MENJAGA
DAN MEMELIHARA KETAKWAAN SETELAH RAMADHAN
Disusun oleh : Azwir
B. Chaniago
Sungguh tujuan paling terdepan berpuasa di bulan Ramadhan adalah untuk mendapat PREDIKAT TAKWA, yaitu sebagaimana firman-Nya :
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى
الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Wahai orang-orang yang beriman !. Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. (Q.S al Baqarah 183).
Dengan izin Allah Ta'ala, semoga sangatlah banyak orang orang beriman yang bisa mendapatkan predikat takwa dengan puasa Ramadhannya. Diantaranya adalah orang orang yang berkeinginan kuat untuk mendapatkannya dan dibuktikan dengan usaha yang sungguh melaksanakan puasa Ramadhan serta mengisi Ramadhan dengan berbagai amal ibadah yang disyariatkan.
Jika predikat takwa telah ada dalam diri
seorang hamba maka kewajiban berikutnya, yang juga tidak ringan adalah berusaha
menjaga dan memeliharanya bahkan harus meningkatkannya setiap saat. Jika sikap
takwa yang sudah ada lalu terlepas sungguh merupakan kerugian yang amat besar
dan membahayakan kehidupan dunia dan akhiratnya.
Ketahuilah bahwa beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menjaga,
memelihara bahkan meningkatkan ketakwaan
adalah :
Pertama :
Selalu merasa diawasi Allah Ta’ala.
Sungguh kita sakksikan banyak orang yang
melalaikan kewajibannya terhadap hak hak Allah atas dirinya utama sekali karena
merasa Allah tidak mengetahui apa yang mereka lakukan. Pada hal sungguh Allah
Ta’ala dengan ilmu-Nya yang Mahaluas, mengetahui segala sesuatu yang mereka
lakukan. Allah Ta'ala berfirman :
وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَا كُنتُمْ ۚ
وَٱللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ
“... Dan dia bersama kamu
dimana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan” (Q.S.
al Hadid:4)
Al Hafizh Ibnu Katsir
berkata: “Maksudnya adalah Allah senantiasa menyaksikan kalian dan menyaksikan
amal kalian. Bagaimanapun keadaan kalian dan dimana saja kalian berada
didaratan atau dilautan, siang ataupun malam dirumah ataupun dipadang pasir.
Semua itu berada dalam pengetahuan, pengawasan dan pendengaran-Nya. (Tafsir
Ibnu Katsir)
Seorang yang merasa yakin
selalu dilihat dan diawasi Rabb-nya, tentu akan
selalu mendorongnya untuk terus bertakwa baik dalam keramaian dan juga
dalam kesendirian.
Kedua : Belajar ilmu syar’i dan
mengamalkannya.
Bahwa salah satu makna takwa secara istilah adalah sebagaimana dikatakan Ibnu Mas’ud : Hendaklah Allah ditaati
tidak dimaksiati, diingat
tidak dilupakan,
disyukuri tidak diingkari.
Ketahuilah bahwa tidaklah seorang hamba : (1) Bisa mentaati Allah
secara benar kecuali dengan ilmu.
(2) Bisa mengingat
Allah secara benar kecuali dengan ilmu.
(3) Bisa mensyukuri
nikmat Allah secara benar kecuali dengan
ilmu.
Sufyan ats Tsauri berkata
: Bahwa sungguh
ilmu dipelajari untuk dijadikan sarana bertakwa kepada Allah.
Ketahuilah bahwa ilmu
yang benar di dapat dengan belajar. Dan belajar adalah kewajiban setiap muslim. Rasulullah
Salallahu 'alaihi Wasallam bersabda :
طَلَبُ الْعِلْمِ
فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim. (H.R
Imam Ahmad dan Ibnu Majah).
Ketiga : Terus menerus melaksanakan perintah dan
menjauhi larangan Allah
Ini adalah aplikasi dari
takwa. Tidaklah dikatakan bertakwa jika menyelisihi perintah Allah dan
mengabaikan larangannya.
Allah berfirman:
وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَيَخْشَ اللَّهَ وَيَتَّقْهِ
فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْفَائِزُونَ
Dan barangsiapa taat
kepada Allah dan Rasulnya, serta takut kepada Allah dan bertakwa kepadanya,
maka itulah orang-orang yang mendapat kemenangan. (Q.S. an Nur 52).
Keempat : Bergaul dengan orang
orang yang selalu menjaga
ketakwaan.
Termasuk cara yang
sangat dianjurkan dalam menjaga ketakwaan adalah berteman dengan orang orang
yang selalu menjaga ketakwaan.
Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam bersabda :
المرء على دين خليله فلينظر أحدكم من يخالل
Seseorang sesuai dengan agama teman akrabnya. Hendaklah kalian
melihat siapakah yang menjadi teman akrabnya.
(H.R Abu Daud dan at Tirmidzi, dishahihkan oleh Syaikh Al Albani)
Ketahuilah bahwa : (1) Pertemanan dengan orang
bertakwa adalah suatu nikmat yang besar
karena pertemanan dengan orang bertakwa itu karena Allah bukan karena yang lain. (2) Pertemanan dengan orang bertakwa insya Allah akan langgeng
dari dunia sampai akhirat. (3) Pertemanan dengan orang
bertakwa akan selalu saling mendoakan untuk kebaikan. (4) Pertemanan dengan orang bertakwa akan selalu saling ingat
mengingatkan tentang kebaikan. (5) Pertemanan dengan orang
bertakwa akan saling memberi udzur dan memaafkan jika ada kesalahan.
Kelima : Selalu berdoa agar diberi sifat
takwa.
Salah satu jalan untuk
meraih ketakwaan adalah dengan banyak berdoa kepada Allah Ta'ala. Diantara doa yang diajarkan
Rasulullah Salallahu ‘alahi Wasallam adalah :
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْهُدَى
وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى
Ya Allah sesungguhnya aku
memohon engkau agar diberi petunjuk, ketakwaan, kesucian diri dan kecukupan
(H.R Imam Muslim).
Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua.
Wallahu A'lam. (2.982)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar