BERAPA JUMLAH RAKAAT QIYAM RAMADHAN ?
Oleh : Azwir B. Chaniago
Salah satu karunia besar yang
diturunkan Allah Ta’ala kepada orang orang beriman adalah disyariatkannya
qiyamul lail atau shalat malam. Diluar Ramadhan dikenal dengan sebutan shalat
tahajjud sedangkan di bulan Ramadhan disebut qiyam Ramadhan atau shalat
taraweh.
Melalui qiyam Ramadhan orang orang
beriman akan mendapat tambahan kebaikan dan keutamaan dalam beribadah
kepada-Nya. Diantaranya adalah :
Pertama : Dosa diampuni dengan
mengamalkan shalat taraweh.
Pada hadits no. 697 dalam Bulughul Maram, Ibnu Hajar Asqalani
menyebutkan :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ –
رضي الله عنه – أَنَّ رَسُولَ اَللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – قَالَ: – مَنْ
قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا, غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Dari
Abu Hurairah, dari Rasulullah Salllahu ‘alaihi Wasallam, beliau bersabda : Jika
seseorang melaksanakan shalat taraweh atas dasar iman dan mengharap pahala dari
Allah akan diampuni dosa dosanya yang telah lalu. (H.R Imam Bukhari dan Imam
Muslim)
Maksud qiyam Ramadhan, secara khusus,
menurut Imam Nawawi adalah shalat taraweh. Hadits ini memberitahukan, bahwa
shalat taraweh itu bisa mendatangkan maghfirah dan bisa menggugurkan semua
dosa. Tetapi dengan syarat : (1) Karena berlandaskan iman. (2) Membenarkan pahala-pahala yang dijanjikan
oleh Allah dan mencari pahala tersebut dari Allah Ta’ala. (3) Bukan karena
riya’ atau sekedar (mengikuti) adat kebiasaan. (Fathul Bari).
Kedua : Mendapat pahala seperti
shalat semalam penuh.
Sangat sulit bagi kita untuk
melakukan shalat sepanjang malam apalagi terus menerus selama sebulan. Tapi
dengan kasih sayang-Nya, Allah Ta’ala mendatangkan Ramadhan dan ada kesempatan
untuk shalat taraweh yang bernilai pahala seperti shalat semalam penuh.
Dari Abu Dzar, Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam pernah mengumpulkan keluarga dan para sahabatnya. Lalu beliau
bersabda :
إِنَّهُ مَنْ قَامَ مَعَ الإِمَامِ حَتَّى يَنْصَرِفَ كُتِبَ لَهُ
قِيَامُ لَيْلَةً
Siapa yang shalat bersama imam
sampai ia selesai, maka ditulis untuknya pahala qiyam satu malam penuh. (H.R
Imam Ahmad, Abu Dawud dan yang lainnya, dishahihkan oleh Syaikh al Albani).
Hadits
ini merupakan anjuran serta motivasi
agar kaum muslimin mengerjakan shalat taraweh secara berjamaah dan mengikuti imam hingga selesai. Dan mereka
yang mengamalkannya akan mendapatkan pahala shalat semalam penuh.
Ada
sebagian orang yang bertanya : Berapa jumlah rakaat qiyam Ramadhan ?.
Ketahuilah bahwa hakikatnya jumlah rakaat shalat ini tak dibatasi bilangan
tertentu karena Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam tak menentukan batasannya
secara tegas. Beliau hanya sangat menganjurkan untuk melakukan qiyam Ramadhan.
Beliau
pernah ditanya tentang shalat lail, beliau menjawab sebagaimana disebutkan
dalam sabdanya :
صَلاَةُ اللَّيْلِ مَثْنَى مَثْنَى ، فَإِذَا
خَشِىَ أَحَدُكُمُ الصُّبْحَ صَلَّى رَكْعَةً وَاحِدَةً ، تُوتِرُ لَهُ مَا قَدْ
صَلَّى
Shalat malam itu dua raka’at-dua raka’at. Jika salah seorang di
antara kalian takut masuk waktu shubuh, maka kerjakanlah satu raka’at. Dengan
itu berarti kalian menutup shalat tadi dengan witir. (H.R Imam Bukhai dan Imam
Muslim).
Al Qadhi ‘Iyadh berkata : Tidak ada khilaf bahwa tidak ada batasan
jumlah raka’at dalam shalat malam, tidak mengapa ditambah atau dikurang.
Alasannya, shalat malam adalah bagian dari ketaatan yang apabila seseorang
menambah jumlah raka’atnya maka bertambah pula pahalanya. (Al Minhaj Syarh
Shahih Muslim, an Nawawi)
Ibnu ‘Abdil Barr berkata : Tidak ada khilaf di antara kaum
muslimin bahwa shalat malam tidak ada batasan raka’atnya. Shalat malam adalah
shalat nafilah (shalat sunnah) dan termasuk amalan kebaikan. Seseorang boleh
semaunya mengerjakan dengan jumlah raka’at yang sedikit atau pun banyak. (At
Tamhid Ibnu Abdil Barr)
Jadi melaksanakan shalat lail atau shalat taraweh di bulan Ramadhan
longgar jumlah rakaatnya. Boleh dilakukan dengan 20 rakaat taraweh dan 3 rakaat
witir. Yang ingin melakukan 10 rakaat taraweh dan 1 witir boleh pula. Boleh
juga dengan 8 rakaat taraweh dan 3 rakaat witir. Juga tidak mengapa
melakukannya kurang dari itu.
Memang jumlah rakaat shalat malam ada pilihan tetapi ketahuilah,
ada satu hadits menjelaskan bahwa Rasulullah shalat
lail 11 rakaat. Dari Abu Salamah bin
Abdirrahman, dia mengabarkan bahwa dia pernah bertanya pada ‘Aisyah
radhiyallahu ‘anha : Bagaimana shalat malam Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam di bulan Ramadhan ?. ‘Aisyah mengatakan :
مَا كَانَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم –
يَزِيدُ فِى رَمَضَانَ وَلاَ فِى غَيْرِهِ عَلَى إِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah menambah
jumlah raka’at dalam shalat malam di bulan Ramadhan dan tidak pula dalam shalat
lainnya lebih dari 11 raka’at. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim).
Jadi tak perlu ada permasalahan yang serius tentang jumlah rakaat
shalat malam. Yang menjadi masalah penting bahkan sangat penting adalah
bagaimana kesungguh sungguhan kita melaksanakan shalat lail ini di bulan
Ramadhan ataupun di luar Ramadhan. Dan
ini harus dibuktikan dalam melaksanakannya yaitu DENGAN MENJAGA : (1) Hadirnya
hati ketika shalat. (2) Senantiasa khusyu’. (3) Tak mengabaikan tuma’ninah saat
berdiri, duduk, ruku’ serta sujud, tidak tergesa gesa. (4) Membaguskan bacaan.
Oleh karena itu ketika di satu masjid kita mendapati shalat
taraweh yang tergesa gesa, mengabaikan tuma’ninah maka dianjurkan mencari masjid lain yang lebih
baik pelaksanaan shalat tarawehnya.
Insya
Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (1.629)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar