TIDAK BERSEDIH DAN TIDAK PULA TERLALU GEMBIRA
Disusun oleh : Azwir B. Chaniago
Tabiat umumnya manusia adalah selalu mencari
bahkan mengejar berbagai kebaikan yang diinginkannya. Sebaliknya manusia selalu
lari atau menghindar dari apa yang tidak disukainya.
Ketika yang didapat adalah sesuatu yang dirasa
tidak enak maka dia bersedih. Ketika yang didapat sesuatu yang menyenangkan dia
bergembira. Dalam hal ini hendaknya dia jangan terlalu bersedih dengan yang
dirasanya sebagai keburukan dan tidak pula terlalu gembira dengan yang dirasa
sebagai kebaikan.
Sungguh Allah Ta’ala telah mengingatkan dalam
firman-Nya :
لِكَيْلَا تَأْسَوْا عَلَىٰ مَا فَاتَكُمْ وَلَا تَفْرَحُوا بِمَا
آتَاكُمْ ۗ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ
Agar kamu tidak bersedih hati terhadap apa
yang luput dari kamu dan tidak pula TERLALU GEMBIRA terhadap apa yang
diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tak menyukai setiap orang yang sombong dan
membanggakan diri. (Q.S al Hadiid 23).
Satu atsar dari Umar bin Khaththab yang diriwayatkan
oleh Ibnu Abi Dunya, beliau berkata : “Aku tidak peduli di atas kondisi apa
keadaanku, dia atas hal yang aku sukai atau yang aku benci, karena aku tidak tahu kebaikan itu ada pada
yang aku sukai atau pada yang aku benci...”
Ketahuilah bahwa ketika mendapati kebaikan
belum tentu berujung pada kebaikan. Begitupun sebaliknya. Perhatikanlah firman
Allah Ta’ala berikut ini :
وَعَسَىٰ أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا
وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ ۖ وَعَسَىٰ أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ ۗ
وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
Boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu
padahal itu baik bagimu. Dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal itu tidak
baik bagimu. Allah mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui. (Q.S al Baqarah
216).
Imam Ibnul Qayim al Jauziyah berkata : Didalam
ayat ini terkandung banyak hikmah, diantaranya : (1) Apabila seorang hamba
mengetahui bahwa sesuatu yang dibencinya terkadang justru mendatangkan sesuatu
yang dicintaInya. (2) Sesuatu yang dicintainya terkadang mendatangkan sesuatu
yang dibencinya. (Fawaidul Fawaid).
Syaikh Abdurrahman bin Nashir as Sa’di berkata
: Ayat dalam surat al Baqarah 216 ini adalah umum lagi luas. Bahwa perbuatan
perbuatan baik yang dibenci oleh jiwa manusia karena ada kesulitan padanya, itu
adalah baik tanpa diragukan lagi. Dan perbuatan perbuatan buruk yang disenangi
oleh jiwa manusia karena apa yang diperkirakan olehnya bahwa padanya ada
keenakan dan kenikmatan ternyata (berakibat) buruk tanpa diragukan lagi.
(Tafsir Taisir Karimir Rahman)
Oleh karena itu setiap hamba hendaklah
senantiasa memperkuat imannya sehingga mampu menerima apa yang Allah Ta’ala TETAPKAN BAGI
DIRINYA. Apakah itu terasa buruk atau terasa baik. Allah Ta’ala berfirman :
قُلْ لَنْ يُصِيبَنَا إِلَّا مَا كَتَبَ
اللَّهُ لَنَا هُوَ مَوْلَانَا ۚ وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ
Katakanlah (Muhammad) : Tidak akan menimpa
kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah bagi kami. Dialah pelindung
kami, dan hanya kepada Allah bertawakallah orang orang yang beriman. (Q.S at
Taubah 51).
Setiap hamba hendaklah senantiasa MENGAMBIL
SIKAP BERBAIK SANGKA ATAU HUSNU ZHAN kepada Allah Ta’ala sehingga apapun yang
terjadi dia bisa menerimanya dengan lapang dada TIDAK TERLALU GEMBIRA DAN TIDAK
TERLALU BERSEDIH karena ujung ujungnya adalah kebaikan.
Ada beberapa dalil menjelaskan tentang kebaikan kebaikan ketika
seorang hamba berbaik sangka kepada Allah Ta’ala :
(1)
Hadits qudsi yang riwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim.
يَقُولُ اللهُ تَعالىَ : أَنَا عِنٌدَ
ظَنِّ عَبٌدِى بِي
Allah Ta’ala berfirman : Aku sesuai dengan
sangkaan hamba-Ku terhadap-Ku.
(2) Hadits qusi yang diriwayatkan oleh Imam
Ahmad.
أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي ، إِنْ
ظَنَّ بِي خَيْرًا فَلَهُ ، وَإِنْ ظَنَّ شَرًّا فَلَهُ
Aku sesuai dengan sangkaan hamba-Ku kepada-Ku.
Bila dia bersangka baik kepada-Ku maka
KEBAIKANLAH BAGINYA. Bila dia bersangka buruk maka KEBURUKANLAH BAGINYA.
Ketahuilah bahwa Rasulullah Salallahu ‘alaihi
Wasallam berpesan TENTANG BERBAIK SANGKA, sebagaimana diriwayatkan dari Jabir yaitu
tiga hari sebelum beliau wafat :
لَا يَمُوتَنَّ أَحَدُكُمْ إِلَّا
وَهُوَ يُحْسِنُ الظَّنَّ بِاللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ
Janganlah sekali kali seseorang dari kalian
meninggal melainkan dia (dalam keadaan) berbaik sangka kepada Allah. (H.R Imam
Muslim).
Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua.
Wallahu A’lam. (1.920)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar