MEMPERBANYAK PUASA SUNNAH DI BULAN MUHARRAM
Oleh : Azwir B. Chaniago
Rasulullah shallallahu
’alaihi wa sallam sangat menganjurkan kita umatnya untuk banyak melakukan
puasa pada bulan Muharram karena merupakan saat puasa sunnah paling utama
sebagaimana sabda beliau :
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ
رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ
صَلاَةُ اللَّيْلِ
Puasa yang paling utama setelah
(puasa) Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah, Muharram. Sementara shalat yang
paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam. (H.R Imam Muslim dari
Abu Hurairah).
Imam an Nawawi menjelaskan : Hadits
ini merupakan penegasan bahwa sebaik-baik bulan untuk berpuasa adalah pada
bulan Muharram. (Syarh Shahih Muslim)
Penjelasan di atas menunjukkan
bahwa kaum muslimin dianjurkan memperbanyak puasa pada bulan Muharram. Jika
merasa berat maka berpuasalah sesuai kemampuan. Orang bijak berkata : Jika tak dapat semua jangan tinggalkan semua.
Ketahuilah bahwa ada banyak
kesempatan untuk melakukan puasa sunnah yang sangat dianjurkan di bulan
Muharram. Diantaranya adalah : Puasa Tasu’a dan ‘Asyura. Dalil dan keutamaannya
adalah sebagaimana sabda Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam :
حَدِيْثُ سَعِيْدُ بْنُ جُبَيْرِ عَنْ ابْنِ
عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ: قَدِمَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ الْمَدِيْنَةَ فَرَأَى الْيَهُوْدَ تَصُوْمُ يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ
فَقَالَ: “مَا هَذَا؟ “قَالُوا: هَذَا يَوْمٌ صَالِحٌ نَجَى اللهُ فِيْهِ بَنِي
إِسْرَائِيْلَ مِنْ عَدُوِّهِمْ فَصَامَهُ مُوْسَى قَالَ: “فَأَنَا أَحَقُّ
بِمُوْسَى مِنْكُمْ” فَصَامَهُ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ.
Hadits Said bin Jubair dari Ibnu Abbas, beliau
berkata bahwa ketika tiba di Madinah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
mendapati orang-orang Yahudi melakukan puasa ’Asyura. Kemudian Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bertanya : Hari yang kalian bepuasa ini hari apa ?.
Orang-orang Yahudi tersebut menjawab : Ini
adalah hari yang sangat mulia. Ini adalah hari di mana Allah menyelamatkan Musa
dan kaumnya. Ketika itu pula Fir’aun dan kaumnya ditenggelamkan. Musa berpuasa
pada hari ini dalam rangka bersyukur, maka kami pun mengikuti beliau berpuasa
pada hari ini.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
lantas bersabda : Kita seharusnya lebih berhak dan lebih utama mengikuti Musa
daripada kalian. Lalu setelah itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
memerintahkan kaum muslimin untuk berpuasa. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim).
Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam ditanya tentang
keutamaan puasa Arafah beliau
menjelaskan : “Puasa Arafah menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun
yang akan datang. Beliau juga ditanya mengenai keistimewaan Puasa ’Asyura?
Beliau menjawab : Puasa ’Asyura menghapus dosa setahun yang lalu”. (H.R
Imam Muslim).
Disamping puasa ‘Asyura tanggal 10 bulan Muharram, Nabi Shallallahu ‘alaihi
Wasallam juga menganjurkan, bagi yang ingin tambahan kebaikan, bisa juga
dilakukan puasa pada tanggal 9 bulan Muharram, yaitu puasa Tasu’a.
Rasulullah
berazam untuk mengamalkannya, meskipun beliau tidak sempat menunaikan karena
wafat sebelum Muharam berikutnya. Lalu sahabat menjalankan puasa Tasu’a seperti
disabdakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi Wasallam :
إذا كان العام المقبل صمنا يوم التاسع
Apabila tahun depan (kita masih diberi umur panjang), kita akan
berpuasa pada hari Tasu’a (hari kesembilan). (H.R as Suyuthi dari Ibnu Abbas,
dishahihkan Al Albani dalam Shahihul Jami’).
Selain
itu sangatlah baik kalau diamalkan pula puasa yaumul bidh yaitu puasa tiga hari
setiap bulan. Dalil dan keutamaannya adalah sebagaimana sabda Rasulullah
Salallahu ‘alaihi Wasallam :
صَوْمُ
ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ صَوْمُ الدَّهْرِ كُلِّهِ
Puasa pada tiga hari setiap bulannya adalah SEPERTI PUASA SEPANJANG TAHUN. (H.R Imam Bukhari).
Puasa pada tiga hari setiap bulannya adalah SEPERTI PUASA SEPANJANG TAHUN. (H.R Imam Bukhari).
Sungguh
puasa tiga hari setiap bulan ini sangatlah dianjurkan. Ketahuilah bahwa
Rasulullah senantiasa berpuasa tiga hari
setiap bulan. Baik ketika mukim maupun ketika bersafar. Dari Ibnu Abbas
radhiyallahu ‘anhuma, dia berkata :
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يُفْطِرُ أَيَّامَ الْبِيضِ فِي حَضَرٍ
وَلَا سَفَر
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa pada ayyamul bidh ketika tidak
bepergian maupun ketika bersafar. (H.R an Nasai, dihasankan Syaik al Albani).
Beliau
juga memerintahkan sahabat untuk mengamalkannya. Dari Abu Dzar, Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda padanya :
يَا أَبَا ذَرٍّ إِذَا
صُمْتَ مِنَ الشَّهْرِ ثَلاَثَةَ أَيَّامٍ فَصُمْ ثَلاَثَ عَشْرَةَ وَأَرْبَعَ
عَشْرَةَ وَخَمْسَ عَشْرَةَ
Jika
engkau ingin berpuasa tiga hari setiap bulannya, maka berpuasalah pada tanggal
13, 14, dan 15 (dari bulan Hijriyah). (H.R at Tirmidzi dan An Nasai).
Sangat baik pula jika pada bulan
Muharram ini diamalkan pula dengan tertib puasa Senin dan Kamis. Dalil dan
keutamaannya, bahwa hari Senin dan Kamis adalah hari amal-amal
akan diperlihatkan. Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda :
تُعْرَضُ الأَعْمَالُ يَوْمَ الاِثْنَيْنِ وَالْخَمِيسِ فَأُحِبُّ
أَنْ يُعْرَضَ عَمَلِى وَأَنَا صَائِمٌ
Diperlihatkan amal-amal pada setiap hari Kamis dan Senin. Maka aku
ingin amalku diperlihatkan saat aku berpuasa. (H.R at Tirmidzi).
Itulah diantara puasa yang sangat
baik kita amalkan di bulan Muharram karena
berpuasa di bulan Muharram adalah
paling utama yaitu sebagaimana hadits
dari Ibnu Abbas dan diriwayatkan oleh Imam Muslim tersebut diatas.
Ketahuilah bahwa disamping
keutamaan puasa puasa sunnah tersebut diatas, secara umum puasa yang dilakukan
seorang hamba memndatangkan tambahan kebaikan, diantaranya :
Pertama : Dijauhkan dari api neraka.
Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda
:
ما من عبد يصوم يوما في سبيل الله إلا
باعد الله بذالك وجهه عن النار سبعين خريفا
Tidaklah seorang hamba yang berpuasa (satu
hari) di jalan Allah kecuali akan Allah
jauhkan dia (karena puasanya) dari neraka sejauh tujuh puluh musim. (H.R Imam
Bukhari dan Imam Muslim).
Kedua : Perisai yang melindungi dari
api neraka.
Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda
:
قَالَ رَبُّنَا عَزَّ وَجَلَّ :
الصِّيَامُ جُنَّةٌ يَسْتَجِنُّ بِهَا الْعَبْدُ مِنَ النَّارِ، وَهُوَ لِي
وَأَنَا أَجْزِي بِهِ
Rabb kita ‘azza wa jalla berfirman, Puasa
adalah perisai, yang dengannya seorang hamba membentengi diri dari api neraka,
dan puasa itu untuk-Ku, Aku-lah yang akan membalasnya. (H.R Imam Ahmad).
Beliau juga bersabda :
إِنَّمَا الصِّيَامُ جُنَّةٌ
يَسْتَجِنُّ بِهَا الْعَبْدُ مِنَ النَّارِ
Puasa adalah perisai yang dapat melindungi
seorang hamba dari siksa neraka (H.R Imam Ahmad).
Insya Allah ada manfaatnya bagi
kita semua. Wallahu A’lam. (1.755)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar