KETIKA ENGKAU TERGELINCIR
KEPADA DOSA
Disusun oleh : Azwir B.Chaniago
Manusia adalah makhluk yang lemah, Allah Ta'ala telah
menjelaskan perkara ini dalam firman-Nya :
وَخُلِقَ ٱلْإِنسَٰنُ ضَعِيفًا
Dan manusia
diciptakan dalam keadaan lemah. (Q.S an Nisaa’ 28.)
Jadi
sungguh manusia itu diciptakan dalam keadaan lemah. Syaikh as Sa’di berkata :
Manusia itu adalah lemah dalam hal fisik, lemah dalam berkehendak, lemah dalam
bertekad dan lemah dalam iman dan kesabaran (Lihat
Tafsir Kariimir Rahman).
Kondisi
kelemahan yang ada pada diri manusia termasuk lemah dalam iman membuat manusia
sering tergelincir kepada perbuatan dosa dan maksiat. Dan ketika manusia
melakukan dosa maka Allah Ta'ala timpakan ujian berupa musibah.
Imam Ibnu Katsir berkata : Wahai manusia, musibah apapun yang menimpa kalian, SEMATA MATA KARENA KEBURUKAN (DOSA) YANG KALIAN LAKUKAN.
“Dan
Allah memaafkan banyak (dari kesalahan kalian)” maksudnya
adalah memaafkan dosa dosa kalian. Maka Dia tidak membalasnya dengan siksaan,
bahkan memaafkannya. Dan sekiranya Allah menyiksa manusia disebabkan
perbuatannya niscaya Dia tidak akan meninggalkan diatas muka bumi suatu makhluk
melata pun. (Tafsir Ibnu Katsir).
Ibnu
Qayyim al Jauziyah rahimahullah mengatakan : Di antara akibat dari berbuat
dosa adalah menghilangkan nikmat dan akibat dosa adalah mendatangkan bencana
(musibah). Oleh karena itu, hilangnya suatu nikmat
dari seorang hamba adalah karena dosa. Begitu pula datangnya berbagai musibah
juga disebabkan oleh dosa. (Al Jawabul Kaafi)
Sungguh,
ada beberapa jalan yang SANGAT DIANJURKAN untuk dilakukan hamba hamba Allah
agar ujian berupa musibah yang datang menjadi ringan, diantaranya :
Pertama
: Banyak memohon ampun dan bertaubat.
Ketika
Allah Ta’ala mengingatkan bahwa MUSIBAH ITU TERSEBAB KESALAHAN DAN DAN DOSA
DOSA KITA maka PERBANYAK MEMOHON AMPUN DAN BERTAUBAT
kepada Allah Ta’ala. Allah Ta’ala berfirman :
وَمَا كَانَ اللَّهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ
يَسْتَغْفِرُونَ
Dan
tidaklah (pula) akan mengadzab mereka, sedang mereka memohon ampun. (Q.S al
Anfal 33).
Syaikh
as Sa’di berkata tentang ayat ini : Ini adalah pencegah adzab dari mereka
padahal sebab sebab turunnya adzab telah terpenuhi. (Tafsir Taisir Karimir
Rahman)
Ali bin
Abi Thalib berkata :Tidaklah musibah tersebut turun melainkan
karena dosa. Oleh karena itu, tidaklah bisa musibah tersebut hilang melainkan
dengan taubat. (Al Jawabul Kaafi).
Kedua
: Segera berhenti dari perbuatan dosa dan maksiat.
Ketika
Allah Ta’ala mengingatkan bahwa MUSIBAH ITU TERSEBAB KESALAHAN DAN DAN DOSA maka hamba
hamba Allah tentu harus berusaha dengan sungguh sungguh untuk
berhenti dari perbuatan dosa dan maksiat.
Nah,
jika seorang hamba terjatuh atau tergelincir kepada keburukan atau dosa,
ikutilah dengan perbuatan baik atau amal shalih untuk menghapus dosa. Allah
Ta’ala berfirman :
وَأَقِمِ الصَّلَاةَ طَرَفَيِ النَّهَارِ وَزُلَفًا مِنَ
اللَّيْلِ ۚ إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ ۚ ذَٰلِكَ ذِكْرَىٰ
لِلذَّاكِرِينَ
Dan
laksanakanlah shalat pada kedua ujung siang (pagi dan petang) dan pada bagian
permulaan malam. PERBUATAN PERBUATAN BAIK ITU MENGHAPUS KESALAHAN KESALAHAN.
Itulah peringatan bagi orang orang yang selalu mengingat (Allah). Q.S Huud 114.
Syaikh
as Sa’di berkata : Maksudnya shalat lima waktu ini dan shalat shalat sunnah
yang mengikutinya adalah TERMASUK KEBAIKAN YANG PALING BESAR. Disamping itu ia
adalah kebaikan yang mendekatkan kepada Allah Ta’ala dan mengundang pahala. Ia
JUGA MENGHAPUS KEBURUKAN DAN MENGHILANGKANNYA. Yang dimaksud adalah dosa dosa
kecil. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).
Perkara
ini juga dijelaskan Rasulullah dalam sabda beliau :
عَنْ
أَبِي ذَرّ جُنْدُبْ بْنِ جُنَادَةَ وَأَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ مُعَاذ بْن جَبَلٍ
رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ
: اِتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ
تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ
Dari Abu Dzar, Jundub bin Junadah dan Abu Abdurrahman,
Mu’az bin Jabal radhiallahuanhuma dari Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam
beliau bersabda : Bertakwalah kepada Allah dimana saja kamu berada, IRINGILAH
KEBURUKAN DENGAN KEBAIKAN NISCAYA MENGHAPUSNYA dan pergauilah manusia dengan
akhlak yang baik. (H.R at Tirmidzi).
Itulah sebagian jalan agar ujian berupa musibah bisa
lebih ringan. Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A'lam.
(3.472).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar