INGAT KEWAJIBAN JIKA DILAPANGKAN RIZKI
Disusun oleh : Azwir B. Chaniago
Sungguh tentang rizki, Allah Ta'ala telah membagi
sesuai kehendak-Nya semata. Allah Ta'ala berfirman :
ٱللَّهُ يَبْسُطُ ٱلرِّزْقَ لِمَن يَشَآءُ مِنْ
عِبَادِهِۦ وَيَقْدِرُ لَهُۥٓ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمٌ
Allah melapangkan rizki bagi siapa yang
dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan Dia (pula) yang menyempitkan
baginya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (Q.S al Ankabut 62)
Nah,
ketika seorang hamba dilapangkan rizkinya maka ada beberapa kewajiban utama
yang tidak boleh dilalaikan, diantaranya adalah :
Pertama :
Jangan melalaikan kewajiban mengeluarkan zakat. Ketika mendapat
rizki lebih maka jangan lalai menunaikan kewajiban zakat harta. Allah
Ta'ala berfirman :
خُذْ مِنْ أَمْوَٰلِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ
وَتُزَكِّيهِم بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْ ۖ إِنَّ صَلَوٰتَكَ سَكَنٌ لَّهُمْ ۗ
وَٱللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
Ambillah zakat dari harta mereka guna membersihkan dan
mensucikan mereka dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doamu itu
(menumbuhkan) ketenteraman jiwa bagi mereka. Allah Maha Mendengar, Maha
Mengetahui. (Q.S at Taubah 103).
Selain
itu, juga sangat dianjurkan memberikan infak dan sedekah kepada yang
membutuhkan meskipun tidak wajib. Allah Ta'ala berfirman :
وَفِي أَمْوَالِهِمْ حَقٌّ لِلسَّائِلِ وَالْمَحْرُومِ
Dan pada harta benda mereka ada hak untuk orang
miskin yang meminta, dan orang miskin yang tidak mendapat bagian. (az Zaariyat
19).
Kedua :
Jangan boros dan mubadzir. Al Imam Ibnu Abidin
menjelaskan : Boros adalah menggunakan harta untuk sesuatu yang benar, namun
melebihi batas yang dibenarkan. sedangkan mubadzir adalah
menggunakan harta untuk sesuatu yang tidak benar. (Hasyiyah Ibnu Abidin).
Ketika seseorang diberi harta yang lebih maka
sangatlah dianjurkan untuk tetap menjauh dari sifat israf atau boros dan
tabdzir atau mubadzir. Sungguh Allah Ta'ala telah mengingatkan dalam firman-Nya
berikut ini :
وَلَا
تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا.إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ
وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِرَبِّهِ كَفُورًا
Jangan melakukan perbuatan tabdzir. Sesungguhnya para
mubadzir itu temannya syaithan. Dan syaithan itu sangat ingkar kepada
Rabb-nya. (Q.S al
Isra: 26-27).
Dan juga Allah Ta'ala berfirman :
وَلَا تُسْرِفُوا إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ
Dan
jangan berlebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih
lebihan. (Q.S al A'raf 31).
Ketiga :
Kewajiban bersyukur dengan rizki yang diberikan Allah Ta'ala yaitu dengan
menggunakan nikmat rizki itu sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah serta
mencari ridha-Nya. Allah Ta'ala berfirman :
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ
لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
Dan
(ingatlah) ketika Rabbmu memaklumkan sesungguhnya jika kamu
bersyukur, pasti Kami menambah (nikmat) kepadamu. Dan jika kamu
mengingkari (nikmatKu) maka sesungguhnya adzab-Ku amat pedih. (Q.S Ibrahim
7)
Wallahu A'lam. (3.066)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar