Minggu, 01 September 2024

SHALAT MALAM PALING AFDHAL SETELAH SHALAT FARDHU

 

SHALAT MALAM PALING AFDHAL SETELAH SHALAT FARDHU

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Sungguh  Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam telah menjelaskan bahwa  shalat lail atau shalat malam    adalah shalat PALING AFDHAL ATAU PALING UTAMA setelah shalat fardhu. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : 

أَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ صَلاَةِ الْمَفْرُوْضَةِ، صَلاَةُ اللَّيْلِ.

Shalat yang paling  setelah shalat wajib adalah shalat yang dilakukan di malam hari. (H.R Imam Muslim)

Selain itu, ketahuilah bahwa shalat malam adalah kebiasaan orang orang shalih yang selalu ingin mendekatkan diri kepada Alla Ta’ala. Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda : 

عَلَيْكُمْ بِقِيَامِ اللَّيْلِ فَإِنَّهُ دَأَبُ الصَّالِحِينَ قَبْلَكُمْ، وَإِنَّ قِيَامَ اللَّيْلِ قُرْبَةٌ إِلَى اللَّهِ، وَمَنْهَاةٌ عَنْ الإِثْمِ، وَتَكْفِيرٌ لِلسَّيِّئَاتِ، وَمَطْرَدَةٌ لِلدَّاءِ عَنِ الجَسَدِ

Hendaklah kalian mengerjakan shalat malam, karena itu merupakan kebiasaan orang shalih sebelum kalian, mendekatkan diri kepada Allah, mencegah dari perbuatan dosa, menghapus keburukan, dan mencegah penyakit dari badan. (H.R. Imam Ahmad, at Tirmidzi dan al Hakim).

Kita dapat kabar bahwa  sungguh sangatlah  banyak diantara saudara saudara yang ingin melakukan shalat malam. Amat banyak pula diantaranya yang sudah istiqamah atau kontinyu melakukannya. Ada yang baru sekedar ingin tapi belum bisa melaksanakan karena sulit bangun sebelum fajar atau di sepertiga malam terakhir.

Ketika seseorang selalu merasa sulit atau  berat untuk melaksanakan shalat malam maka lakukan evaluasi atau introspeksi diri. Bisa jadi terhalang karena dosa. Ketahuilah bahwa ketika seorang hamba ingin melaksanakan   shalat lail maka haruslah dia menjaga diri dari perbuatan maksiat dan dosa, termasuk dosa dosa kecil.  

Imam Ibnul Qayyim berkata : Maksiat menyebabkan kehampaan hati dari (beribadah) mengingat Allah Ta’ala. Banyak sekali KETAATAN TERPUTUS KARENA DOSA. Padahal satu ketaatan lebih baik daripada dunia beserta isinya. (Ad Daa’ wad Dawaa’).

Seorang lelaki bertanya kepada Ibrahim bin Adham  : Sungguh, aku tidak mampu melakukan shalat malam, maka berilah aku resep obatnya ?. Ibrahim bin Adham, semoga Allah merahmatinya, berkata : Janganlah kamu bermaksiat kepada-Nya di siang hari. Hal itu (yakni, tidak bermaksiat kepada-Nya di siang hari) akan membangunkan kamu untuk berdiri di hadapan-Nya di malam hari.

Karena sesungguhnya berdirinya kamu di hadapan-Nya di malam hari termasuk kemuliaan yang paling agung. Sedangkan pelaku maksiat tidak berhak mendapatkan kemuliaan tersebut. (Muhammad bin Shalih al-Munajjid, Fatawa al Islam Su-al wa Jawab).

Selain itu sangat dianjurkan untuk mengamalkan adab adab tidur. Syaikh Abdul Aziz as Syayyid  Nada dalam Kitab Ensiklopedi Adab Islam menjelaskan 37 macam adab tidur. Diantaranya adalah tidur dalam keadaan suci atau berwudhu, mengibas tempat tidur tiga kali, memulai tidur dengan miring ke kanan, membaca doa dan dzikir sebelum tidur, membaca beberapa ayat al Qur an seperti al Ikhlas, al Falaq dan an Naas. Juga ayat Kursi dan yang lainnya sebagaimana  yang disyariatkan.

Ketika seseorang memulai tidur dengan mengamalkan adab tidur maka dia bisa tidur dengan nyaman, tak diganggu syaithan. Dengan demikian ringan baginya untuk bangun lebih awal sehingga ada waktu untuk melakukan shalat lail.

Ketahuilah bahwa ketika suatu waktu seseorang terlambat tidur karena ada halangan, maka dengan mengamalkan adab tidur yang disyariatkan maka tidurnya bisa menjadi berkualitas. Meskipun jam atau lama tidurnya sedikit berkurang dari biasa, dia akan tetap bisa bangun lebih awal. Ketahuilah bahwa hakikat tidur bukan terkait langsung dengan LAMANYA TIDUR tetapi lebih ditentukan oleh KUALITAS TIDUR.

Wallahu Alam. (3.356)

 

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar