TAHAN DIRI
UNTUK TIDAK MEMBERI NASEHAT SAMPAI TAHU ILMUNYA
Disusun oleh : Azwir
B. Chaniago
Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam mengingatkan bahwa orang orang muslim memiliki beberapa hak dan kewajiban yang sangat dianjurkan untuk dipenuhi. Dengan mendapatkan hak dan memenuhi kewajiban maka orang beriman akan saling memberi manfaat sesama orang beriman. Perhatikanlah sabda Rasululah Salallahu 'alaihi Wasallam berikut ini :
عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ “حَقُّ الْمُسْلِمِ
عَلَى الْمُسْلِمِ سِتٌّ: إذَا لَقِيْتــَهُ فَسَلِّمْ عَلَيْهِ، وَإِذَا دَعَاك
فَأَجِبْهُ،
وَإِذَا اسْتَنْصَحَك فَانْصَحْهُ، وَإِذَا عَطَسَ فَحَمِدَ اللَّهَ
فَسَمِّتْهُ، وَ إِذاَ مَرِضَ فَعُدْهُ، وَإِذاَ ماَتَ
فاتـْبَعْهُ”.
Dari Abu Hurairah ia berkata, Rasulullah Salallahu ‘alaihi wasallam bersabda : Hak seorang muslim terhadap sesama muslim itu ada enam, yaitu: (1) jika kamu bertemu dengannya maka ucapkanlah salam, (2) jika ia mengundangmu maka penuhilah undangannya, (3) JIKA IA MEMINTA NASEHATKEPADAMU MAKA BERILAH IA NASEHAT, (4) jika ia bersin dan mengucapkan: ‘Alhamdulillah’ maka do’akanlah ia dengan yarhamukallah, (5) jika ia sakit maka jenguklah dan (6) jika ia meninggal dunia maka iringilah jenazahnya. (H.R Imam Muslim).
Namun demikian ketahuilah bahwa SALAH SATU ADAB YANG SANGAT PENTING DALAM MEMBERI NASEHAT ADALAH MENAHAN DIRI UNTUK TIDAK MEMBERI NASEHAT SAMPAI TAHU ILMUNYA YANG BENAR. Jangan sembarang memberi nasehat apalagi menyalahkan. Bisa jadi nasehat kita salah bila ditimbang dengan dalil syar’i. Jadi haruslah berilmu dulu sebelum berkata, sebelum berbuat apalagi memberi nasehat. Tidak cukup dengan niat baik saja.
Seorang
yang tidak bisa menyetir mobil seharusnya tidak menasehati orang lain tentang
cara menyetir mobil yang baik. Ini urusan dunia. Apalagi urusan akhirat. Kalau
mau memberi nasehat tentang cara shalat yang baik, maka harus punya ilmu
tentang cara shalat yang benar. Jika tidak, maka bisa mendatangkan kesalahan
bahkan kesesatan. Allah Ta'ala berfirman :
وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ ۚ إِنَّ
السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَٰئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا
Dan
janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kami ketahui. Sesungguhnya
pendengaran, penglihatan dan hati nurani , semua itu akan diminta pertanggung
jawabannya. (Q.S al Israa’ 36).
Oleh karena itu hamba hamba Allah jangan merasa pintar atau seolah olah mengetahui segala sesuatu terutama tentang syariat. Jika ada masalah ataupun pertanyaan lebih baik kita serahkan kepada yang lebih berilmu. Memberi nasehat tanpa ilmu bisa jadi mendatangkan mudharat yang besar bagi yang dinasehati.
Ketahuilah bahwa di zaman Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam pernah terjadi satu peristiwa yang mengakibatkan hilangnya nyawa seorang penderita luka di kepala yaitu sebagaimana dinasehatkan oleh sahabat sahabatnya untuk mandi wajib karena mimpi basah.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, setelah mengetahui perinstiwan ini beliau marah. Lalu beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan bahwa tayammum sudah cukup baginya sebagai ganti mandi wajib. Peristiwa ini disebutkan dalam satu hadits :
عَنْ
جَابِرٍ قَالَ خَرَجْنَا فِي سَفَرٍ فَأَصَابَ رَجُلاً مِنَّا حَجَرٌ فَشَجَّهُ
فِي رَأْسِهِ ثُمَّ احْتَلَمَ فَسَأَلَ أَصْحَابَهُ فَقَالَ هَلْ تَجِدُونَ لِي
رُخْصَةً فِي التَّيَمُّمِ فَقَالُوا مَا نَجِدُ لَكَ رُخْصَةً وَأَنْتَ تَقْدِرُ
عَلَى الْمَاءِ فَاغْتَسَلَ فَمَاتَ فَلَمَّا قَدِمْنَا عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أُخْبِرَ بِذَلِكَ فَقَالَ قَتَلُوهُ قَتَلَهُمْ
اللَّهُ أَلَا سَأَلُوا إِذْ لَمْ يَعْلَمُوا فَإِنَّمَا شِفَاءُ الْعِيِّ
السُّؤَالُ إِنَّمَا كَانَ يَكْفِيهِ أَنْ يَتَيَمَّمَ
Dari Jabir Radhiyallahu anhu, dia berkata : Kami berangkat dalam satu perjalanan lalu seorang dari kami tertimpa batu dan melukai kepalanya. Kemudian orang itu mimpi basah. lalu ia bertanya kepada para sahabatnya : Apakah kalian mendapatkan keringanan bagiku untuk tayammum ?. Mereka menjawab : Kami memandang kamu tidak mendapatkan keringanan karena kamu mampu menggunakan air. Lalu ia mandi kemudian meninggal.
Ketika kami sampai dihadapan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, peristiwa tersebut diceritakan kepada beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Beliau bersabda : Mereka telah membunuhnya. Semoga Allah membalas mereka. Tidakkah mereka bertanya jika tidak mengetahui ?. Karena obat dari tidak tahu adalah bertanya. Sesungguhnya dia cukup bertayammum. (H.R Abu Daud, dishahihkan oleh Syaikh al-Albani).
Wallahu A'lam. (2.990)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar