Selasa, 04 November 2025

PEMILIK HARTA BISA TERPUJI BISA JUGA TERCELA

 

PEMILIK HARTA BISA TERPUJI BISA JUGA TERCELA

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Allah menjamin rizki setiap makhluk-Nya. Allah Ta'ala menjelaskan hal ini dalam firman-Nya : 

وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا

Dan tidak satu pun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rizkinya. (Q.S Huud 6). 

Syaikh as Sa’di antara lain menafsirkan ayat ini bahwa semua (makhluk)  yang merayap dimuka bumi baik manusia, binatang didaratan atau dilautan maka Allah telah menjamin rizki dan makan mereka. Rizki mereka menjadi kewajiban Allah.

Semuanya diliputi oleh ilmu Allah dicatat oleh pena-Nya. Berlaku padanya kehendak Allah dan manusia tetap harus yakin kepada Allah yang menjamin rizkinya. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).

Sungguh Allah Ta’ala  memberikan rizki kepada seorang hamba tidaklah sama dengan hamba yang lain. Dia melebihkan rizki seseorang dari yang lain dengan hikmah-Nya. Ketahuilah bahwa para sahabat banyak yang kaya raya sementara itu juga banyak yang miskin.

Bahkan para Nabi ada yang kaya seperti Nabi Dawud dan Nabi Sulaiman dan ada pula yang miskin diantaranya Nabi Isa dan Nabi Muhammad Salallahu 'alaihi Wasallam.

Sungguh, Allah Ta'ala menjelaskan bahwa hamba hamba-Nya ada yang dilebihkan rizkinya yaitu sebagaimana firman-Nya : 

وَٱللَّهُ فَضَّلَ بَعْضَكُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ فِى ٱلرِّزْقِ ۚ

Dan Allah melebihkan sebagian kamu atas sebagian yang lain dalam hal rizki. (Q.S an Nahal 71).

Dan juga Allah Ta'ala berfirman :

أَوَلَمْ يَرَوْا أَنَّ اللَّهَ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ وَيَقْدِرُ ۚ

Dan tidaklah mereka memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah melapangkan rizki bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan Dia (pula) menyempitkan (rizki itu). Q.S ar Ruum 37.

Melebihkan seseorang dari yang lain dalam hal rizki atau harta adalah  merupakan salah satu tanda kekuasaan Allah Ta’ala. Allah Ta'ala berfirman :

أَوَلَمْ يَعْلَمُوٓا۟ أَنَّ ٱللَّهَ يَبْسُطُ ٱلرِّزْقَ لِمَن يَشَآءُ وَيَقْدِرُ ۚ إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَءَايَٰتٍ لِّقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ

Dan tidaklah mereka mengetahui bahwa Allah melapangkan rizki bagi siapa yang Dia kehendaki dan membatasinya (bagi siapa yang Dia kehendaki) ?. Sesungguhnya yang demikian itu terdapat tanda tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berakal. (Q.S az Zumar 52)

Jadi ada hamba hamba Allah yang luas rizkinya dan MEMILIKI HARTA YANG BANYAK dan ada pula yang sempit rizkinya dan MEMILIKI HARTA YANG SEDIKIT. Semua adalah atas kehendak Allah Ta'ala.

Tetapi ketahuilah bahwa pada hakikatnya tidak ada pujian karena harta yang banyak dan juga tidak ada celaan karena harta yang sedikit. Pujian atau celaan bisa jadi datang  kepada PEMILIK HARTA . Dan pujian atau celaan mendatangi pemilik harta, paling tidak ada pada dua keadaan yaitu :

Pertama : Bagaimana cara mendapatkan harta.

Ketika seseorang mendapat harta dengan benar dan lurus atau dari jalan yang halal, maka pemilik  harta yang banyak maupun sedikit itulah YANG TERPUJI. Sebaliknya jika seseorang mendapat harta dari jalan buruk, tidak halal maka pemilik harta yang banyak maupun sedikit Itulah YANG TERCELA.

Kedua : Bagaimana cara membelanjakan harta.

Sungguh, rizki berupa harta adalah SALAH SATU NIKMAT dari Allah Ta'ala. Ketahuilah bahwa sifat suatu nikmat adalah digunakan sebagai sarana untuk beribadah, mendekatkan diri dan mencari ridha-Nya.

Lalu ketika rizki berupa harta jika digunakan untuk kebutuhan yang Allah ridha maka orang yang memiliki harta yang banyak ataupun sedikit Itulah yang terpuji. Sebaliknya orang yang memiliki harta yang banyak ataupun sedikit lalu digunakan untuk perbuatan buruk maka itulah pemilik harta yang tercela.

Wallahu A'lam. (3.620).

          

Tidak ada komentar:

Posting Komentar