BERLOMBA MEMBELANJAKAN HARTA DI JALAN ALLAH
Oleh : Azwir B. Chaniago
Harta dan perhiasan dunia memang menggiurkan bagi banyak
orang. Sungguh Allah Ta’ala telah berfirman : “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang
diingini, Yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta
yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang
ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi
Allah-lah tempat kembali yang baik (surga)”. (Q.S
Ali Imran 14).
Ketahuilah bahwa dunia hanyalah tempat singgah sementara
bukan akhir kehidupan. Akhir kehidupan manusia adalah negeri akhirat yang hanya
memiliki dua tempat yaitu tempat yang berbahagia atau tempat yang sengsara.
Surga atau neraka, tidak ada tempat yang lain.
Didalam Islam tidak ada larangan untuk memiliki harta yang
banyak. Yang tidak boleh adalah jika seseorang tertipu dengan hartanya sehingga lalai dalam
mengingat Allah. Tentang hal ini Allah Ta’ala telah mengingatkan dalam
firman-Nya : “Wahai orang
orang yang beriman !. Janganlah harta bendamu dan anak anakmu melalaikan kamu
dari mengingat Allah. Dan barangsiapa berbuat demikian maka mereka itulah orang
orang yang rugi”. (Q. al Munafiquun 9).
Syaikh
as Sa’di berkata : Allah Ta’ala memerintahkan hamba hamba-Nya yang beriman agar
banyak banyak mengingat-Nya. Didalam berdzikir itu terdapat keberuntungan, laba
dan kebaikan yang banyak. Allah melarang hamba hamba-Nya yang beriman agar
tidak dipersibuk oleh harta dan anak sehingga lalai untuk berdzikir kepada
Allah.
Selanjutnya
beliau berkata : Kebanyakan jiwa manusia itu terbentuk untuk mencintai harta
dan anak sehingga lebih dikedepankan daripada mengingat Allah dan itu akan
menimbulkan kerugian yang besar. (Tafsir Karimir Rahman)
Imam
asy-Syaukani berkata : Bahwa harta dan anak-anak yang melalaikan dari berdzikir
kepada Allah Ta’ala merupakan salah satu akhlak kaum munaafiqin. (Fathul
Qadir).
Sungguh harta dunia dibanding dengan keutamaan akhirat adalah
amat jauh dan sulit dibandingkan. Rasulullah bersabda : “Raka’atal
fajri khairum minad dun-ya wamaa fiih”. Dua rakaat shalat sunnah fajar
lebih baik dari pada dunia dan apa yang ada didalamnya. (H.R Imam Muslim).
Dunia
dan segala isinya yang dimaksud adalah seluruh harta dunia dan perhiasannya.
Jadi ternyata shalat sunnah Fajr yang cuma
dua rakaat telah mengalahkan semua harta dunia.
Kenapa
demikian ?. Yak arena harta dunia akan punah sedangkan pahala shalat sunnah dua
rakaat akan terus ada, tidak akan pernah punah dan dibawa mendampingi seorang hamba nanti di akhirat.
Ketahuilah
bahwa seharusnya orang yang beriman tidak akan pernah meletakkan harta dunia
dihatinya tapi meletakkan harta dunia hanya di tangannya saja. Dengan demikian
akan mudah baginya untuk membelanjakan hartanya pada jalan yang diridhai Allah
yaitu sebagai bekal menuju negeri akhirat.
Para
sahabat dahulu sangat mencintai hartanya sehingga tidak mau berpisah dengan
harta kekayaannya di negeri akhirat nanti. Lalu mereka berlomba lomba
membelanjakannya di jalan Allah agar
tidak berpisah dengan hartanya sampai ke akhirat. Lihatlah dua kisah tentang
sahabat berikut ini.
Pertama : Abu Bakar ash Shiddiq dan Umar bin Kahththab
Rasulullah
memerintahkan kami untuk bersedekah. Kebetulan saat ini aku mempunyai harta. Umar
bin Khaththab berkata : Hari ini aku akan mengungguli Abu Bakar. Maka aku
memberikan separuh hartaku. Rasulullah bertanya kepadaku : Apa yang engkau
tinggalkan untuk keluargamu ?. Aku menjawab : Separuhnya yang lain, ya
Rasulullah.
Kemudian
datang Abu Bakar dengan membawa semua harta yang dimiliki. Maka Rasulullah
bertanya kepadanya : Apa yang engkau tinggalkan untuk keluargamu ?. Abu Bakar
menjawab : Aku tinggalkan untuk mereka Allah dan Rasul-Nya. Lalu Umar berkata :
Demi Allah, aku tidak bisa mengungguli Abu Bakar dengan apapun selamanya. (H.R
at Tirmidzi, Abu Dawud dan al Hakim).
Kedua : Usman bin Affan
Usman
bin Affan adalah termasuk orang yang suka berinfak di jalan Allah. Abdurrahman
bin Khabbab berkata : Aku melihat Nabi menganjurkan kami agar bersedekah kepada
pasukan perang yang kesusahan. Maka tampillah Usman seraya berkata : Wahai
Rasulullah aku sedekahkan seratus ekor onta lengkap dengan pelana dan tali
kekangnya di jalan Allah.
Rasulullah
kembali menganjurkan kami agar bersedekah kepada pasukan perang yang sedang
kesusahan. Maka Usman kembali tampil dan berkata : Wahai Rasulullah aku
sedekahkan dua ratus ekor onta lengkap dengan pelana dan tali kekangnya di
jalan Allah.
Kemudian
Rasulullah kembali menganjurkan sedekah. Maka lagi lagi Usman yang tampil
seraya berkata : Wahai Rasulullah aku sedekahkan tiga ratus ekor onta lengkap
dengan pelana dan tali kekangnya di jalan Allah.
Abdurrahman
bin Khabbab berkata bahwa dia melihat Rasulullah turun dari mimbar seraya
berkata : Tidak ada yang menandingi apa yang dilakukan Usman setelah hari ini.
Beliau mengucapkannya berkali kali. (H.R at Tirmidzi dan al Hakim).
Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam.
(707)