WASPADA TERHADAP ISTIDRAJ
Oleh : Azwir B. Chaniago
Sering kita menyaksikan berapa
banyak manusia yang secara zhahir mendapat
rizki berupa harta yang banyak bahkan melimpah. Pangkat dan jabatannya
naik terus. Pada hal kita mengetahui
bahwa mereka jauh dari Allah Ta’ala.
Sering bahkan terus menerus melanggar perintah-Nya.
Jika keadaan ini terjadi maka
sangatlah penting bagi orang ini untuk
waspada, segera lakukan introspeksi diri. Jangan jangan ini adalah peringatan
dari Allah berupa istidraj.
Lalu,
apa itu istidraj. Istidraj secara bahasa diambil dari kata da-ra-ja yang
artinya naik dari satu tingkatan ke tingkatan selanjutnya. Secara istilah
istidraj dari Allah kepada hamba dipahami sebagai hukuman yang diulur
dan tidak diberikan langsung. Untuk sementara waktu Allah
membiarkan orang ini dan tidak disegerakan adzab baginya bahkan diberikan
kenikmatan dan kesenangan yang semu. Pada waktunya Allah akan menimpakan adzab
yang sangat berat.
Ada pula
yang mengatakan bahwa istidraj adalah semua perbuatan maksiat yang Allah balas untuk waktu tertentu
dengan nikmat, dan Allah membuat dia lupa untuk mengingat-Nya serta lupa
bertaubat dan beristighfar. Akibatnya dia semakin dekat dengan adzab,
selanjutnya Allah berikan hukuman yang
berat.
Tentang
istidraj ini, Rasulullah bersabda : “Apabila engkau melihat Allah memberikan
kenikmatan dunia kepada seorang hamba, sementara dia masih bergelimang dengan
maksiat, maka itu hakikatnya adalah istidraj dari Allah.” Kemudian beliau
membacakan surat al Qalam ayat
44. Allah berfirman : “Sanastadriju hum min haitsu laa ya’lamun” Nanti Kami akan menghukum mereka dengan
berangsur-angsur (ke arah kebinasaan) dari arah yang tidak mereka ketahui.
Dalam
sebuah hadits juga disebutkan bahwa Rasulullah bersabda : “Jika ada orang yang berbuat
dosa tetapi mendapat kesenangan dan tidak mendapat adzab dari Allah maka bisa
jadi itu adalah istidraj. Kesenangan tersebut hanyalah kesenangan sesaat di
dunia yang akan dibalas dengan adzab oleh
Allah baik segera di dunia atau di akhirat.” (H.R Imam Ahmad dan ath
Thabrani, dishahihkan oleh Syaikh al Albani)
Ali
bin Abi Thalib berkata : Wahai anak Adam
!. Ingat dan waspada lah bila engkau melihat
Rabbmu terus menerus melimpahkan nikmat atas dirimu sementara engkau terus-menerus
melakukan maksiat kepadaNya.
Ibnu
Athillah berkata : Hendaklah engkau takut jika engkau selalu mendapat karunia
berupa kenikmatan (dunia) dari Allah sementara itu engkau tetap dalam perbuatan
maksiat kepada-Nya. Jangan sampai karunia dan nikmat itu semata mata istidraj.
Oleh
karena itu waspadalah terhadap istidraj ini karena dibalik kebahagian yang
dinikmati telah menunggu murka dan adzab Allah Ta’ala karena telah diberi
kenikmatan yang banyak tapi tak mau patuh dan taat kepada-Nya.
Insya
Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (1.218)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar