TIGA PERBUATAN BAIK YANG HARUS DISEGERAKAN
Oleh : Azwir B. Chaniago
Seorang hamba haruslah bersegera untuk melakukan kebaikan.
Jangan di tunda tunda berlombalah. Allah berfirman : “Fastabiqul khairaat”. Maka berlomba lombalah (dalam melakukan)
kebaikan. (Q.S al Baqarah 148).
Khalifah Umar bin Khaththab berkata : Perlahan lahan (tidak
tergesa gesa, pen.) dalam semua urusan itu baik KECUALI UNTUK URUSAN AKHIRAT.
(Kitab az Zuhud, Imam Ahmad).
Sungguh kita tak mengetahui kapan kita akan dipanggil untuk kembali
kepada Allah Ta’ala. Dan kalau sudah dipanggil yaitu diwafatkan, hakikatnya tak
ada lagi kebaikan atau amal shalih yang bisa kita lakukan. Jadi bersegeralah melakukan kebaikan.
Diantara kebaikan kebaikan yang sangat perlu kita segerakan adalah :
Pertama : Bersegera minta ampun dan bertaubat.
Ketika datang waktunya seseorang diwafatkan maka tidak ada
syarat apakah seseorang itu sudah bertaubat atau belum. Pada hal kita sering
berbuat dosa. Oleh karena itu bersegeralah bertaubat. Jangan sampai dosa dosa
kita dibawa ke alam kubur. Jangan sampai menjadi orang yang merugi.
Sungguh
Allah Ta’ala menyuruh kita untuk
bertaubat agar kita menjadi orang yang beruntung. Allah Ta’ala berfirman : “Wa
tuubuu ilallahi jamiian aiyuhal mu’minuuna, la’allakum tuflihuun”. Dan
bertaubatlah kamu semua kepada Allah, wahai orang orang yang beriman, agar kamu
beruntung. (Q.S an Nuur 31).
Ketahuilah bahwa seorang hamba wajib untuk bersegera memohon ampun dan bertaubat
kepada Allah. Jangan sekali kali menunda nundanya. Allah berfirman : “Wa
saari’u ila maghfiratin min rabbikum” Dan bersegeralah kamu mencari ampunan
dari Rabbmu. (Q.S Ali Imran 133).
Imam Ibnul Qayyim berkata : Menyegerakan taubat dari dosa
merupakan kewajiban dan tidak boleh ditunda tunda. Jika menunda taubat maka
berarti telah bermaksiat dengan penundaan itu. Bila bertaubat dari dosa, maka
masih tersisa darinya taubat yang lain, yaitu taubat dari sikap menunda nunda
taubat itu. Hal ini jarang sekali terbetik dalam jiwa pelaku taubat, dia
beranggapan bahwa jika ia bertaubat dari dosa tidak ada lagi dosa yang tersisa
darinya. Padahal dia harus (pula) bertaubat terhadap dosa penundaan taubatnya.
Kedua : Bersegera melakukan amal shalih.
Imam Hasan al Bashri mengingatkan
agar kita tidak lalai
dalam berbuat kebaikan. Beliau berkata : Jauhkan dirimu
dari “taswif” yaitu berkata “nanti sajalah”.
Barangkali di zaman ini ada sebagian orang yang berkata :
Saya akan shalat ke masjid setelah
pensiun, saya akan membaca al Qur an secara rutin mulai awal Ramadhan yang akan
datang ataupun ungkapan lain yang semacamnya.
Sungguh tak ada yang mengetahui apakah seseorang masih punya
umur sampai pensiun atau sampai awal Ramadhan yang akan datang. Saat kematian seseorang
itu hakikatnya memang ada dua yaitu sudah dekat atau sudah sekali. Hanya Allah
Yang Maha Mengetahui.
Oleh sebab itu seorang hamba hendaklah bersegera dalam
beribadah atau melakukan amal shalih. Ketahuilah modal paling utama seorang
hamba untuk mendapatkan surga adalah iman dan amal shalih. Allah
berfirman : “Wa
basysyiril ladziina aamanuu wa ‘amilush shalihaati anna lahum jannatin tajrii
min tahtihal anhaar” . Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang orang
yang beriman dan beramal shalih bahwa untuk mereka (disediakan) surga surga
yang mengalir dibawahnya sungai sungai. (Q.S
al Baqarah 25)
Ketiga : Bersegera belajar ilmu.
Dalam syariat Islam belajar ilmu
dihukumi sebagai wajib. Oleh karena itu tidaklah pantas jika seorang hamba
melalaikannya. Rasulullah bersabda : “Thalibul
ilmi faridhatun ‘ala kulli muslim” Belajar ilmu adalah wajib bagi setiap
Muslim. (H.R Imam Ahmad dan Imam Ibnu Majah).
Perkara yang paling utama untuk dipelajari lebih dahulu atau
disegerakan belajarnya adalah ilmu syar’i. Kenapa ? : Karena itu kebutuhan kita
sebagai seorang hamba. Perhatikanlah saudaraku : (1) Tidaklah seorang hamba bisa mengingat
Allah secara benar kecuali dengan ilmu (2) Tidaklah seorang hamba bisa
melakukan ketaatan kepada Allah dengan benar kecuali dengan ilmu. (3) Tidaklah
seorang hamba bisa bersyukur atas nikmat
Allah kecuali dengan ilmu (4) Tidaklah seorang hamba bisa bersabar secara
benar terhadap ujian yang diberikan
Allah kecuali dengan ilmu.
Dan sungguh kita butuh ilmu untuk memahami aqidah yang
benar. Kita butuh ilmu untuk beribadah yang benar. Kita butuh ilmu untuk
berakhlak yang terpuji. Kita butuh ilmu agar bisa bermuamalah
dengan baik. Bahkan beberapa saat sebelum matipun
kita masih butuh ilmu yaitu ilmu tentang kalimat apa yang harus kita ucapkan
pada saat yang kritis itu.
Oleh karena itu bersegera belajar ilmu adalah perkara yang sangat ditekankan karena ini
adalah kebutuhan manusia. Imam Ahmad bin Hambal berkata : Kebutuhan manusia
terhadap ilmu melebihi kebutuhannya terhadap makan dan minum. Untuk makan dan
minum manusia hanya butuh dua atau tiga kali saja sehari. Tapi kebutuhan
manusia terhadap ilmu adalah sebanyak tarikan nafasnya.
Sebagai penutup tulisan ini, dinukil satu hadits tentang
keutamaan menuntut ilmu yaitu dari Abu Darda’ Rasulullah Salallahu ‘alaihi
wasallam bersabda :“Barang siapa menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu
maka Allah memudahkan jalannya menuju Surga. Sesungguhnya para Malaikat
membentangkan sayapnya untuk orang yang menuntut ilmu karena ridha atas apa
yang mereka lakukan. Dan sesungguhnya orang yang berilmu benar-benar dimintakan
ampun oleh penghuni langit dan bumi, bahkan oleh ikan-ikan yang berada di dalam
air.” (H.R Abu Dawud, at Tirmidzi, Imam Ahmad dan juga yang selainnya).
Insya Allah ada manfaatnya bagi kita
semua. Wallahu A’lam. (1.228).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar