KEMAKSIATAN ORANG BERTAUBAT
DIGANTI DENGAN KEBAIKAN
Oleh : Azwir B. Chaniago
Tak ada manusia yang tak memiliki dosa
dan kesalahan. Dalam sebuah hadits qudsi
yang diriwayatkan oleh Imam Muslim disebutkan bahwa manusia berbuat dosa siang
dan malam artinya terus dan sering berbuat dosa. Allah berfirman : “Ya ‘ibaadi, innakum tukhti-una bil laili
wan nahar” Wa ana aghfiru dzunuba jamii’a. Fastaghfiruni, aghfirlakum”. Wahai
hamba hambaku, sesungguhnya kalian berbuat dosa (kesalahan) siang dan malam. Dan
Aku Mahapengampun, semua dosa. Minta ampunlah kepadaKu, Aku akan ampuni
kalian.
Mereka yang berdosa niscaya akan mendapat balasan. Apalagi
jika dosa itu adalah dosa dosa besar seperti melakukan kesyirikan. Allah
berfirman : “(Yakni) akan dilipat gandakan adzab untuknya pada hari Kiamat
dan dia akan kekal dalam adzab itu, dalam keadaan terhina”. (Q.S al Furqan
69).
Allah berfirman : “Kecuali orang orang yang bertaubat
dan beriman dan mengejakan amal shalih, maka kejahatan mereka diganti Allah
dengan kebaikan. Allah Maha Pengampun. Maha Penyayang”. (Q.S al Furqan
70).
Syaikh as Sa’di berkata : “Maka kejahatan mereka diganti
Allah dengan kebaikan” maksudnya :
(1) Segala perbuatan dan perkataan mereka yang disiapkan
untuk amal keburukan akan diganti, yaitu diganti dengan kebaikan kebaikan. Maka
syirik mereka berubah menjadi iman, kemaksiatan mereka diganti menjadi ketaatan dan ;
(2) Kejahatan kejahatan
yang sama dan pernah mereka lakukan diganti (dengan kebaikan). Kemudian
ditumbuhkan bagi mereka satu taubat, inabat dan ketaatan untuk setap dosa dari
dosa dosa tersebut yaitu diganti dengan kebaikan kebaikan, sebagaimana tampak
dari zhahirnya ayat.
Dalam hal ini ada sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam
Muslim, tentang seorang laki laki yang dihisab oleh Allah karena sebagian dosa
dosanya. Lalu dihitung dihadapannya. Kemudian Allah mengganti untuk setiap dosa
dengan satu kebaikan. Lalu orang itu berkata : Ya Rabbi, sesungguhnya aku
mempunyai beberapa dosa lagi yang tidak aku lihat disini. Wallahu a’lam. (Tafsir
Taisir Karimir Rahman).
Dalam suatu riwayat disebutkan
bahwa Imam Fudhail bin ‘Iyadh berkata kepada seseorang : Berapa usiamu ?. Orang
itu menjawab enam puluh tahun. Kalau begitu sejak 60 tahun yang lalu engkau
berjalan menuju Rabbmu dan tidak lama lagi engkau akan sampai kepada-Nya. Orang
itu berkata : Innaa lillahi wa innaa
ilaihi raaji’uun.
Al Fudhail berkata, Tahukah engkau
makna ucapanmu tadi ? Maknanya adalah aku hamba Allah dan aku akan kembali
kepada-Nya. (1) Barangsiapa mengetahui bahwa ia hamba Allah dan ia akan kembali
kepada-Nya hendaklah ia mengetahui bahwa
dirinya akan dihisab (pada hari Kiamat). (2) Barangsiapa mengetahui dirinya
akan dihisab hendaklah dia mengetahui bahwa dirinya akan ditanya. (3)
Barangsiapa mengetahui dirinya akan ditanya hendaklah ia menyiapkan jawaban
pertanyaannya. Orang itu berkata : Bagaimana caranya ?. Al Fudhail berkata :
Sederhana sekali. Orang itu berkata : Apa itu ?.
Al Fudhail berkata : Engkau
memperbaiki (diri dengan) umur yang masih ada niscaya dosa dosamu yang telah
lalu diampuni. Karena jika engkau berbuat salah di sisa usia maka engkau
disiksa karena dosa dosa yang lalu dan dosa yang sekarang. (Hilyatul Auliya’).
Oleh karena seseorang yang selama
ini mungkin melalaikan perintah Allah dan
Rasul-Nya hendaklah segera bertaubat dengan sebenar benar taubat. Semoga Allah
Ta’ala mengganti keburukannya di masa lalu dengan kebaikan kebaikan sehingga
dia menjadi orang yang beruntung. Sungguh Allah Ta’ala Maha Pengampun dan Maha
Penyayang.
Insya Allah ada manfaatnya bagi
kita semua. Wallahu A’lam. (1.213).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar