Senin, 03 November 2025

SANGAT DIANJURKAN BERJALAN KAKI KE MASJID UNTUK SHALAT

 

SANGAT DIANJURKAN BERJALAN KAKI KE MASJID UNTUK SHALAT

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Ketahuilah bahwa berwudhu di rumah dan berjalan kaki ke masjid yang memungkinkaan dicapai dengan berjalan kaki, memiliki nilai dan manfaat yang  banyak dan sangatlah baik untuk kita amalkan. Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam telah menjelaskan perkara ini dalam beberapa sabda beliau, diantaranya :

Pertama : Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda : 

مَنْ تَطَهَّرَ فِي بَيْتِهِ ثُمَّ مَشَى إِلَى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ لِيَقْضِيَ فَرِيضَةً مِنْ فَرَائِضِ اللَّهِ كَانَتْ خَطْوَتَاهُ إِحْدَاهُمَا تَحُطُّ خَطِيئَةً وَالْأُخْرَى تَرْفَعُ دَرَجَةً

Barangsiapa bersuci di rumahnya, kemudian berjalan ke salah satu rumah Allah (masjid) untuk melaksanakan kewajiban yang Allah tetapkan, maka kedua langkahnya, yang satu menghapus kesalahan dan satunya lagi meninggikan derajat. (H.R Imam Muslim).

Kedua : Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda :

“Jika salah seorang dari berwudhu, dia berwudhu dengan baik dan benar. Kemudian dia keluar menuju masjid maka dia tidak mengangkat kaki kanannya (untuk melangkah) kecuali Allah Ta’ala menuliskan satu kebaikan untuknya dan dia tidak menurunkan kaki kirinya kecuali Allah menghapus satu dosa darinya”. (H.R Abu Daud). 

Selain itu, Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam menjelaskan pula tambahan keutamaan berjalan kaki ke masjid untuk menunaikan shalat.   

Pertama : Beliau bersabda,

إِنَّ أَعْظَمَ النَّاسِ أَجْرًا فِي الصَّلاةِ أَبْعَدُهُمْ إِلَيْهَا مَمْشًى فَأَبْعَدُهُمْ

Sesungguhnya pahala orang yang terbesar dalam hal shalat adalah mereka yang paling jauh jarak jalan kakinya kemudian yang berikutnya. (H.R Imam Muslim). 

Kedua : Beliau bersabda,

وَكُلُّ خَطْوَةٍ تَمْشِيهَا إِلَى الصَّلاَةِ صَدَقَةٌ

Setiap langkah berjalan (ke masjid) untuk menunaikan shalat adalah sedekah. (H.R Imam Muslim)

Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin berkata : Setiap langkah kaki menuju shalat adalah sedekah baik jarak yang jauh maupun dekat. (Syarh Arba’in an Nawawiyah).

Selain itu ketahuilah bahwa BERJALAN KAKI KE MASJID UNTUK SHALAT SHUBUH DAN SHALAT MEMILIKI KEUTAMAAN TERSENDIRI yaitu mendapat kabar gembira dengan cahaya yang sempurna pada hari Kiamat. Sungguh Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam menjelaskan perkara ini dalam sabda beliau :

عن بُريدَة – رضي الله عنه – ، عن النبيِّ – صلى الله عليه وسلم – ، قَالَ : بَشِّرُوا المَشَّائِينَ في الظُّلَمِ إلى المَسَاجِدِ بِالنُّورِ التَّامِّ يَوْمَ القِيَامَةِ 

Dari Buraidah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda : Berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang berjalan di dalam kegelapan menuju masjid masjid, bahwa ia akan mendapatkan cahaya sempurna pada hari kiamat. (H.R. Abu Daud, at Tirmidzi. Al Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini Shahih).

 

Wallahu A'lam. (3.619)

 

SUNGGUH PINTU RIZKI SANGATLAH BANYAK

 

SUNGGUH PINTU RIZKI SANGATLAH BANYAK

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Sungguh, Allah Ta'ala menciptakan makhluk dan menjamin rizki semua makhluk-Nya. Allah Ta'ala berfirman :

وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا

Dan tidak satu pun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rizkinya. (Q.S Huud 6). 

Nah, ketika Allah Ta’ala telah menjamin rizki maka keliru cara berfikir kita jika masih gelisah memikirkan rizki. Tetapi untk mendapatkannya maka kewajiban kita berusaha lalu bertawakal atau berserah diri kepada Allah Ta'ala.

Ketahuilah bahwa sungguh sangat banyak jalan atau pintu rizki bahkan kalau tertutup satu pintu bisa jadi terbuka pintu rizki yang lain dan begitulah kenyataan pada umumnya.

Syaikh as Sa'di berkata : Allah Ta'ala menjadikan rizki memiliki pintu pintu dan sebab sebab yang beragam. Maka ketika salah satu pintu tertutup bagi seorang hamba, janganlah ia bersedih karena Allah akan membukakan baginya pintu lain yang bisa kebih kuat dan lebih baik. Atau setidaknya sebanding atau di bawahnya. (Tafsir as Sa'di).

Imam Ibnul Qayyim, mengingatkan kita agar merenungkan bagaimana rizki yang diberikan Allah Ta’ala  berpindah dari sesuatu yang baik kepada yang lebih baik.  Cobalah renungkan, kata beliau :

(1) Pada waktu seorang hamba masih berada dalam kandungan ibunya, diberi rizki oleh Allah melalui SATU JALAN saja yaitu melalui tali pusarnya.

(2) Setelah lahir ke dunia maka rizki melalui satu jalan tadi yaitu tali pusar ini dipotong. Dengan demikian putuslah pula rizkinya melalui tali pusar.  Tapi dengan kasih sayang-Nya pula, rizki yang satu jalan ini diganti oleh Allah dengan rizki dari DUA JALAN  yaitu dua saluran asi dari ibunya,  yaitu minuman yang segar  dan lezat. Ini adalah rizki atau makanan terbaik bagi si bayi.

(3) Selanjutnya, apabila seorang bayi telah  berakhir masa penyusuannya, maka sudah tertutup baginya rizki dari dua jalan saluran  asi ini.  Tetapi Allah Ta’ala telah mempersiapkan rizkinya melalui EMPAT JALAN. Dua jalan berupa minuman yaitu air segar dan susu dan dua jalan berupa makanan yaitu  dari tumbuh-tumbuhan  dan hewan. 

(4) Kemudian, setelah pintu rizki yang empat macam ini ditutup tersebab datangnya ajal, AllahTa’ala bukakan  lagi kenikmatan baru dan jauh lebih hebat dari rizki dan kenikmatan yang lalu yaitu DELAPAN PINTU SURGA. Dan orang yang beriman dan bertakwa boleh memilih dari pintu mana saja dia mau masuk. (Lihat Kitab Fawaidul Fawaid).

Jadi ketika ditutup satu pintu dibuka dua pintu. Ditutup dua pintu dibuka empat pintu. Kemudian ditutup empat pintu dibuka delapan pintu yang sangat didambakan oleh setiap hamba Allah yaitu pintu surga yang delapan.

Sungguh, yang perlu kita pikirkan  dengan sungguh sungguh adalah NASIB KITA DI AKHIRAT KELAK, apakah akan menjadi orang beruntung atau orang yang merugi. Tidak ada yang menjamin keselamatan kita di akhirat kelak kecuali bekal yang kita bawa  yaitu IMAN DAN AMAL SHALIH. 

Wallahu A'lam. (3.618)

 

 

 

           

Minggu, 02 November 2025

MESKIPUN SEDIKIT JANGAN DIANGGAP REMEH

 

MESKIPUN SEDIKIT JANGAN DIANGGAP REMEH

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Sebagian orang merasa bahwa sesuatu yang sedikit tidak perlu diambil perhatian. Seolah olah sesuatu yang sedikit dianggap enteng atau remeh saja.

Ketahuilah bahwa dalam banyak hal sesuatu yang SEDIKIT TIDAK BOLEH DIANGGAP REMEH ATAU ENTENG SAJA karena bisa mendatangkan manfaat dan pahala yang besar. Perhatikanlah beberapa keadaan berikut ini :

Pertama : Dalam hal belajar ilmu.

Teruslah belajar ilmu meskipun sedikit pahammu tentang ilmu yang dipelajari. Sungguh jika ilmu yang dipelajari hanya sedikit yang dapat dipahami tetapi sungguh bermanfaat jika yang sedikit itu diamalkan.

Asy Syaikh Shalih al Fauzan  berkata : Janganlah engkau merasa bosan didalam menuntut ilmu, menuntut ilmulah meskipun pemahamanmu terhadap ilmu itu sedikit. Sesungguhnya sedikit ilmu namun disertai dengan amal shalih maka didalamnya ada keberkahan dan ada kebaikan serta keberlanjutan.

Tidak diragukan lagi bahwa menuntut ilmu merupakan kebaikan dan juga merupakan ibadah kepada Allah Ta'ala. Dan menuntut ilmu lebih utama dari shalat sunnah. Al Ijabat al Muhimmah).

Kedua : Dalam hal beribadah.

(1) Ketahuilah bahwa ibadah sebesar zarrah pun akan diperoleh balasannya.  Sungguh, Allah Ta'ala berfirman :

فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ

Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah niscaya dia akan melihat (balasan) nya. (Q.S al Zalzalah 7).

Syaikh as Sa'di berkata : Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya pula.

Ini bersifat umum untuk seluruh kebaikan dan keburukan, karena bila manusia bisa melihat amalan seberat biji dzarrah yang merupakan sesuatu yang terkecil dan diberi balasannya, maka yang lebih besar tentu bisa dilihat. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).

(2) Amal sedikit tetapi istiqamah atau kontinyu dilakukan mendatangkan  cinta Allah. Satu hadits  diriwayatkan dari Aisyah bahwa  Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam bersabda :

أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ

Amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah yang terus-menerus dilakukan meskipun sedikit. (Muttafaqun 'alaihi).

Dan dalam perkara ini, Imam an Nawawi mengatakan : Bahwa amalan yang sedikit namun rutin dilakukan itu lebih baik dari amalan yang banyak namun cuma dilakukan sesekali saja.

Ingatlah, kata beliau : Bahwa amalan sedikit yang rutin dilakukan akan melanggengkan amalan ketaatan, dzikir, pendekatan diri pada Allah Ta'ala, niat dan keikhlasan dalam beramal, juga akan membuat amalan tersebut diterima oleh Khaliq Subhanahu wa Ta'ala.

Amalan sedikit yang rutin dilakukan akan memberikan ganjaran yang besar dan berlipat dibandingkan dengan amalan yang banyak namun sesekali saja dilakukan.  (Syarh Shahih Muslim).

(3) Sedikit dalam berdakwah. Ketahuilah bahwa berdakwah hakikatnya adalah kewajiban setiap orang beriman sesuai kemampuan dan kesempatan. Dalam hal ini Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam mengingatkan kita berdakwahlah dan sampaikanlah walaupun satu ayat yaitu sebagaimana sabda beliau :

بَلِّغُوا عَنِّي وَلَوْ آيَةً

Sampaikanlah dariku, meskipun satu ayat. (H.R Imam Bukhari)

Dari zhahir hadits ini kita bisa mengambil pemahaman bahwa meskipun SEDIKIT YAITU CUMA SATU AYAT SAMPAIKANLAH, DAKWAHKANLAH.

(4) Bersyukur  nikmat yang sedikit. Sungguh, salah satu kewajiban hamba hamba Allah adalah tetap bersyukur meskipun MENDAPAT NIKMAT SEDIKIT. Ingatlah pesan Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam dalam sabda beliau yaitu  dari An Nu’man bin Basyir :

مَنْ لَمْ يَشْكُرِ الْقَلِيلَ لَمْ يَشْكُرِ الْكَثِيرَ

 

Barang siapa yang tidak mensyukuri yang sedikit, maka ia tidak akan mampu mensyukuri sesuatu yang banyak (H.R Imam Ahmad, dihasankan oleh Syaikh al Albani).

 

Wallahu A'lam. (3.617).