SHALAT DAN DZIKIR
ADALAH CAHAYA BAGI ORANG BERIMAN
Disusun oleh : Azwir B. Chaniago
Sungguh,
orang orang beriman sangat membutuhkan
cahaya, penerang dan petunjuk dalam hidupnya, baik di dunia, di alam kubur atau
barzakh dan di akhirat tertutama ketika meniti jembatan shirat. Oleh karena itu
orang beriman selalu bedoa meminta cahaya atau petunjuk dan penerang,
diantaranya :
Pertama : Dalam surat at Tahrim ayat 8.
رَبَّنَآ
أَتْمِمْ لَنَا نُورَنَا وَٱغْفِرْ لَنَآ ۖ إِنَّكَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ
Ya Rabb kami, sempurnakanlah untuk kami cahaya kami dan ampunilah kami. Sungguh Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu.
Syaikh as Sa’di berkata : Orang orang
beriman memohon agar cahaya mereka disempurnakan. Allah Ta’ala mengabulkan
permohonan mereka dan Allah Ta’ala mengantarkan mereka beserta
cahaya dan keyakinan yang ada pada diri mereka menuju surga yang penuh
kenikmatan dan berada dekat Rabb Yang Mahamulia. (Tafsir Taisir Karimir
Rahman).
Kedua : Dalam sabda Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasalam bahwa beliau berdoa :
اللَّهُمَّ اجْعَلْ فِي قَلْبِي
نُورًا وَفِي لِسَانِي نُورًا وَاجْعَلْ فِي سَمْعِي نُورًا وَاجْعَلْ فِي بَصَرِي
نُورًا وَاجْعَلْ مِنْ خَلْفِي نُورًا وَمِنْ أَمَامِي نُورًا وَاجْعَلْ مِنْ
فَوْقِي نُورًا وَمِنْ تَحْتِي نُورًا اللَّهُمَّ أَعْطِنِي نُورًا
Ya Allah, jadikanlah di dalam hatiku cahaya dan di
dalam lisanku (juga) cahaya. Jadikanlah di dalam pendengaranku cahaya dan di
dalam penglihatanku (juga) cahaya. Jadikanlah dari belakangku cahaya dan dari
depanku (juga) cahaya. Jadikanlan dari atasku cahaya dan dari bawahku (juga)
cahaya. Ya Allah, berilah aku cahaya.” (HR Bukhari Muslim).
Selain berdoa, ketahuilah bahwa sungguh diantara jalan
untuk mendapatkan cahaya yaitu :
Pertama : Dengan menjaga shalat.
Sungguh,
bagi orang orang beriman shalat adalah cahaya. Rasulullah Salallahu 'alaihi
Wasallam menjelaskan perkara ini dalam sabda beliau yang diriwayatkan dari
Abdullah bin Umar :
مَنْ حَافَظَ عَلَيْهَا كَانَتْ لَهُ نُورًا،
وَبُرْهَانًا، وَنَجَاةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ لَمْ يُحَافِظْ عَلَيْهَا
لَمْ يَكُنْ لَهُ نُورٌ، وَلَا بُرْهَانٌ، وَلَا نَجَاةٌ ، وَكَانَ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ مَعَ قَارُونَ، وَفِرْعَوْنَ، وَهَامَانَ، وَأُبَيِّ بْنِ خَلَفٍ
Barangsiapa yang
menjaga shalat maka dia akan mendapatkan cahaya, petunjuk dan keselamatan pada
hari kiamat. Sedangkan, siapa saja yang tidak menjaga shalat, dia tidak akan
mendapatkan cahaya, petunjuk dan keselamatan. Dan pada hari kiamat nanti, dia
akan dikumpulkan bersama dengan Qarun, Firaun, Haman, dan Ubay bin Khalaf. (H.R
Imam Ahmad).
Kemudian dalam hadits
dari Abu Malik al-Asy’ari, disebutkan bahwa :
وَالصَّلاَةُ نُورٌ
Shalat itu adalah
cahaya. (H.R Imam Muslim)
Juga dalam hadits Burairah
radhiyallahu anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , Beliau Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
بَشِّرِ الْمَشَّائِينَ فِى الظُّلَمِ إِلَى
الْمَسَاجِدِ بِالنُّورِ التَّامِّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Berilah kabar gembira
bagi orang yang berjalan ke masjid dalam keadaan gelap, bahwa ia akan
mendapatkan cahaya yang sempurna pada hari kiamat. (H.R Abu Dawud dan at
Tirmidzi).
Tentang makna shalat adalah cahaya dalam
hal ini disebutkan oleh Ibnu Rajab al Hambali, beliau berkata : Shalat bagi
orang-orang mukmin di dunia adalah cahaya untuk hati mereka dan mata bathin
mereka. Dengan shalat hati mereka akan bersinar dan teranglah mata bathin
mereka. (Jami’ul ‘Ulūm wal Ḥikam).
Dan juga Imam an Nawawi menjelaskan
tentang makna shalat adalah cahaya, beliau berkata : Shalat adalah cahaya.
Maknanya, shalat bisa mencegah kemaksiatan, mencegah kekejian, mencegah
kemungkaran dan memberi petunjuk pada kebenaran sebagaimana cahaya digunakan
untuk menerangi. (Syarhu an Nawawi ‘ala Muslim).
Syaikh Muhammad Shalih al Utsaimin
berkata : Shalat itu adalah cahaya, cahaya bagi seseorang di dalam hatinya, di
wajahnya, di dalam kuburnya dan di hari kebangkitan di aKhirat kelak. (Syarah
Riyadush Shalihin).
Kedua : Dengan banyak berdzikir.
Imam Ibnul Qayyim berkata : Dzikir akan menjadi cahaya
di dunia bagi orang yang melakukannya, dan menjadi cahaya bagi pelakunya ketika
di dalam kuburnya, dan cahaya bagi pelakunya di akhirat nanti yang memberikan
penerangan di hadapannya saat melewati shirath.
Maka tidak ada yang dapat menerangi qalbu seorang
hamba dan kuburannya seperti amalan dzikir kepada Allah". (Al Waabilush
Shaib).
Wallahu A'lam. (3.626).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar