KEWAJIBAN BERSIKAP IKHLAS DALAM IBADAH
Oleh : Azwir B. Chaniago
Apa makna ikhlas
?. Secara bahasa, ikhlas bermakna bersih dari segala sesuatu yang tidak baik
dan menjadikan sesuatu bersih, tidak kotor. Maka orang yang ikhlas dalam
beragama adalah orang yang menjadikan
agamanya murni hanya untuk Allah saja dengan menyembah-Nya dan tidak
menyekutukan dengan yang lain dan tidak riya ataupun ujub dan tak berharap
pujian manusia dalam beramal.
Sedangkan secara
istilah, ikhlas berarti niat mengharap ridha Allah saja dalam beramal tanpa
menyekutukan-Nya dengan yang lain. Memurnikan niat dari segala sesuatu yang bisa merusaknya. Diantara dalilnya
adalah :
(1) Firman Allah
Ta’ala, surat al An’am 162 :
قُلْ إِنَّ صَلاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ
الْعَالَمِين
Katakanlah :
Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah,
Rabb semesta alam.
(2) Firman Allah
Ta’ala, surat Al-Bayyinah ayat 5 :
وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا
اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ
Padahal mereka
hanya disuruh menyembah Allah dengan ikhlas mentaati-Nya
semata mata karena (menjalankan) agama.
(3) Firman Allah Ta’ala, surat az Zumar 2 :
فَاعْبُدِ اللَّهَ مُخْلِصًا لَهُ
الدِّينَ
Maka sembahlah Allah dengan tulus ikhlas
beragama kepada-Nya.
(4) Tentang kewajiban ikhlas karena Allah adalah
juga sebagaimana yang disabdakan
Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam. : “Inallaha
yuqbalu minal ‘amali illa maa kaana lahu khaliisa wabtughiya bihi wajahuhu” Sesungguhnya
Allah tidak menerima dari semua jenis amalan kecuali yang murni, ikhlas
untuk_Nya dan untuk mencari wajah-Nya. (H.R Imam an Nasa’i, dishahihkan oleh
Syaikh al Albani).
Di zaman ini sungguh semakin banyak sarana
yang bisa menggangu keikhlasan kita dalam beribadah. Diantaranya adalah alat
komunikasi yang semakin canggih seperti android ataupun smartphone.
Perhatikanlah beberapa tulisan ata gambar di WatsApp tentang sebagaian orang
yang menyebutkan ibadah ibadahnya kepada publik pada hal ibadah itu BISA BAHKAN
SANGAT BAIK UNTUK DISEMBUNYIKAN.
Diantaranya adalah ada tulisan yang dikirim
melalui smartphone pada jam tiga malam mengajak orang lain untuk shalat
tahajjud. Ajakan ini tentu sangat baik tetapi agak sulit untuk menghindari
perasaan riya dan sum’ah.
Ada juga yang ketika melakukan ibadah umrah
lalu berphoto di banyak tempat dan photo photo itu dikirim ke banyak group
WatsApp. Bahkan ada photo ketika yang bersangkutan shalat dan berdoa di
Masjidil Haram. Bisa jadi maksudnya memberi semangat kepada yang lain untuk
juga berumrah. Tetapi agak sulit untuk menjaga keikhlasan dalam hal ini.
Memang kita membutuhkan alat komunikasi berupa
smartphone, ini adalah bagian dari nikmat Allah. Akan tetapi kewajiban kita adalah menggunakannya
dengan bijak sehingga bisa mendatangkan ridha Allah Ta’ala.
Ketahuilah saudaraku. Sangatlah baik kalau
kita mengetahui beberapa tanda keikhlasan seseorang dalam beribadah, diantaranya
:
Pertama
: Orang yang ikhlas selalu berusaha menyembunyikan amalnya sebagaimana
seseorang menyembunyikan keburukannya. Setiap amal yang bisa disembunyikan
pasti akan diusahakannya untuk menutupi karena khawatir dengan datangnya
sifat riya.
Dia tidak pernah membutuhkan pengakuan dirinya
seperti sifat ujub. Apalagi pengakuan orang lain. Pujian ataupun celaan baginya
sama saja. Malah jika ada orang memuji perbuatan atau amalnya maka dia akan
semakin banyak memuji Allah Ta’ala.
Kedua
: Tidak pernah puas dengan amal yang dilakukannya. Orang yang ikhlas hanya akan
qana’ah atau merasa cukup terhadap urusan dunia meskipun dengan yang sedikit.
Tapi untuk urusan akhirat dia tidak pernah
merasa kenyang. Masih terus merasa kurang.
LIHATLAH KEHIDUPAN SAHABAT YANG
SELALU MERASA CUKUP DENGAN RIZKINYA MESKIPUN SEDIKIT. TAPI UNTUK URUSAN
AKHIRAT, AMAL SHALIH MEREKA TIDAK PERNAH KENYANG. Jadi jangan dibalik pemakaian
kata qana’ah. Qana’ah itu untuk dunia bukan untuk akhirat.
Ketiga
: Orang yang ikhlas beramal pada saat
kesendiriannya lebih baik daripada di keramaian. Inilah ciri khas yang ada pada
orang yang ikhlas. Amal terbaiknya akan dilakukan pada saat sendiri tidak ada
yang melihat kecuali Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Dia betul betul sudah merasa
sangat puas jika yang menyaksikan amalnya hanya Allah Ta’ala saja.
Keempat
: Orang yang iklhas dalam beribadah tidak pernah menghitung hitung kebaikan apa
yang telah diperbuatnya. Apapun kebaikan yang pernah dilakukannya maka dia akan
berusaha melupakannya. Orang bijak berkata : Jika engkau telah melakukan
kebaikan maka buanglah kelaut. Maksudnya tidak diingat ingat lagi sehingga akan
merusak keikhlasan.
Kelima
: Orang yang ikhlas dalam beribadah tidak mau mencari keuntungan dunia berupa
materi, pujian, popularitas ataupun fasilitas terhadap amal ibadah atau kebaikan
yang dilakukannya. Dia berharap ridha
dan pahala dari Allah semata.
Keenam :
Orang yang ikhlas dalam beribadah biasanya tidak mempan dizhalimi. Kezhaliman
seperti apapun tidak akan membuatnya merasa tersiksa karena dia hanya bersandar
kepada Allah tidak kepada yang lain.
Bahkan ketika dia dizhalimi misalnya diolok
olok, dighibah, bahkan dihina akan membuat imannya semakin kokoh. Kenapa,
karena dia selalu mengambil sikap yang terpuji
yaitu bersabar dan bersyukur pada setiap keadaan.
Oleh karena itu orang orang beriman akan
senantiasa menjaga keikhlasannya dalam beribadah karena ikhlas adalah salah
satu syarat diterimanya amal ibadah disamping ittiba’ kepada Rasulullah
Salallahu ‘alaihi Wasallam. Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu
A’lam. (1.757).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar