Sabtu, 15 November 2025

MUHASABAH ADALAH ANAK TANGGA UNTUK MEMPERBAIKI DIRI

 

MUHASABAH ADALAH ANAK TANGGA UNTUK MEMPERBAIKI DIRI

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Sungguh, hamba hamba Allah yang cerdas akan selalu berusaha memperbaiki diri. Langkah atau anak tangga  pertama untuk memperbaiki diri adalah melakukan  muhasabah atau evaluasi diri terhadap apa yang telah dilakukan.

Tentang kewajiban muhasabah dijelaskan Allah Ta'ala diantaranya dalam firman-Nya : 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

Wahai orang-orang yang beriman !. Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S al Hasyr 18).

Syaikh as Sa’di berkata : Ayat ini adalah PANGKAL DALAM MUHASABAH DIRI. Setiap orang HARUS SELALU mengintrospeksi diri. Jika melihat adanya kekeliruan SEGERA menyelesaikannya dengan cara melpaskan diri darinya, bertaubat dengan sungguh sungguh dan berpaling dari hal hal yang menghantarkan kepada kekeliruan itu.  

Jika menilai dirinya bersikap sekenanya saja dalam menunaikan perintah perintah Allah Ta’ala maka dia akan mengerahkan segala kemampuannya dengan memohon pertolongan pada Rabb-nya untuk mengembangkan dan menyempurnakannya. Serta membandingkan antara karunia dan kebaikan Allah Ta’ala yang diberikan kepadanya dengan kemalasannya. Karena hal itu mengharuskannya merasa malu. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).

Dan juga Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam mengingatkan dalam  sabda beliau :

الْكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ وَالْعَاجِزُ مَنْ أَتْبَعَ نَفْسَهُ هَوَاهَا وَتَمَنَّى عَلَى اللَّهِ الأماني

Orang yang cerdas (berakal) adalah orang yang menghisab dirinya dan beramal untuk akhirat. Dan orang yang lemah adalah orang yang menundukkan dirinya kepada hawa nafsunya dan angan-angan kepada Allah. (H.R at Tirmidzi)

Jadi sangatlah jelas bahwa ayat dan hadits ini mengisyaratkan pentingnya memperhatikan apa yang sudah kita perbuat untuk kehidupan hari esok (akhirat). Artinya apa yang kita lakukan di dunia ini semata-mata bukan untuk kepentingan sesaat, tetapi harus berorientasi pada kehidupan yang abadi.

Sebagai penutup tulisan ini, dinukil nasehat dari Umar bin Khaththab tentang muhasabah.  Dalam satu atsar yang diriwayatkan oleh Imam at Tirmidzi  dari Umar bin Khaththab, dia berkata : Hisablah (amal perbuatan) diri kalian sebelum kalian dihisab !. Timbanglah (amal pebuatan) diri kalian sebelum kalian ditimbang !. Perhitungan kalian kelak (di akhirat) akan lebih ringan di karenakan telah kalian perhitungkan diri kalian pada hari ini (di dunia).

Berhiaslah (persiapkanlah) diri kalian demi menghadapi hari ditampakkannya perbuatan. Pada hari itu  kalian dihadapkan (kepada Rabb kalian). Tiada sesuatupun dari keadaan kalian yang tersembunyi (bagi Allah).  Demikian nasehat Umar.

Wallahu A'lam. (3.624)

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar