NIKMAT YANG
TAK DISYUKURI MUDAH PERGI
Disusun oleh : Azwir
B. Chaniago
Orang beriman wajib yakin seyakin yakinnya bahwa sungguh semua nikmat dari Allah Ta'ala datangnya. Allah Ta'ala berfirman :
وَمَا بِكُم مِّن
نِّعْمَةٍ فَمِنَ ٱللَّهِ ۖ
Dan segala nikmat yang ada padamu (datangnya) dari Allah. (Q.S an Nahl 53)
Ketahuilah, banyak sekali dalil-dalil yang memerintahkan kita untuk senantiasa bersyukur kepada Allah ‘Azza wa Jalla dan melarang kita untuk kufur terhadap nikmat-Nya. Allah Ta’ala berfirman :
فَٱذْكُرُونِىٓ أَذْكُرْكُمْ وَٱشْكُرُوا۟ لِى وَلَا
تَكْفُرُونِ
Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat pula kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu kufur terhadap (nikmat)-Ku.” (Q.S al Baqarah 152).
Syaikh Abdurrahman Naashir as-Sa’di rahimahullah berkata : Yakni bersyukurlah kalian terhadap nikmat yang telah Allah berikan kepada kalian dan juga terhadap tercegahnya adzab dari kalian.
Di dalam syukur harus terkandung pengakuan dan kesadaran bahwa nikmat itu semata-mata dari Allah semata, dzikir dan pujian yang diucapkan melalaui lisannya serta ketaatan anggota badannya untuk semakin tunduk dan patuh dalam melaksanakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya.
Syaikh as Sa’di menambahkan : Dan karena lawan dari syukur adalah kufur, maka Allah Ta’ala telah melarang darinya: Dan janganlah kamu kufur terhadap (nikmat)-Ku. Yang dimaksud dengan kufur di sini adalah sesuatu yang menjadi lawan dari syukur, yakni kufur terhadap nikmat-Nya. Namun terkandung juga di dalamnya, makna kufur yang sifatnya umum, yang paling besar adalah kufur kepada Allah, kemudian berbagai macam dan jenis maksiat. (Kitab Tafsir Taisir Karimir Rahman).
Al Imam Ibnu Rajab al Hambali berkata : Barangsiapa yang mendapat banyak nikmat hendaknya DIA IKAT NIKMAT ITU DENGAN SYUKUR. Kalau tidak, nikmat itu akan pergi. (Majmu' Rasail)
Sungguh, bersyukur atas nikmat akan mendatangkan minimal dua
manfaat :
(1) Untuk mempertahankan nikmat yang telah ada pada hamba hamba
Allah.
(2) Untuk mengundang datangnya nikmat nikmat yang
baru sebagai tambahan. Tambahan yang dimaksud bisa berupa jumlahnya,
jenisnya dan bisa juga berkahnya. Terkadang memang secara fisik nikmat itu
tidak terlihat bertambah tetapi ketahuilah bahwa berkahnya bisa bertambah. Allah
Ta’ala berfirman :
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ
Dan (ingatlah juga), tatkala Rabb-mu memaklumkan : Sesungguhnya,
jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat-Ku) kepadamu. (Q.S
Ibrahim ayat 7).
Wallahu A'lam. (3.040)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar