BANYAK BERISTIGHFAR ADALAH KEBIASAAN PARA NABI
Oleh : Azwir B. Chaniago
Memohon ampun kepada Allah, setiap saat,
adalah sesuatu yang utama dan sangat penting bahkan wajib dilakukan oleh setiap
hamba. Memohon ampun, utamanya adalah bagi orang orang beriman yang terlanjur
dosa dan maksiat. Namun demikian, hakikatnya memohon ampun haruslah dilakukan disetiap saat, apakah
setelah berbuat dosa atau bukan.
Bahkan setelah beribadah seperti setelah
melakukan shalat yaitu setelah salam kita sangat dianjurkan membaca istighfar
atau permohonan ampun satu kali ?. Bukan tapi tiga kali.
Ketahuilah bahwa para Nabi dan Rasul
banyak memohon ampun kepada Allah Ta’al.
Perhatikanlah, sebagian permohonan ampun Nabi dan Rasul disebutkan Allah Ta’ala
dalam al Qur anul Karim, Diantaranya :
Pertama : Permohonan ampun Nabi Nuh.
رَبِّ اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ
وَلِمَنْ دَخَلَ بَيْتِيَ مُؤْمِنًا وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَلَا
تَزِدِ الظَّالِمِينَ إِلَّا تَبَارًا
Ya Rabb-ku, AMPUNILAH AKU, ibu bapak-ku dan siapa pun yang memasuki
rumah-ku dengan beriman dan semua orang yang beriman laki laki dan perempuan.
Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang orang zhalim itu selain kehancuran. (Q.S
Nuh 28)
قَالَ رَبِّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ
أَسْأَلَكَ مَا لَيْسَ لِي بِهِ عِلْمٌ ۖ وَإِلَّا تَغْفِرْ لِي وَتَرْحَمْنِي
أَكُنْ مِنَ الْخَاسِرِينَ
Dia (Nuh) berkata : Ya Rabb-ku, sesungguhnya
aku berlindung kepada-Mu untuk memohon kepada-Mu sesuatu yang aku tidak
mengetahui (hakikatnya). Kalau Engkau
tidak MENGAMPUNI-KU dan (tidak) menaruh belas kasihan kepada-ku niscaya aku
termasuk orang orang yang merugi. (Q.S Hud 47).
Kedua : Permohonan ampun Nabi Ibrahim.
الَّذِي خَلَقَنِي فَهُوَ يَهْدِينِ
وَالَّذِي هُوَ يُطْعِمُنِي وَيَسْقِينِ
وَإِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِينِ
وَالَّذِي يُمِيتُنِي ثُمَّ يُحْيِينِ
وَالَّذِي أَطْمَعُ أَنْ يَغْفِرَ لِي
خَطِيئَتِي يَوْمَ الدِّينِ
(Yaitu) Yang telah menciptakan akum aka Dia
yang memberi petunjuk kepadaku. Dan Yang memberi makan dan minum kepada-ku. Dan
apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan aku. Dan Yang akan mematikan aku,
kemudian akan menghidupkan aku (kembali. Dan Yang sangat kuinginkan AKAN
MENGAMPUNI KESALAHANKU PADA HARI KIAMAT. (Q.S asy Syu’ara 78-82)
Ketiga : Permohonan ampun Nabi Musa.
قَالَ رَبِّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي
فَاغْفِرْ لِي فَغَفَرَ لَهُ ۚ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
Dia (Musa) berdoa : Ya Rabb-ku, sesungguhnya
aku telah menzhalimi diriku sendiri, maka AMPUNILAH AKU. Maka Dia (Allah)
mengampuninya. Sungguh Allah, Dia-lah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang. (Q.S
al Qashash 16)
قَالَ رَبِّ اغْفِرْ لِي وَلِأَخِي
وَأَدْخِلْنَا فِي رَحْمَتِكَ ۖ وَأَنْتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ
Dia (Musa) berdoa : Ya Rabb-ku, AMPUNILAH AKU
dan saudaraku dan masukkanlah kami ke dalam rhmat Engkau dan Engkau adalah Maha
Penyayang dari semua penyayang. (Q.S al A’raf 151)
فَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا ۖ
وَأَنْتَ خَيْرُ الْغَافِرِينَ
Maka AMPUNILAH KAMI dan berilah kami rahmat.
Engkaulah pemberi ampun yang terbaik. (Q.S al A’raf 155).
Selanjutnya, ketahuilah bahwa Nabi Muhammad Salallahu ‘alaihi Wasallam
setiap harinya memohon ampun tak kurang dari seratus kali. Diantaranya adalah sebagaimana diriwayatkan
dari Abu Hurairah radhiyallahu
'anhu, Rasulullah shallallau 'alaihi wa sallam bersabda :
وَاللهِ إِنِّيْ لأَسْتَغْفِرُ اللهَ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ فِي
الْيَوْمِ أَكْثَرُ مِنْ سَبْعِيْنَ مَرَّةً
Demi Allah ! Sesungguhnya aku minta ampun kepada Allah dan bertaubat
kepada-Nya dalam sehari lebih dari tujuh puluh kali. (H.R Imam Bukhari)
Dalam hadits
lain, beliau Shallallahu’alaihi
wasallam bersabda:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ تُوْبُوْا إِلَى اللهِ فَإِنِّيْ أَتُوْبُ فِي
الْيَوْمِ إِلَيْهِ مِائَةَ مَرَّةٍ
Wahai manusia! Bertaubatlah kepada Allah,
sesungguhnya aku bertaubat kepada-Nya seratus kali dalam sehari. (H.R Imam
Muslim).
Sungguh Rasulullah Salallahu ‘alaihi wasallam
telah diampuni dosanya yang telah lalu maupun yang akan datang. Diantara
dalilnya adalah :
(1)
Allah Ta’ala telah mengampuni semua dosa-dosa Nabi shallallau
'alaihi wa sallam yang lalu dan yang akan datang. Allah Ta’ala berfirman :
لِيَغْفِرَ لَكَ اللَّهُ مَا تَقَدَّمَ
مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ
Agar Allah memberikan ampunan kepadamu
(Muhammad) atas dosamu yang lalu dan
yang akan datang. (QS. Al-Fath: 2)
Tentang
ayat ini, Syaikh as Sa’di berkata : Dan inilah salah satu kehebatan dan
keutamaan Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam yaitu dosa dosa beliau yang
telah berlalu dan yang akan datang telah diampuni oleh Allah Ta’ala. (Tafsir
Taisir Karimir Rahman).
(2)
Diriwayatkan dari ‘Aisyah, dia berkata : Jika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam melakukan shalat, beliau berdiri hingga kedua telapak kaki beliau
merekah, lalu ‘Aisyah bertanya : Kenapa engkau melakukan semua ini, padahal
ALLAH SUBHANAHU WA TA’ALA TELAH MEMBERIKAN AMPUNAN BAGIMU ATAS DOSA DOSAMU YANG
TELAH LALU DAN YANG AKAN DATANG ?. Lalu beliau menjawab :
أَفَلاَ أَكُوْنُ عَبْدًا شَكُوْرًا.
Apakah tidak boleh jika aku
termasuk hamba yang bersyukur. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim).
Ibnu Bathal berkata : Para Nabi adalah manusia
yang paling bersungguh sungguh dalam beribadah karena pengetahuan yang Allah
Ta’ala karuniakan kepada mereka. Mereka selalu bersungguh sungguh dalam bersyukur kepada-Nya dan mengakui
kelengahannya dalam beribadah.
Maksudnya,
mereka para Nabi memohon ampun kepada Allah terhadap kelengahan mereka dalam
menunaikan hak Allah atau karena kesibukan mereka dalam urusan urusan yang
mubah seperti makan, minum atau memenuhi hak istri dan hal hal lainnya yang
menghalangi dirinya untuk sibuk mengingat Alah Ta’ala. Ada juga yang mengatakan
bahwa istighfar beliau merupakan sarana untuk menyampaikan syariat kepada
umatnya. Wallahu A’lam. (Syarah Hishnul Muslim).
Kalau demikian, bagaimana dengan
kita umat beliau yang memang sering berbuat dosa. Tentulah menjadi kewajiban
kita untuk memperbanyak permohonan ampun
dan bertaubat kepada Allah Ta’ala. Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua.
Wallahu A’lam. (1.593)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar