Sabtu, 14 September 2024

BEBERAPA DALIL YANG SHAHIH TENTANG PUASA AYYAMULBIDH

 

BEBERAPA DALIL YANG SHAHIH TENTANG PUASA AYYAMULBIDH

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Salah satu PUASA SUNNAH yang sangat dianjurkan adalah puasa ayyamulbidh yaitu puasa tiga hari berturut turut dipertengahan bulan dari tahun hijriah. DALIL TENTANG PERINTAH PUASA INI sangatlah jelas dan kuat yaitu sebagaimana sabda Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam   :

Pertama : Hadits dari Abu Dzaar,  Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam bersabda :  

يَا أَبَا ذَرٍّ إِذَا صُمْتَ مِنَ الشَّهْرِ ثَلاَثَةَ أَيَّامٍ فَصُمْ ثَلاَثَ عَشْرَةَ وَأَرْبَعَ عَشْرَةَ وَخَمْسَ عَشْرَةَ

Wahai Abu Dzaar, jika engkau ingin berpuasa tiga hari setiap bulannya, maka berpuasalah pada tanggal 13, 14, dan 15.  (H.R at Tirmidzi  dan An Nasai, Abu Isa at Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini Hasan).

Kedua : Hadits dari Ibnu Milhan Al Qaisi, dari ayahnya, ia berkata :

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَأْمُرُنَا أَنْ نَصُومَ الْبِيضَ ثَلاَثَ عَشْرَةَ وَأَرْبَعَ عَشْرَةَ وَخَمْسَ عَشْرَةَ . وَقَالَ هُنَّ كَهَيْئَةِ الدَّهْرِ

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa memerintahkan pada kami untuk berpuasa pada ayyamul bidh yaitu 13, 14 dan 15 (dari bulan Hijriyah). Dan beliau bersabda : Puasa ayyamul bidh itu seperti puasa setahun. (H.R Abu Daud  dan an Nasa-I, dishahihkan oleh Syaikh al Albani).

Ketiga : Hadits dari Ibnu Abbas, ia berkata :

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يُفْطِرُ أَيَّامَ الْبِيضِ فِي حَضَرٍ وَلَا سَفَرٍ

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa pada ayyamul biidh ketika tidak bepergian maupun ketika bersafar. (H.R an Nasa-i, Syaikh al Albani mengatakan bahwa hadits ini Hasan).

Keempat : Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata :

أَوْصَانِى خَلِيلِى بِثَلاَثٍ لاَ أَدَعُهُنَّ حَتَّى أَمُوتَ صَوْمِ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ ، وَصَلاَةِ الضُّحَى ، وَنَوْمٍ عَلَى وِتْرٍ

Kekasihku (yaitu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam) mewasiatkan padaku tiga nasehat yang aku tidak meninggalkannya hingga aku mati : (1) Berpuasa tiga hari setiap bulannya. (2) Mengerjakan shalat Dhuha. (3) Mengerjakan shalat witir sebelum tidur. (H.R Imam Bukhari)

Oleh karena itu hamba hamba hamba Allah hendaklah berusaha untuk selalu bersemangat  mengamalkannya. Sungguh dalilnya shahih dari Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam.

Selain itu ketahuilah bahwa salah satu keutamaan berpuasa adalah sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam :

قَالَ رَبُّنَا عَزَّ وَجَلَّ : الصِّيَامُ جُنَّةٌ يَسْتَجِنُّ بِهَا الْعَبْدُ مِنَ النَّارِ، وَهُوَ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ

Rabb kita ‘azza wa jalla berfirman, PUASA ADALAH PERISAI, yang dengannya seorang hamba membentengi diri dari api neraka, dan puasa itu untuk-Ku, Aku-lah yang akan membalasnya. (H.R. Imam Ahmad).

Syaikh Shalih Fauzan hafidzahullah menjelaskan : Maksudnya puasa adalah penghalang antara dirinya dengan api neraka, ini mencakup puasa yang wajib seperti puasa Ramadhan dan juga puasa sunnah seperti puasa enam hari di bulan Syawal, puasa Senin-Kamis, puasa tiga hari setiap bulan, puasa Dzulhijjah, puasa Arafah, dan puasa ‘Asyura. (Lihat al Minhatu ar Rabaniyyah fii Syarhi al Arba’in an Nawawiyyah).

Wallahu A'lam. (3.362)

 

ENGKAU RUGI JIKA TERGESA GESA BANGKIT DARI SUJUD

 

ENGKAU RUGI JIKA TERGESA GESA BANGKIT DARI SUJUD

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Sungguh, sujud adalah salah satu rukun dalam shalat fardhu dan shalat sunnah, kecuali shalat jenazah Ketahuilah bahwa ketika bersujud posisi seorang hamba benar benar mununjukkan kerendahannya di hadapan Khaliq-nya.

Bagaimana tidak, kepala yang menjadi salah satu bagian paling penting pada tubuh dan berada di paling atas tubuh,    lalu  diposisikan begitu rendahnya hingga sampai ke tanah ketika sujud.

Ketika sujud dalam shalat, ada sebagian saudara saudara kita yang cepat bahkan sangat cepat bangkit dari sujud. Dengan begitu mereka telah rugi karena tak mengambil manfaat dari posisi sujudnya, diantaranya :

Pertama : Kehilangan tuma'ninah.

Sungguh tuma'ninah adalah salah satu rukun dalam shalat. Ketika seseorang tergesa gesa dalam sujudnya maka yang dikorbankan adalah tuma'ninahnya. Rasulullah telah mengingatkan bahwa orang yang mengabaikan  tuma’ninah disebut sebagai sejahat jahat pencuri dalam shalat. Rasulullah Salallahu ‘alaihi wasallam bersabda : 


أَسْوَأُ النَّاسِ سَرِقَةً الَّذِي يَسْرِقُ مِنْ صَلاَتِهِ، قَالُوْا: يَا رَسُوْلَ اللهِ وَكَيْفَ يَسْرِقُ مِنْ صَلاَتِهِ؟ قَالَ: لاَ يُتِمُّ رُكُوْعُهَا وَلاَ سُجُوْدُهَا

Sejahat jahat pencuri adalah orang yang mencuri dalam shalatnya. Mereka (para sahabat) bertanya : Bagaimana dia mencuri dalam shalatnya ? Beliau menjawab : (dia)  tidak menyempurnakan rukuk dan sujudnya. (H.R  Imam Ahmad, lihat Shahihul Jami’).

Selain itu ketahuilah bahwa  jika kehilangan tuma'ninah bisa jadi shalat seseorang tak bernilai atau bernilai sangat rendah.  

Kedua : Seolah olah tidak suka berlama lama berada paling dekat dengan Allah Ta'ala.

Sungguh, Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam menjelaskan dalam sabda beliau bahwa seorang hamba berada paling dekat dengan Rabb-nya adalah ketika sujud, beliau bersabda : 

أَقْرَبُ مَا يَكُوْنُ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدُ فَأَكْثِرُوْا الدُّعَاءَ

Sedekat-dekatnya seorang hamba dari Rabb-nya adalah ketika dia sedang sujud, maka perbanyaklah doa (pada waktu itu)H.R Imam Muslim.

Selain itu, dari zhahir hadits ini juga diketahui bahwa jika seseorang tergesa gesa bangkit dari sujud maka dia KEHILANGAN KESEMPATAN UNTUK BERDOA. Sungguh doa yang dipanjatkan ketika sujud adalah diijabah. Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam bersabda : 

وَأَمَّا السُّجُوْدُ فَاجْتَهِدُوْا فِي الدُّعَاءِ فَقَمِنٌ أَنْ يُسْتَجَابَ لَكُمْ

Adapun (di waktu) sujud maka bersungguh-sungguhlah untuk berdoa padanya, karena layak untuk dikabulkan doamu (pada waktu itu). H.R Imam Muslim.

Ketiga : Tidak mengambil kesempatan untuk digugurkan dosa ketika sujud.

Ketahuilah bahwa ketika seorang hamba shalat lalu Allah Ta'ala menempatkan dosa  dosanya di kepala dan di pundaknya. Dosa dosa itu berguguran  saat  dia rukuk dan sujud. Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda :

إِنَّ الْعَبْدَ إِذَا قَامَ يُصَلِّي أُتِيَ بِذُنُوبِهِ فَوَضَعَتْ عَلَى رَأْسِهِ أَوْ عَاتِقِهِ فَكُلَّمَا رَكَعَ أَوْ سَجَدَ تساقطت عنه

Sesungguhnya, tatkala seorang hamba berdiri shalat, didatangkanlah seluruh dosanya, kemudian diletakkan di atas kepala dan kedua pundaknya, maka ketika ia rukuk dan sujud, dosa-dosa tersebut berguguran. (H.R Ibnu Hibban, ath Thabrani, dan yang selainnya. Dishahihkan oleh Syaikh al Albani dalam ash Shahihah).

 Dari zhahir hadits ini kita mengambil  pemahaman bahwa sungguh rugi seseorang yang terburu bangkit dari sujudnya karena dosa dosa yang ditempatkan di kepala dan di pundaknya bisa jadi belum sempat berguguran.

Wallahu A'lam. (3.361).    

 

Rabu, 11 September 2024

DZIKIR SETELAH SHALAT FARDHU SEBAGAI PENGHAPUS DOSA

 

DZIKIR SETELAH SHALAT FARDHU SEBAGAI PENGHAPUS DOSA

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Sungguh, setiap hamba  banyak berbuat dosa. Hal ini dijelaskan Allah Ta’ala dalam satu hadits qudsi, :   

يَا عِبَادِى إِنَّكُمْ تُخْطِئُونَ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَأَنَا أَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا فَاسْتَغْفِرُونِى أَغْفِرْ لَكُمْ

Wahai para hamba-Ku, sesungguhnya kalian berbuat dosa di malam dan siang hari, dan Aku akan mengampuni seluruh dosa, maka minta ampunlah kepada-Ku, niscaya akan Aku ampuni dosa-dosa kalian. (H.R Imam Muslim).

Sungguh Allah Ta’ala Maha Pengampun, sebagaimana firman-Nya :

إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

Sesungguhnya Allah mengampuni dosa dosa semuanya. Sungguh Dia-lah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang. (Q.S az Zumar 53).

Oleh karena itu, kewajiban utama setiap hamba adalah senantiasa memohon ampun dan MELAKUKAN IBADAH yang disyariat sebagai salah satu jalan untuk penghapus dosa.

Ketahuilah bahwa ada banyak amalan yang disebutkan oleh Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam sebagai PENGHAPUS DOSA MESKIPUN DOSA ITU SEBANYAK BUIH DI LAUTAN. Satu diantaranya adalah membaca dzikir setelah shalat fardhu. Beliau  bersabda :

مَنْ سَبَّحَ اللَّهَ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلَاةٍ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ وَحَمِدَ اللَّهَ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ وَكَبَّرَ اللَّهَ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ فَتْلِكَ تِسْعَةٌ وَتِسْعُونَ وَقَالَ تَمَامَ الْمِائَةِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ غُفِرَتْ خَطَايَاهُ وَإِنْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ

Barangsiapa bertasbih (mengucapkan Subhanallah) di setiap akhir shalat sebanyak 33 kali, bertahmid (mengucapan Alhamdulillah) sebanyak 33 kali, bertakbir (mengucapkan Allahu Akbar) sebanyak 33 kali lalu sebagai penyempurna (bilangan) 100 ia mengucapkan : ‘Laa ilaha illallahu wahdahu la syarikalahu, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai’in qadir (tiada yang berhak disembah dengan haq selain Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya.

Bagi-Nya segala puji dan bagi-Nya kerajaan. Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu), maka Aku akan mengampuni dosa-dosanya sekalipun SEBANYAK BUIH DILAUTAN. (H.R Imam Muslim).

Oleh karena itu hamba hamba Allah janganlah terburu buru meninggalkan tempat shalat setelah salam.  Hendaklah tetap tinggal di tempat shalat paling tidak untuk membaca dzikir setelah shalat fardhu sebagaimana dijelaskan dalam hadits riwayat Imam Muslim tersebut diatas.

Sungguh,   dzikir setelah shalat fardhu adalah termasuk sunnah Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam. Ketahuilah saudaraku, ketika seorang hamba menghidupkan sunnah Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam  maka  dia sangat beruntung. Bahwa salah satu cara mencintai beliau dan AKAN BERSAMA BELIAU DI SURGA adalah dengan menghidupkan sunnah, sebagaimana sabda beliau :

 من أحيا سنتي فقد أحبني ومن أحبني كان معي في الجنة .

Barangsiapa yang menghidupkan sunnahku maka dia telah mencintaiku. Barangsiapa mencintaiku maka dia akan bersamaku di surga. (H.R at Tirmidzi).

Wallahu A'lam. (3.360).

 

 

 

Senin, 09 September 2024

KESEMPATAN MEMOHON AMPUN DAN BERDOA DI 1/3 MALAM TERAKHIR

KESEMPATAN MEMOHON AMPUN DAN BERDOA DI 1/3 MALAM TERAKHIR

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Salah satu waktu yang selalu ditunggu tunggu oleh orang orang shalih adalah sepertiga malam terakhir. Ini termasuk waktu untuk beribadah bagi mereka  terutama melakukan shalat malam. Dan memang shalat malam adalah kebiasaan orang orang shalih dari dahulu.

Diantaranya adalah kebiasaan  Abu Hurairah dengan shalat malamnya. Abu Utsman an Nahdi, dia berkata : Aku pernah bertamu pada Abu Hurairah beberapa hari. Aku lihat Abu Hurairah, istrinya dan pembantunya senantiasa membagi malam menjadi tiga untuk shalat. Apabila yang satu telah shalat lalu membangunkan yang lain. (Kitab Hilyatul Auliyaa’).

Sungguh, shalat malam adalah SHALAT PALING UTAMA SETELAH SHALAT FARDHU. Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam menjelaskan perkara ini dalam sabda beliau :

عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: سئل رسول الله صلى الله عليه وسلم: أي الصلاة أفضل بعد المكتوبة؟ قال: (الصلاة في جوف الليل

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata : Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pernah ditanya, shalat apakah yang paling utama setelah shalat fardhu  ?. Beliau  menjawab : Shalat yang paling utama  setelah shalat fardhu adalah shalat (sunnah) di tengah malam. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim).

Selain itu, ketahuilah bahwa hamba hamba Allah SANGAT DIANJURKAN untuk banyak memohon ampun dan berdoa di sepertiga malam terakhir. Inilah kesempatan yang sangat baik, sebagaimana Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam bersabda :

يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ فَيَقُولُ مَنْ يَدْعُونِى فَأَسْتَجِيبَ لَهُ وَمَنْ يَسْأَلُنِى فَأُعْطِيَهُ وَمَنْ يَسْتَغْفِرُنِى فَأَغْفِرَ لَهُ

Rabb kita turun ke langit dunia pada setiap malam yaitu ketika sepertiga malam terakhir. Allah Ta'ala berfirman : Barangsiapa YANG BERDOA kepada-Ku, niscaya Aku kabulkan. Barangsiapa yang meminta kepada-Ku, niscaya Aku penuhi. Dan barangsiapa YANG MEMOHON AMPUN kepada-Ku, niscaya Aku ampuni. (H.R Imam  Bukhari dan Imam Muslim).

Tentang hadits ini, Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin menjelaskan : Demikianlah Allah 'Azza Wajalla turun ke langit dunia dengan cara yang layak bagi-Nya tanpa bisa dimisalkan juga digambarkan tentang turun-Nya itu. Karena Allah 'Azza Wajalla lebih tahu tentang diri-Nya dan Allah tidak pernah memberi tahukan hakikat sifat-Nya dan melarang kita untuk membuat permisalan tentangnya. (Al amal ash Shalihat La Tanqathi' Binqitha'i Ramadhan).

Selain itu ada satu hadits tentang dikabulkan doa pada waktu tertentu di malam hari yaitu  dari Jabir bin ‘Abdillah Radhiyallahu anhu ia berkata, aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

إِنَّ فِي اللَّيْلِ لَسَاعَـةً، لاَ يُوَافِقُهَا رَجُـلٌ مُسْلِمٌ يَسْأَلُ اللهَ خَيْرًا مِنْ أَمْرِ الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ إِلاَّ أَعْطَاهُ إِيَّاهُ، وَذَلِكَ كُلَّ لَيْلَةٍ.

Sesungguhnya di malam hari terdapat waktu tertentu, yang bila seorang muslim memohon kepada Allah dari kebaikan dunia dan akhirat pada waktu itu, maka Allah pasti akan memberikan kepadanya, dan hal tersebut ada di setiap malam. (H.R Imam Muslim).

Wallahu A'lam. (3.359)

 

 

  


HAMBA ALLAH BERLINDUNG DARI API NERAKA DENGAN SEDEKAH

 

HAMBA ALLAH BERLINDUNG DARI API NERAKA DENGAN SEDEKAH

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Bersedekah adalah suatu perbuatan atau amalan yang sangat sangat dianjurkan dalam Islam meskipun tidak diwajibkan.  Allah Ta'ala memerintahkan hamba hamba-Nya untuk berinfak atau sedekah sebagaimana  firman-Nya : 

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ أَنفِقُوا۟ مِمَّا رَزَقْنَٰكُم مِّن قَبْلِ أَن يَأْتِىَ يَوْمٌ لَّا بَيْعٌ فِيهِ وَلَا خُلَّةٌ وَلَا شَفَٰعَةٌ ۗ وَٱلْكَٰفِرُونَ هُمُ ٱلظَّٰلِمُونَ

Wahai orang orang yang beriman !. Infakkanlah sebagian dari rizki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari ketika tidak ada lagi jual beli, tidak ada lagi persahabatan dan tidak ada lagi syafaat. Orang orang kafir itulah orang yang zhalim. (Q.S al Baqarah 254).

Imam al Jurjani dalam at Ta’riifaat berkata : Makna sedekah secara istilah adalah : Pemberian yang diniatkan  untuk mencari ganjaran pahala di sisi Allah Ta’ala. Imam an Nawawi berkata : Disebut sebagai sedekah karena ia merupakan kepercayaan pelakunya dan kebenaran (shidq) keimanannya, baik lahir maupun bathin maka sedekah itu adalah (menunjukkan) keyakinan kebenaran imannya. (Syarah Shahih Muslim). 

Ketahuilah bahwa sungguh sangatlah banyak keutamaan berinfak atau bersedekah. Diantaranya adalah untuk membentengi diri dari api  neraka, Rasulullah Salallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda :  

عَنْ عَدِيِّ بْنِ حَاتِمٍ قَالَ ذَكَرَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ النَّارَ فَتَعَوَّذَ مِنْهَا وَأَشَاحَ بِوَجْهِهِ ثُمَّ ذَكَرَ النَّارَ فَتَعَوَّذَ مِنْهَا وَأَشَاحَ بِوَجْهِهِ قَالَ شُعْبَةُ أَمَّا مَرَّتَيْنِ فَلَا أَشُكُّ ثُمَّ قَالَ اتَّقُوا النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ فَإِنْ لَمْ تَجِدْ فَبِكَلِمَةٍ طَيِّبَةٍ

Dari Adi bin Hatim radhiyallahu 'anhu, Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam pernah menyebutkan tentang neraka, kemudian berlindung diri darinya dan mengekspresikan dengan wajahnya. Kemudian menyebutkan neraka lalu berlindung diri darinya dan mengekspresikan dengan wajahnya.

Kemudian menyebutkan neraka dan berlindung diri darinya dan mengekspresikan dengan wajahnya. Syu’bah berkata: kemungkinan dua kali, lalu saya tidak ragu. Kemudian Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda: Hindarkan dirimu dari neraka walaupun hanya dengan separoh butir kurma, jika tidak ada maka dengan tutur kata yang baik.  (Muttafaq 'alaih)

Dalam redaksi dari Imam Muslim, disebutkan : 

مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمْ أَنْ يَسْتَتِرَ مِنَ النَّارِ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ فَلْيَفْعَلْ

Siapa di antara kalian yang mampu membentengi diri dari neraka walau dengan separoh butir kurma hendaknya ia lakukan.

Dan juga Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

فَاتَّقُوا النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ فَمَنْ لَمْ يَجِدْ فَبِكَلِمَةٍ طَيِّبَةٍ

Jagalah diri kalian dari api neraka walaupun hanya dengan (sedekah) sebutir kurma. Apabila tidak mendapatinya maka ucapkanlah kalimat yang baik. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim)

Selain itu ketahuilah bahwa bersedekah HARUSLAH DENGAN HARTA DARI HASIL USAHA YANG BAIK. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam  bersabda : 

مَنْ تَصَدَّقَ بِعَدْلِ تَمْرَةٍ مِنْ كَسْبٍ طَيِّبٍ وَلاَ يَقْبَلُ اللهُ إِلاَّ الطَّيِّبَ وَإِنَّ اللهَ يَتَقَبَّلُهَا بِيَمِيْنِهِ ثُمَّ يُرَبِّيْهَا لِصَاحِبِهَا كَمَا يُرَبِّيْ أَحَدُكُمْ فُلُوَّهُ حَتَّى تَكُوْنَ مِثْلَ الْجَبَلِ

Barangsiapa yang bersedekah dengan sebutir kurma hasil dari usahanya sendiri yang baik, sedangkan Allah tidak menerima kecuali yang baik saja, maka sungguh Allah akan menerimanya dengan tangan kanan-Nya lalu mengembangkannya untuk pemiliknya sebagaimana seseorang merawat anak kudanya hingga ia menjadi seperti gunung yang besar. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim).

Wallahu A'lam. (3.358)

Kamis, 05 September 2024

BANYAK ISTIGHFAR SALAH SATU JALAN PEMBUKA PINTU RIZKI

 

BANYAK ISTIGHFAR SALAH SATU JALAN PEMBUKA PINTU RIZKI

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Sungguh, semua nikmat dari Allah datangnya termasuk nikmat rizki. Bahkan tentang rizki  semua makhluk-Nya Allah Ta'ala yang  menjamin.   Allah Ta'ala berfirman : 

وَمَا مِن دَآبَّةٍ فِى ٱلْأَرْضِ إِلَّا عَلَى ٱللَّهِ رِزْقُهَا

Dan tidak satu pun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rizkinya. (Q.S Huud 6). 

Syaikh as Sa’di antara lain menafsirkan ayat ini bahwa semua (makhluk)  yang merayap dimuka bumi baik manusia, binatang didaratan atau dilautan maka Allah telah menjamin rizki dan makan mereka. Rizki mereka menjadi kewajiban Allah. Semuanya diliputi oleh ilmu Allah dicatat oleh pena-Nya. Berlaku padanya kehendak Allah dan manusia tetap harus yakin kepada Allah yang menjamin rizkinya. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).

 

Hakikat dan tujuan utama penciptaan manusia adalah untuk beribadah, mengabdi dan menyembah kepada-Nya. Untuk menopang ibadah maka manusia perlu berusaha mencari rizki yang halal dan tentu dengan tidak melalaikan ibadah.  Sungguh, hamba hamba Allah  disuruh untuk berusaha mencari rizki untuk menjaga kehormatan diri, tidak bergantung kepada belas kasihan orang lain. 

Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam telah mengingatkan kita semua untuk berusaha atau bekerja mencari rizki walaupun dengan usaha yang mungkin dianggap rendah oleh sebagian manusia. Beliau bersabda : 

لأَن يأخذ أحدكم أُحبُلَهُ ثم يأتي الجبل، فيأتي بِحُزْمَة من حطب على ظهره فيبيعها، فَيَكُفَّ الله بها وجهه، خيرٌ له من أن يسأل الناس، أعْطَوه أو مَنَعُوه

Sungguh seandainya salah seorang di antara kalian mengambil beberapa utas tali, lalu ia pergi ke gunung, kemudian ia kembali dengan memikul seikat kayu bakar dan menjualnya, sehingga dengan hasil itu Allah mencukupkan kebutuhan hidupnya. Itu lebih baik baginya daripada meminta-minta kepada sesama manusia, baik mereka memberinya ataupun tidak. (H.R Imam Bukhari).

Ketahuilah bahwa ketika suatu waktu seorang hamba merasa rizkinya melambat atau seret datangnya hendaklah tetap   berusaha mencari rizki yang halal. SELAIN ITU PERBANYAK BERISTIGHFAR ATAU MEMOHON AMPUN KEPADA ALLAH TA'ALA.  

Ketahuilah bahwa tujuan utama memohon ampun adalah agar dosa dosa kita dihapuskan atau diampuni. Dan juga ber-istighfar akan mendatangkan (tambahan) nikmat dari Allah Ta’ala. Allah Ta’ala berfirman : 

فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا

وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا

Maka aku katakan kepada mereka : Mohonlah ampun kepada Rabbmu, sesungguhnya dia adalah Maha Pengampun. Niscaya Dia akan menurunkan hujan kepadamu dengan lebat dan MEMPERBANYAK HARTA dan anak anakmu, dan mengadakan untukmu kebun kebun dan mengadakan (pula di dalamnya)  untukmu sungai sungai. (Q.S Nuh 10-12).

Imam Ibnu Katsir berkata : Jika kalian meminta ampun (beristighfar) kepada Allah Ta’ala dan mentaati-Nya niscaya kalian akan mendapatkan banyak nikmat (rizki). Akan diberi keberkahan hujan dari langit. Juga dari tanah dengan tumbuhnya berbagai tanaman, dilimpahkan air susu, dilapangkan harta serta dikaruniakan keturunan. 

Disamping itu Allah juga akan memberikan pada kalian kebun kebun dengan berbagai buah yang ditengah tengahnya akan dialirkan sungai sungai. (Tafsir al Qur an al ‘Azhim).

Tentang ayat ini pula, Syaikh as Sa’di berkata : Tinggalkanlah dosa, beristighfarlah kepada Allah atas dosa dosa yang kalian perbuat. Sungguh Allah itu Maha Pengampun. Dosa yang begitu banyak akan diampuni oleh Allah Ta’ala. Maka hendaklah mereka segera memohon ampun kepada Allah (untuk) meraih pahala dan hilanglah musibah.

Allah pun akan memberikan karunia  yang disegerakan di dunia dengan istighfar tersebut. Yaitu akan diturunkan hujan dengan deras dari langit, juga akan dikaruniai harta dan anak anak yang diharapkan. Begitu pula akan diberi karunia kebun dan sungai di antara kelezatan dunia. (Tafsir Taisir Karimir Rahman)

Wallahu A'lam. (3.357)

 

 

Minggu, 01 September 2024

SHALAT MALAM PALING AFDHAL SETELAH SHALAT FARDHU

 

SHALAT MALAM PALING AFDHAL SETELAH SHALAT FARDHU

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Sungguh  Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam telah menjelaskan bahwa  shalat lail atau shalat malam    adalah shalat PALING AFDHAL ATAU PALING UTAMA setelah shalat fardhu. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : 

أَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ صَلاَةِ الْمَفْرُوْضَةِ، صَلاَةُ اللَّيْلِ.

Shalat yang paling  setelah shalat wajib adalah shalat yang dilakukan di malam hari. (H.R Imam Muslim)

Selain itu, ketahuilah bahwa shalat malam adalah kebiasaan orang orang shalih yang selalu ingin mendekatkan diri kepada Alla Ta’ala. Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda : 

عَلَيْكُمْ بِقِيَامِ اللَّيْلِ فَإِنَّهُ دَأَبُ الصَّالِحِينَ قَبْلَكُمْ، وَإِنَّ قِيَامَ اللَّيْلِ قُرْبَةٌ إِلَى اللَّهِ، وَمَنْهَاةٌ عَنْ الإِثْمِ، وَتَكْفِيرٌ لِلسَّيِّئَاتِ، وَمَطْرَدَةٌ لِلدَّاءِ عَنِ الجَسَدِ

Hendaklah kalian mengerjakan shalat malam, karena itu merupakan kebiasaan orang shalih sebelum kalian, mendekatkan diri kepada Allah, mencegah dari perbuatan dosa, menghapus keburukan, dan mencegah penyakit dari badan. (H.R. Imam Ahmad, at Tirmidzi dan al Hakim).

Kita dapat kabar bahwa  sungguh sangatlah  banyak diantara saudara saudara yang ingin melakukan shalat malam. Amat banyak pula diantaranya yang sudah istiqamah atau kontinyu melakukannya. Ada yang baru sekedar ingin tapi belum bisa melaksanakan karena sulit bangun sebelum fajar atau di sepertiga malam terakhir.

Ketika seseorang selalu merasa sulit atau  berat untuk melaksanakan shalat malam maka lakukan evaluasi atau introspeksi diri. Bisa jadi terhalang karena dosa. Ketahuilah bahwa ketika seorang hamba ingin melaksanakan   shalat lail maka haruslah dia menjaga diri dari perbuatan maksiat dan dosa, termasuk dosa dosa kecil.  

Imam Ibnul Qayyim berkata : Maksiat menyebabkan kehampaan hati dari (beribadah) mengingat Allah Ta’ala. Banyak sekali KETAATAN TERPUTUS KARENA DOSA. Padahal satu ketaatan lebih baik daripada dunia beserta isinya. (Ad Daa’ wad Dawaa’).

Seorang lelaki bertanya kepada Ibrahim bin Adham  : Sungguh, aku tidak mampu melakukan shalat malam, maka berilah aku resep obatnya ?. Ibrahim bin Adham, semoga Allah merahmatinya, berkata : Janganlah kamu bermaksiat kepada-Nya di siang hari. Hal itu (yakni, tidak bermaksiat kepada-Nya di siang hari) akan membangunkan kamu untuk berdiri di hadapan-Nya di malam hari.

Karena sesungguhnya berdirinya kamu di hadapan-Nya di malam hari termasuk kemuliaan yang paling agung. Sedangkan pelaku maksiat tidak berhak mendapatkan kemuliaan tersebut. (Muhammad bin Shalih al-Munajjid, Fatawa al Islam Su-al wa Jawab).

Selain itu sangat dianjurkan untuk mengamalkan adab adab tidur. Syaikh Abdul Aziz as Syayyid  Nada dalam Kitab Ensiklopedi Adab Islam menjelaskan 37 macam adab tidur. Diantaranya adalah tidur dalam keadaan suci atau berwudhu, mengibas tempat tidur tiga kali, memulai tidur dengan miring ke kanan, membaca doa dan dzikir sebelum tidur, membaca beberapa ayat al Qur an seperti al Ikhlas, al Falaq dan an Naas. Juga ayat Kursi dan yang lainnya sebagaimana  yang disyariatkan.

Ketika seseorang memulai tidur dengan mengamalkan adab tidur maka dia bisa tidur dengan nyaman, tak diganggu syaithan. Dengan demikian ringan baginya untuk bangun lebih awal sehingga ada waktu untuk melakukan shalat lail.

Ketahuilah bahwa ketika suatu waktu seseorang terlambat tidur karena ada halangan, maka dengan mengamalkan adab tidur yang disyariatkan maka tidurnya bisa menjadi berkualitas. Meskipun jam atau lama tidurnya sedikit berkurang dari biasa, dia akan tetap bisa bangun lebih awal. Ketahuilah bahwa hakikat tidur bukan terkait langsung dengan LAMANYA TIDUR tetapi lebih ditentukan oleh KUALITAS TIDUR.

Wallahu Alam. (3.356)

 

 

 

 

 

 

ENGKAU RUGI JIKA TIDAK BERDZIKIR SETELAH SHALAT FARDHU

 

ENGKAU RUGI JIKA TIDAK BERDZIKIR SETELAH SHALAT FARDHU

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Sungguh, Allah Ta'ala telah memerintahkan hamba hamba-Nya untuk banyak mengingat-Nya terutama sekali dengan banyak berdzikir. Allah Ta'ala menjelaskan dalam firman-Nya : 

فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ

Maka ingatlah kepada-Ku, Akupun ingat kepadamu. BERSYUKURLAH KEPADA-KU dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku. (Q.S al Baqarah 152).

Syaikh as Sa’di berkata : (Ayat ini menjelaskan tentang) : Allah Ta’ala memerintahkan hamba-Nya untuk mengingat-Nya dan menjanjikan baginya sebaik baik balasan yaitu bahwa Allah akan mengingatnya pula yaitu bagi orang yang mengingat-Nya. (Tafsir Taisir Karimir Rahman). 

Dan juga Allah Ta'ala berfirman :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا

Wahai orang orang yang beriman !. Berdzikirlah (dengan menyebut Nama) Allah, dzikir yang sebanyak banyaknya. (Q.S al Ahdzab 41).

Ketahuilah bahwa salah satu kesempatan berdzikir yang SANGAT SANGAT dianjurkan adalah BERDZIKIR SETELAH SELESAI SHALAT FARDHU. Dimulai dengan membaca astaghfirullah tiga kali lalu dilanjutkan dengan bacaan yang disyariatkan  sampai kepada membaca tasbih, tahmid dan takbir masing masing 33 kali dan seterusnya sebagaimana yang diajarkan Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam. Selengkapnya dzikir ini dapatlah kita lihat dari kitab kitab fikih yang telah ditulis oleh orang orang yang berilmu.

Sungguh sangatlah banyak kesempatan bagi orang orang beriman untuk berdzikir kepada Allah Ta’ala. Diantaranya adalah sangat dianjurkan  berdzikir setelah shalat fardhu. Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam memberi kabar gembira yakni diampuni dosanya  meskipun  SEBANYAK BUIH DILAUTAN. Beliau bersabda : 

مَنْ سَبَّحَ اللَّهَ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلَاةٍ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ وَحَمِدَ اللَّهَ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ وَكَبَّرَ اللَّهَ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ فَتْلِكَ تِسْعَةٌ وَتِسْعُونَ وَقَالَ تَمَامَ الْمِائَةِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ غُفِرَتْ خَطَايَاهُ وَإِنْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ

Barangsiapa yang bertasbih sebanyak 33 kali, bertahmid sebanyak 33 kali, dan bertakbir sebanyak 33 kali setelah melaksanakan shalat fardhu sehingga berjumlah 99, kemudian menggenapkannya untuk yang keseratus dengan ucapan Laa ilaha illallahu wahdahu laa syarikalahu lahul mulku walahul hamdu wahuwa ‘ala kulli syai-in qadiir, maka kesalahannya akan diampuni meskipun sebanyak buih di lautan. (H.R Imam Muslim).

Tetapi agak sering kita melihat sebagian saudara saudara kita setelah salam dalam shalatnya lalu langsung  meninggalkan tempat shalat. Kita tidak tahu urusan seseorang sehingga tidak sempat berdzikir setelah shalat fardhu. Barangkali mereka ingin mengejar urusan dunianya. Sungguh merugi orang orang yang melalaikan dzikir setelah shalat.  

Sungguh, Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam, para sahabat  dan juga orang orang shalih dari dahulu sampai sekarang biasa mengamalkannya. Ketahuilah bahwa dzikir setelah shalat adalah salah satu sunnah yang SANGAT DIANJURKAN. 

Ketahuilah saudaraku, ketika seorang hamba menghidupkan sunnah Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam  maka  dia sangat beruntung. Ketahuilah bahwa sungguh  salah satu cara mencintai beliau dan AKAN BERSAMA BELIAU DI SURGA adalah dengan menghidupkan sunnah, sebagaimana sabda :

 من أحيا سنتي فقد أحبني ومن أحبني كان معي في الجنة .

Barangsiapa yang menghidupkan sunnahku maka dia telah mencintaiku. Barangsiapa mencintaiku maka dia akan bersamaku di surga. (H.R at Tirmidzi). 

 Wallahu A'lam. (3.355).