SEMUA HARTA YANG KITA
MILIKI ADALAH TITIPAN ALLAH
Disusun oleh : Azwir B. Chaniago
Sungguh semua manusia adalah fakir tidak memiliki apa
apa. Harta yang ada pada dirinya saat ini adalah titipan dari Allah Ta'ala. Allah
Ta'ala berfirman :
وَسَخَّرَ لَكُم مَّا
فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِى ٱلْأَرْضِ جَمِيعًا مِّنْهُ ۚ إِنَّ فِى ذَٰلِكَ
لَءَايَٰتٍ لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
Dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit
dan apa yang di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada
yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum
yang berfikir. (Q.S al Jatsiah 13)
Ketahuilah bahwa ketika ada yang merasa harta yang dititipkan Allah itu terasa masih kurang maka dengan kasih sayang-Nya Allah Ta'ala menyuruh orang orang beriman meminta tambahannya yaitu dengan berdoa. Allah Ta'ala berfirman :
وَقَالَ رَبُّكُمُ ٱدْعُونِىٓ أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ إِنَّ ٱلَّذِينَ
يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِى سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ
Dan
Rabb-mu berfirman : Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu.
Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk
neraka Jahannam dalam keadaan hina dina. (Q.S al Ghafir 60).
Syakh
as Sa'di berkata : Ini adalah bagian dari kelembutan Allah terhadap
hamba-hamba-Nya dan nikmat-Nya yang sangat besar. Dia menyeru mereka kepada apa
yang di dalamnya terdapat kebaikan bagi agama dan dunia mereka, dan Dia
perintahkan mereka untuk berdoa dengan doa ibadah dan doa permohonan, dan Dia
berjanji kepada mereka akan mengabulkannya. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).
Selanjutnya, ketika hamba hamba Allah memahami betul
bahwa semua harta yang ada pada dirinya adalah bukan miliknya secara mutlak
tetapi TITIPAN DARI ALLAH TA'ALA maka ingatlah bahwa yang namanya titipan memiliki sifat dan batasan
diantaranya :
Pertama : Titipan adalah bersifat sementara bahkan
BISA JADI SANGAT SEMENTARA.
Oleh karena itu ketika pemilik-Nya yaitu Allah Ta'ala
akan mengambilnya sewaktu waktu maka hamba hamba Allah haruslah berlapang dada
menghadapinya. Tidak patut merasa gusar, resah gelisah apalagi mengeluh.
Hamba hamba Allah jangan keliru memahami jika harta
yang dititipkan diambil oleh pemiliknya
yaitu Allah Ta'ala pastilah disitu ada
hikmah yang sempurna. Barangkali Allah Ta'ala akan memberikan pengganti dalam
bentuk lain yang lebih bermanfaat.
Kedua : Mesti digunakan sesuai dengan tujuan titipan.
Hamba hamba Allah yang menerima nikmat berupa titipan
harta harus menggunakannya sesuai dengan kehendak-Nya dan untuk perkara yang diridhai-Nya.
Juga termasuk perkara yang diridhai-Nya dalam hal harta yaitu dengan menginfakkan sebagiannya di jalan Allah. Sungguh dalam hal ini Allah Ta'ala akan menggantinya bahkan dengan berlipat ganda. Allah Ta'ala berfirman :
مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ
أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللَّهُ
يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ ۗ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah, seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai. Setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipat gandakan bagi siapa yang Dia kehendaki dan Allah Mahaluas, Maha Mengetahui. (Q.S al Baqarah 261)
Ketiga : Menjaga titipan dengan baik dan tidak merusaknya.
Adalah kewajiban bagi hamba hamba Allah yang diberi
titipan untuk menjaga titipan itu jangan sampai rusak apalagi sengaja
merusaknya. Diberi harta berupa kendaraan, rumah tinggal dan yang lainnya
haruslah dipelihara dan dijaga dengan baik.
Termasuk juga bahkan sangat penting dijaga adalah
fisik kita yag telah diciptakan Allah dengan SANGAT SEMPURNA. Jaga agar tetap
sehat dan prima. Jangan memakan barang barang yang haram baik zatnya maupun
cara mendapatkannya.
Wallahu A'lam. (3.621).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar