Sabtu, 14 September 2024

BEBERAPA DALIL YANG SHAHIH TENTANG PUASA AYYAMULBIDH

 

BEBERAPA DALIL YANG SHAHIH TENTANG PUASA AYYAMULBIDH

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Salah satu PUASA SUNNAH yang sangat dianjurkan adalah puasa ayyamulbidh yaitu puasa tiga hari berturut turut dipertengahan bulan dari tahun hijriah. DALIL TENTANG PERINTAH PUASA INI sangatlah jelas dan kuat yaitu sebagaimana sabda Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam   :

Pertama : Hadits dari Abu Dzaar,  Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam bersabda :  

يَا أَبَا ذَرٍّ إِذَا صُمْتَ مِنَ الشَّهْرِ ثَلاَثَةَ أَيَّامٍ فَصُمْ ثَلاَثَ عَشْرَةَ وَأَرْبَعَ عَشْرَةَ وَخَمْسَ عَشْرَةَ

Wahai Abu Dzaar, jika engkau ingin berpuasa tiga hari setiap bulannya, maka berpuasalah pada tanggal 13, 14, dan 15.  (H.R at Tirmidzi  dan An Nasai, Abu Isa at Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini Hasan).

Kedua : Hadits dari Ibnu Milhan Al Qaisi, dari ayahnya, ia berkata :

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَأْمُرُنَا أَنْ نَصُومَ الْبِيضَ ثَلاَثَ عَشْرَةَ وَأَرْبَعَ عَشْرَةَ وَخَمْسَ عَشْرَةَ . وَقَالَ هُنَّ كَهَيْئَةِ الدَّهْرِ

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa memerintahkan pada kami untuk berpuasa pada ayyamul bidh yaitu 13, 14 dan 15 (dari bulan Hijriyah). Dan beliau bersabda : Puasa ayyamul bidh itu seperti puasa setahun. (H.R Abu Daud  dan an Nasa-I, dishahihkan oleh Syaikh al Albani).

Ketiga : Hadits dari Ibnu Abbas, ia berkata :

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يُفْطِرُ أَيَّامَ الْبِيضِ فِي حَضَرٍ وَلَا سَفَرٍ

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa pada ayyamul biidh ketika tidak bepergian maupun ketika bersafar. (H.R an Nasa-i, Syaikh al Albani mengatakan bahwa hadits ini Hasan).

Keempat : Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata :

أَوْصَانِى خَلِيلِى بِثَلاَثٍ لاَ أَدَعُهُنَّ حَتَّى أَمُوتَ صَوْمِ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ ، وَصَلاَةِ الضُّحَى ، وَنَوْمٍ عَلَى وِتْرٍ

Kekasihku (yaitu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam) mewasiatkan padaku tiga nasehat yang aku tidak meninggalkannya hingga aku mati : (1) Berpuasa tiga hari setiap bulannya. (2) Mengerjakan shalat Dhuha. (3) Mengerjakan shalat witir sebelum tidur. (H.R Imam Bukhari)

Oleh karena itu hamba hamba hamba Allah hendaklah berusaha untuk selalu bersemangat  mengamalkannya. Sungguh dalilnya shahih dari Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam.

Selain itu ketahuilah bahwa salah satu keutamaan berpuasa adalah sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam :

قَالَ رَبُّنَا عَزَّ وَجَلَّ : الصِّيَامُ جُنَّةٌ يَسْتَجِنُّ بِهَا الْعَبْدُ مِنَ النَّارِ، وَهُوَ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ

Rabb kita ‘azza wa jalla berfirman, PUASA ADALAH PERISAI, yang dengannya seorang hamba membentengi diri dari api neraka, dan puasa itu untuk-Ku, Aku-lah yang akan membalasnya. (H.R. Imam Ahmad).

Syaikh Shalih Fauzan hafidzahullah menjelaskan : Maksudnya puasa adalah penghalang antara dirinya dengan api neraka, ini mencakup puasa yang wajib seperti puasa Ramadhan dan juga puasa sunnah seperti puasa enam hari di bulan Syawal, puasa Senin-Kamis, puasa tiga hari setiap bulan, puasa Dzulhijjah, puasa Arafah, dan puasa ‘Asyura. (Lihat al Minhatu ar Rabaniyyah fii Syarhi al Arba’in an Nawawiyyah).

Wallahu A'lam. (3.362)

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar