NASEHAT SYAIKH ABDURRAZAQ BIN ABDULMUHSIN TENTANG BIRRUL WALIDAIN
Oleh : Azwir
B.Chaniago
Sungguh berbakti atau berbuat baik kepada kedua
orang tua atau birrul walidain adalah
salah satu perkara yang sangat penting dan utama dalam syariat Islam.
Allah Ta’ala telah memerintahkan manusia untuk
berbuat baik kepada kedua orang tuanya sebagaimana firman-Nya :
وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا
عَلَىٰ وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ
إِلَيَّ الْمَصِيرُ
Dan kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang
tuanya. Ibunya yang telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah
tambah (lemahnya) dan menyapihnya selama dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan
kepada kedua orangtuamu. Hanya kepada-Ku engkau akan kembali. (Q.S Lukman 14).
Tentang
kewajiban berbuat baik kepada kedua orang tua, mari kita perhatikan
nasehat Syaikh Prof. Dr. Abdurrazzaq
bin Abdulmhuhsin al ‘Abbad, Guru Besar di Universitas Islam Madinah. Dalam
tausiah beliau di satu radio
dakwah , tanggal 21 Januari 2010, Syaikh menjelaskan maksud ayat 14 surat
Lukman tersebut, antara lain (dengan diringkas) sebagai berikut:
Dalam
ayat ini terdapat penunjukkan atau perintah yang tegas terhadap kewajiban
seorang anak untuk senantiasa berbakti kepada kedua orang tua. Ayat ini mengingatkan pula tentang
kebaikan dan pengorbanan yang telah dilakukan kedua orang tua, diantaranya
adalah :
Pertama : Terutama ibu yang telah mengandung dengan
lemah bertambah lemah. Ibu sudah sangat repot dengan mengandung anak selama
kurang lebih 9 bulan.
Kedua : Melahirkan anak yang membuatnya berada
dalam posisi kritis.
Sungguh ibu ibu yang sudah pernah
melahirkan tentu merasakan bagaimana kritisnya keadaan pada saat melahirkan.
Merasakan bagaimana sakitnya pada saat itu.
Ketiga : Setelah melahirkan, seorang ibu harus
menyusui dan menjaga diri dan makanan kita. Bahkan ibu kita sering terpaksa
memakan makanan yang dia tidak suka sama sekali demi untuk memperbanyak ASI
agar anaknya bisa kenyang dan sehat.
Keempat : Kedua orang tua sering begadang semalaman
untuk kita apalagi dikala kita sakit.
Selanjutnya
Syaikh mengingatkan apakah dengan kerepotan dan pengorbanan yang begitu banyak
pantaskah kita melupakan jasa orang tua kita. ORANG BERAKAL TIDAK PANTAS
MELUPAKANNYA. JIKA ADA YANG MELUPAKANNYA, (SUNGGUH) INI SUATU MUSIBAH. ORANG
YANG LALAI TERHADAP ORANG TUANYA BERATI DIA TELAH MELAKUKAN KEJAHATAN DAN DOSA
YANG BESAR.
Syaikh juga mengingatkan bahwa salah
satu hak Allah terhadap makhluknya adalah kewajiban makhluk untuk bersyukur
kepada-Nya, karena Allah telah memberikan banyak sekali nikmat kepada
makhluknya. Hak Allah untuk disyukuri ini digandengkan-Nya dengan hak orang tua untuk disyukuri pula
oleh anaknya. Ini menunjukkan ketegasan Allah kepada kita bahwa berbuat baik
kepada orang tua merupakan suatu perbuatan yang sangat agung.
Dalam ayat ini Allah mengingatkan kita
akan hari kiamat dan bahwa kita akan kembali kepada-Nya yaitu untuk dihisab dan
mempertanggung jawabkan apa yang telah diperbuat selama berada didunia. Diantara yang akan dihisab dan
dipertanggungjawabkan dihadapan Allah adalah bagaimana kita telah memenuhi
kewajiban untuk berbuat baik kepada kedua orang tua.
Syaikh
Abdur Razzaq, menjelaskan lebih lanjut tentang birrul walidain ini. Beliau
mengingatkan bahwa banyak orang yang bersikap sangat baik kepada orang lain
seperti teman-temannya, kolega sekantornya, Tapi bagaimana sikapnya terhadap kedua orang
tuanya ?.
Dalam
hal ini, kata Syaikh, coba bandingkan apa yang telah dikorbankan oleh orang
lain terhadap kita dan apa yang telah diberikan dan dikorbankan oleh kedua
orang tua terhadap kita. Oleh karena itu kita harus selalu mengingat-ingat
kebaikan dan pengorbanan orang tua kepada kita dan berusahalah melakukan
kebaikan terhadapnya.
Demikian
nasehat Syaikh Prof. Dr. Abdur Razzaq bin Abdul Muhsin al ‘Abbad tentang birrul
walidain. Insya Alah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (1.341)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar