NASEHATI ORANG YANG BAIK DAN JUGA ORANG
YANG
TAK BAIK
Disusun oleh : Azwir B. Chaniago
Diantara kewajiban setiap hamba adalah memberi
nasehat kepada orang lain sesuai waktu, keadaan, kemampuan dan kesempatan.
Apakah nasehat itu diminta atau tidak. Allah Ta’ala berfirman :
إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ
إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا
الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
Sungguh, manusia berada dalam
kerugian. Kecuali orang orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih SERTA
SALING MENASEHATI untuk kebenaran dan SALING MENASEHATI untuk kesabaran. (Q.S
al ‘Asr 2-3).
Bahkan seseorang tak boleh merasa bosan dengan
kata lain dianjurkan untuk memberi nasehat terus menerus. Perhatikanlah firman
Allah yang mengingatkan kita untuk tetap memberi peringatan atau nasehat. Allah
Ta’ala berfirman :
وَذَكِّرْ فَإِنَّ الذِّكْرَىٰ تَنْفَعُ
الْمُؤْمِنِينَ
Dan tetaplah memberi peringatan,
karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang orang yang
beriman. (Q.S adz Dzaariyat 55).
Lalu apa makna memberi nasehat ?. Imam al
Khathabi berkata : Nasehat adalah
menghendaki suatu kebaikan bagi orang lain dengan niat ikhlas (karena Allah),
baik berupa perbuatan atau kehendak yang disampaikan dengan cara sebijak
mungkin.
Jadi kata kunci dalam memberi nasehat adalah
(1) Niat ikhlas karena Allah semata (2) Disampaikan dengan cara sebijak
mungkin. Ketahuilah, kalau dua kata kunci ini diabaikan besar kemungkinan
nasehat yang disampaikan tidak akan bermanfaat.
Memberi nasehat bisa dihadapkan pada dua
keadaan manusia, yaitu :
Pertama : Menasehati orang yang baik.
Ketika berhadapan dengan orang baik maka
terkadang kita terkagum kagum bahkan memuji dan ingin belajar kebaikan darinya.
Tapi ketahuilah tak ada manusia yang sempurna kebaikannya. Bisa jadi pada satu waktu dia terjatuh pada perbuatan
buruk. Jadi ada celah untuk diberi
nasehat bahkan terkadang orang baik bisa
jadi masih minta nasehat kepada orang lain.
Kita mengetahui bahwa para Nabi memiliki
kebaikan yang banyak dan senantiasa di bawah bimbingan Allah Ta’ala. Akan tetapi
ada juga diantaranya yang saling memberi nasehat. Perhatikanlah bahwa Nabi Musa
pernah memberi nasehat kepada saudaranya Nabi Harun. Ini disebutkan Allah Ta’ala dalam
firman-Nya :
وَقَالَ مُوسَى لِأَخِيهِ هَارُونَ
اخْلُفْنِي فِي قَوْمِي وَأَصْلِحْ وَلَا تَتَّبِعْ سَبِيلَ الْمُفْسِدِينَ
Dan Musa berkata kepada saudaranya (yaitu)
Harun : Gantikanlah aku dalam (memimpin)
kaumku dan PERBAIKILAH (dirimu dan kaummu). DAN JANGANLAH mengikuti jalan orang-orang yang berbuat kerusakan. (Q.S al A’raf 142).
Kedua : Menasehati orang yang buruk
kelakuannya.
Memberi nasehat kepada orang buruk kelakuannya
tentu lebih utama lagi untuk dilakukan. Jangan biarkan dia tenggelam dalam
keburukan dan maksiatnya. Kelakuan buruknya tentu berbahaya bagi dirinya tetapi
bisa mendatangkan bahaya pula bagi orang banyak. Oleh karena itu, jika mampu
beri nasehat diminta ataupun tidak
diminta.
Suatu yang sudah maklum, bahwa manusia yang
paling buruk kelakuannya dan durhaka kepada Allah adalah Fir’aun. Sedemikian
durhakanya, sampai sampai dia berkata
sebagaimana disebutkan dalam al Qur an :
فَقَالَ أَنَا رَبُّكُمُ الْأَعْلَىٰ
(Seraya Fir’aun) berkata : Aku tuhanmu yang
paling tinggi. (Q.S an Naaziat 24)
Sungguh Allah Ta’ala Allah Maha Mengetahui bahwa Fir’aun ini tidak akan
mau menerima nasehat dan tak mau bertaubat
sampai nyawanya berada dikerongkongan.
Namun demikian Allah tetap menyuruh Nabi
Musa dan Harun untuk mendatangi Fir’aun memberi nasehat bahkan disuruh
berbicara kepada Fir’aun dengan lemah lembut. Allah Ta’ala berfirman :
فَقُولَا لَهُ قَوْلًا لَيِّنًا لَعَلَّهُ يَتَذَكَّرُ أَوْ يَخْشَىٰ اذْهَبَا إِلَىٰ فِرْعَوْنَ إِنَّهُ طَغَىٰ
Pergilah kalian (berdua Musa dan Harun) kepada
Fir’aun. Sesungguhnya dia telah melampaui batas. Dan berbicaralah kepadanya
dengan perkataan yang lemah lembut. Mudah mudahan dia sadar (atas kesalahannya)
atau takut (kepada Allah). Q.S Thaaha 43-44.
Ini menjadi pelajaran bagi kita agar tetap memberi nasehat kepada manusia apakah
dia orang yang baik apalagi orang yang buruk kelakuannya.
Sebagai
penutup tulisan ini, dinukilkan satu hadits tentang kebaikan yang akan diterima
oleh yang memberi nasehat. Dari sahabat Uqbah bin
‘Amr bin Tsa’labah radhiallahu’anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi
Wasallam bersabda :
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ
أجرِ فاعلِه
Barangsiapa yang memberi
petunjuk kepada kebaikan maka dia akan
mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya. (H.R Imam Muslim).
Sungguh Allah Ta’ala memuji orang
orang yag menyeru manusia kepada-Nya yaitu sebagaimana firman-Nya :
وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلًا
مِمَّنْ دَعَا إِلَى اللَّهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ
الْمُسْلِمِينَ
Dan siapakah yang lebih baik
perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, dan mengerjakan
kebajikan dan berkata : Sungguh aku termasuk orang-orang Muslim (yang berserah
diri). Q.S Fussilat 33).
Insya Allah ada manfaatnya bagi
kita semua. Wallahu A’lam. (1.915).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar