PENJELASAN ULAMA
BESAR SAUDI TENTANG PERAYAAN TAHUN BARU HIJRIYAH
Disusun oleh : Azwir
B. Chaniago
Ketahuilah bahwa hari
raya atau hari yang dirayakan dalam Islam ada dua sebagaimana penjelasan Rasulullah
Salallahu 'alaihi Wasallam dalam sabda beliau :
الْمَدِينَةَ
وَلأَهْلِ الْمَدِينَةِ يَوْمَانِ يَلْعَبُونَ فِيهِمَا فَقَالَ قَدِمْتُ
عَلَيْكُمْ وَلَكُمْ يَوْمَانِ تَلْعَبُونَ فِيهِمَا فَإِنَّ اللَّهَ قَدْ
أَبْدَلَكُمْ يَوْمَيْنِ خَيْراً مِنْهُمَا يَوْمَ الْفِطْرِ ىوَيَوْمَ النَّحْرِ
Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam datang ke
Madinah, penduduk Madinah memiliki dua hari raya untuk bersenang-senang dan
bermain-main di masa jahiliyah. Maka beliau berkata : Aku datang kepada kalian
dan kalian mempunyai dua hari raya di masa Jahiliyah yang kalian isi dengan
bermain-main. Allah telah mengganti keduanya dengan yang lebih baik
bagi kalian, yaitu hari raya Idul Fithri dan Idul Adha (hari Nahr). H.R an
Nasa’i dan Imam Ahmad.
Lalu bagaimana dengan perayaan
hari hari lainnya atau merayakan event tertentu sebagaimana yang dilakukan oleh
sebagian orang di zaman ini. Tentang perkara ini, sangat baik kalau kita
memperhatikan penjelasan DUA ORANG ULAMA KIBAR SAUDI YANG MUMPUNI ILMUNYA,
yaitu :
Pertama : Syaikh Abdul Aziz bin Baaz rahimahullah.
Beliau berkata : Perayaan malam isra’ mi’raj,
malam nisfu Sya’ban, perayaan tahun baru hijriyah (peringatan hijrah Rasulullah
shallallahu’alaihi wa sallam), atau fathu Makkah dan perang Badar, semua itu
termasuk bid’ah (mengada-ada dalam agama), karena perkara-perkara ini terjadi
di masa Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam namun BELIAU SENDIRI TIDAK MERAYAKANNYA.
Andaikan perayaan itu termasuk (cara) pendekatan
diri kepada Allah Ta’ala tentunya Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam telah
merayakannya, atau memerintahkan para sahabat untuk merayakannya atau para
sahabat sendiri yang merayakannya sepeninggal beliau, maka tatkala Rasulullah
shallallahu’alaihi wa sallam dan sahabat tidak merayakannya kita pun mengetahui
bahwa itu adalah bid’ah atau tidak disyari’atkan.
Dan perayaan-perayaan ini tidaklah dibenarkan
walau tokoh-tokoh tertentu melakukannya, atau negeri tertentu melakukannya,
semua itu bukan dalil yang membolehkan, dalil itu hanyalah ucapan Allah dan
Rasul-Nya, atau atau ijma’ Salaf umat ini atau amalan al Khulafa ar Rasyidin
radhiyallahu’anhum". (Fatawa Nuur ‘alad Darbi).
Kedua : Syaikh Muhammad Shalih al Utsaimin rahimahullah.
Beliau berkata : Wahai kaum muslimin, sungguh di hari-hari ini kita
menyambut pergantian tahun baru Hijriyyah. Bukanlah termasuk sunnah (ajaran
Nabi), kita mengadakan hari raya ketika memasuki tahun baru atau membiasakan
mengucapkan selamat tahun baru. (Adh-Dhiya al Lami).
Selain itu ketahuilah bahwa
tentang perayaan atau memperingati tahun baru hijriyah maka sebenarnya yang paling berkompeten merayakan
tahun baru hijriyah adalah Khalifah Umar bin Khaththab. Kenapa ?, karena
beliaulah INISIATOR ADANYA TAHUN BARU HIJRIYAH.
Tetapi
tak ada riwayat yang menyebutkan bahwa beliau pernah merayakan datangnya tahun
baru hijriah selama beliau menjadi khalifah. Kenapa ?, karena memang tidak
disyariatkan. Kalau itu baik tentu beliau telah mengamalkannya dan juga bisa
diikuti oleh khalifah ataupun imam imam dan orang orang shalih
setelah beliau.
Wallahu
A'lam. (3.053)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar