POSISI TIDUR TERBAIK
Oleh : Azwir B. Chaniago
Muqaddimah.
Tidur adalah salah satu nikmat Allah yang diberikan
kepada hamba hamba-Nya. Allah berfirman : “Waja’alnaa naumakum subaataa. Dan
kami menjadikan tidurmu untuk beristirahat. (Q.S an Naba’ 9).
Sungguh kita
tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya diri kita jika tidak ada nikmat tidur
yang diberikan Allah. Bagaimana tersiksanya kita jika tidak bisa tidur. Bahkan
bagi orang yang susah untuk tidur terkadang menggunakan berbagai cara
diantaranya ada yang sampai menggunakan obat tidur secara berlebihan yang pada
gilirannya bisa membahayakan kesehatannya.
Ketika tidur atau berbaring manusia pada umumnya tidak lepas
dari empat posisi yaitu tengkurap,
telentang, miring ke kiri dan miring ke kanan. Seseorang memilih posisi tidur
atau berbaring sesuai dengan yang diinginkan atau yang menjadi kebiasaannya.
Namun demikian ada baiknya kita mengetahui posisi tidur yang lebih baik
sehingga nikmat tidur itu menjadi lebih
bermanfaat bagi kita.
Posisi mana yang lebih baik.
Diantara empat cara atau posisi tidur yaitu tengkurap, telentang, miring
kekiri dan miring ke kanan ternyata ada yang posisi
yang sangat dianjurkan, ada posisi yang baik, kurang baik dan tidak baik.
Pertama : Tidur tengkurap.
Ini adalah posisi tidur atau berbaring yang paling buruk
dalam timbangan syari’at maupun dalam timbangan kesehatan. Sungguh Rasulullah
melarang seseorang tidur tengkurap atau
telungkup karena ini adalah cara tidur yang dibenci Allah.
Dalam sebuah hadits dari Tikhfah al Ghifari, dia berkata :
“Suatu ketika aku tidur di masjid. Tiba tiba ada seseorang menghampiriku,
sedang aku dalam keadaan tidur telungkup. Lalu dia membangunkanku seraya
berkata : “Bangunlah, ini adalah bentuk tidur yang dibenci Allah”. Maka
akupun mengangkat kepalaku. Ternyata beliau (yang membangunkan aku adalah
Rasulullah (H.R Imam Bukhari dalam Adabul Mufrad, Imam Tirmidzi dan Ibnu Majah,
dishahihkan oleh Syaikh al Albani)
Berkata Syaraful Haq ‘Azhim Abadi : Berdasarkan hadits ini
maka tidur telungkup adalah dilarang dan itu adalah bentuk tidurnya syaithan
(‘Aunul Ma’bud).
Diantara pakar kesehatan ada yang menjelaskan bahwa tidur telungkup bisa
membuat seseorang menjadi terganggu bernafas karena berat badan akan menekan
kedada.
Mungkin saja kita tidak tahu apa mudharatnya jika tidur
tengkurap tapi ketahuilah bahwa jika sesuatu yang dibenci Allah dan Rasulullah pastilah disitu
ada keburukan dan seharusnya kita hindari.
Kedua : Tidur telentang.
Para pakar kesehatan, antara lain DR. Zafir al Attar, tidak
mengajurkan untuk tidur telentang karena pada saat telentang seseorang sulit
untuk bisa bernafas melalui hidung tapi
bernafas melalui mulut. Padahal seyogyanya seseorang bernafas melalui hidung.
Allah yang Mahapengasih telah menciptakan bulu bulu hidung
yang menyaring udara yang kita hirup pada saat bernafas melalui hidung. Jika
kita bernafas melalui mulut maka udara yang terhisap melalui mulut tidak
tersaring. Para pakar juga ada yang mengatakan bahwa tidur telentang bisa
membuat seseorang rentan terhadap flu, mulut mudah menjadi kering dan bisa
mendatangkan radang gusi. Selain itu bisa kita saksikan bahwa orang yang tidur
telentang cenderung ngorok.
Ketahuilah bahwa sebenarnya posisi telentang adalah tidak
untuk tidur tapi hanya beristirahat sejenak
atau sekedar tidur tiduran saja.
Ketiga : Tidur menyamping ke kiri.
Tidur menyamping kekiri atau disebut juga sebagai berbaring dengan lambung kiri. Posisi ini kurang
baik. Para pakar memberikan penjelasan bahwa posisi berbaring seperti ini akan
menjadikan paru kanan menekan organ jantung. Ini akan berpengaruh pada kinerja
jantung. Jadi sebaiknya kita tidak membiasakan diri memulai tidur dengan posisi
menyamping ke kiri.
Keempat : Tidur menyamping ke kanan.
Inilah posisi tidur terbaik dan sangat dianjurkan memulai
tidur dengan posisi menyamping ke kanan atau berbaring dengan lambung kanan.
Pada posisi ini jantung hanya akan tertekan
oleh paru kiri yang ukurannya lebih kecil. Posisi hati akan menjadi
stabil. Selain itu juga akan memberikan manfaat bagi proses pencernaan.
Rasulullah mengajarkan kita untuk tidur atau berbaring dengan
posisi berbaring pada lambung kanan.
Beliau bersabda : “Idza akhadzta madhja’aka fatawadhdha’ wudhuu-aka
lishshalaati, tsumma adhthaji’ syiqqiqal aiman”. Apabila engkau hendak
tidur dipembaringan maka berwudhu’lah sebagaimana kamu berwudhu’ untuk shalat
setelah itu berbaringlah dengan miring ke kanan. (H.R Imam Bukhari dan Imam
Muslim).
Inilah posisi dan cara tidur yang diajarkan dan dicontohkan
oleh Rasulullah. Seorang hamba yang melazimkannya pastilah akan mendapat
kebaikan yang banyak padanya dan insya Allah kita akan tercatat sebagai orang
yang selalu berusaha menegakkan sunnah Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam.
Insya Allah bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar