PUJIAN BISA MEMBUNUH KEIKHLASAN DALAM
BERIBADAH
Oleh : Azwir B. Chaniago
Tak ada khilaf
diantara ulama bahwa syarat diterima suatu ibadah atau amalan seorang hamba
adalah :
Pertama : Ikhlas
karena Allah.
Diantara dalilnya
adalah :
(1) Firman Allah : Katakanlah: “Qul inna shalaatii wanusukii
wa mahyaaya wa mamaatii lillahi rabbil ‘aalamiin”. Katakanlah : Sesungguhnya
shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Rabb semesta alam.
(Al-An’am: 162).
(2) Surat
Al-Bayyinah ayat 5 Allah berfirman : “Wamaa umiruu illaa liya’budullaha
mukhlishiina lahuddiin” .Padahal mereka hanya disuruh
menyembah Allah dengan ikhlas mentaati-Nya semata mata karena (menjalankan) agama.
(3) Allah Ta’ala berfirman : “Fa’budillaha mukhlisan
lahuddiin.” Maka sembahlah Allah
dengan tulus ikhlas beragama kepada-Nya. (Q.S az Zumar 2)
(4) Tentang kewajiban ikhlas karena Allah
adalah juga sebagaimana yang disabdakan Rasulullah : “Inallaha yuqbalu minal
‘amali illa maa kaana lahu khaliisa wabtughiya bihi wajahuhu” Sesungguhnya
Allah tidak menerima dari semua jenis amalan kecuali yang murni, ikhlas
untuk_Nya dan untuk mencari wajah-Nya. (H.R Imam an Nasa’i, dishahihkan oleh
Syaikh al Albani).
Kedua : Ittiba’
yaitu mengikuti contoh yang diajarkan Rasulullah Salallahu ‘alaihi wasallam.
Diantara dalilnya adalah sabda Rasulullah Salallahu ‘alaihi
wasallam : “Man ‘amala ‘amalan laisa ‘alaihi amrunaa fahuwa raddun”. Barang
siapa melakukan suatu amalan yang tidak ada perintah dari kami maka (amalannya)
tertolak. (H.R Imam Muslim).
Berkata al Hafizh Ibnu Rajab al Hambali : Hadits ini secara
konteks menunjukkan bahwa setiap amalan yang tidak ada perintah syar’i di
dalamnya maka amalan tersebut ditolak. Sebaliknya dapat dipahami pula bahwa
setiap amalan yang ada perintahnya maka amalan tersebut diterima. Maksud perintah disini adalah agama dan syariatnya.
Lalu datang
pertanyaan : Apa makna ikhlas ?. Secara bahasa, ikhlas bermakna bersih dari
segala sesuatu yang tidak baik dan menjadikan sesuatu bersih, tidak kotor. Maka
orang yang ikhlas dalam beragama adalah
orang yang menjadikan agamanya murni hanya untuk Allah saja dengan
menyembah-Nya dan tidak menyekutukan dengan yang lain dan tidak riya ataupun
ujub dan tak berharap pujian manusia dalam beramal.
Sedangkan secara
istilah, ikhlas berarti niat mengharap ridha Allah saja dalam beramal tanpa
menyekutukan-Nya dengan yang lain. Memurnikan niat dari segala sesuatu yang bisa merusaknya.
Ketahuilah bahwa
ikhlas dalam beribadah haruslah ada dalam diri seorang hamba, yaitu (1) Pada
saat akan melakukan suatu ibadah. (2) Pada saat sedang beribadah, dan (3) Setelah
selesai ibadah sampai kapanpun.
Sungguh menjaga
keikhlasan bukanlah perkara mudah. Sangatlah banyak perkara yang mengganggu
keikhlasan seorang hamba dalam beribadah. Imam Ibnul Qayyim menyebutkan dua
musuh yang bisa membunuh keikhlasan. Satu diantaranya adalah SIKAP SUKA DIPUJI.
Imam
Ibnul Qayyim memberikan nasehat yang berharga buat kaum muslimin. Kata beliau :
Keikhlasan tidak dapat bersatu dengan salah satu dari dua sifat yaitu (1) serakah atau tamak
dan (2) suka dipuji atau
disanjung. Sifat ini tidak akan pernah bersatu dalam diri seseorang.
Bagaimana mungkin air bersatu dengan api.
Biawak tentu tidak mungkin bersatu dengan ikan. Yang satu akan mematikan
yang lainnya.
Selanjutnya
beliau berkata : Kemudian lihatlah sifat ingin dipuji yang dimiliki,
lalu berpalinglah darinya sebagaimana orang yang berpaling dari dunia karena
mencintai akhirat. Untuk
menghilangkan sifat suka dipuji atau disanjung, dapat dipermudah dengan
meyakini :
(1)
Bahwa tidak ada seorangpun yang pujiannya bermanfaat bagi anda dan celaannya
berbahaya bagi anda, kecuali jika Allah berkehendak.
(2)
Bahwa tidak ada seorangpun yang pujiannya dapat menghiasi diri anda dan
kecamannya dapat menjadikan cacat bagi anda, kecuali jika Allah berkehendak.
Oleh
karena itu abaikan saja pujian manusia
yang tidak akan membuat anda menjadi mulia dan abaikan juga celaan manusia yang
tidak akan menjadikan anda hina. (Fawaidul Fawaid, dengan diringkas).
Jadi dalam beribadah janganlah pernah mengharapkan pujian
dari manusia sedikitpun karena sifat suka dipuji akan membunuh keikhlasan.
Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (1.229).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar