih. Dan jika dia
kembali (berbuat dosa), titik hitam terus bertambah di hatinya sampai
menggunung, dan itulah yang menyelubungi hati (dari cahaya) seperti yang Allah
firmankan : Sama sekali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan
itu menutupi hati mereka. (H.R at Tirmidzi).
Kedua : Tak menjaga pandangan.
Ketika seseorang terbiasa melihat yang
diharamkan Allah Ta’ala maka akan mendatangkan banyak keburukan.
Diantaranya berpengaruh kuat terhadap
hatinya. Oleh karena itu Allah Ta’ala mengingatkan dalam firman-Nya :
قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا
فُرُوجَهُمْ ۚ ذَٰلِكَ أَزْكَىٰ لَهُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ
Katakanlah kepada laki laki yang beriman agar
mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya. Yang demikian itu
lebih suci bagi mereka. Sungguh Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat. (Q.S
an Nuur 30).
Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua.
Wallahu A’lam. (1.808).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar