NASEHAT SYAIKH ABDUL MUHSIN KEPADA PARA PENUNTUT ILMU
Disusun oleh : Azwir B. Chaniago
Dalam syariat Islam menuntut ilmu adalah wajib. Rasulullah Salalahu ‘alaihi Wasalam bersabda :
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
Menuntut ilmu adalah wajib bagi setiap muslim (H.R Imam Ahmad dan Imam Ibnu Majah).
Ini adalah salah satu dalil yang tegas tentang wajibnya menuntut ilmu bagi seorang muslim baik laki laki maupun perempuan.
Lalu bagaimana implementasi kewajiban tersebut. Imam al Qurtubi menjelaskan : (1) Hukumnya fardhu ‘ain, seperti menuntut ilmu tentang shalat, puasa, zakat dan lainnya. Inilah yang dimaksud dalam hadits yang mengatakan bahwa menuntut ilmu itu (hukumnya) wajib. (2) Hukumnya fardhu kifaayah, seperti menuntut ilmu tentang pembagian hak waris, pelaksanaan haad, perdamaian dan yang lainnya.
Selanjutnya Imam Qurtubi berkata : Ketahuilah, menuntut ilmu adalah suatu kemuliaan yang besar dan menempati kedudukan yang tinggi yang tidak sebanding dengan menjalankan amalan (sunnah) apapun. (Lihat Tafsir al Qurtubi).
Bahkan Rasulullah Salalahu ‘alaihi Wasallam mengingatkan bahwa belajar ilmu akan memudahkan jalan bagi seorang hamba menuju surga. :
وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ
Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga. (HR. Muslim).
Orang bijak berkata : Untuk dunia kita butuh ilmu, untuk akhirat kita butuh ilmu. Untuk keduanya kita butuh ilmu. Oleh karena hamba hamba Allah hendaklah tetap bersemangat dalam belajar ilmu terutama ILMU TENTANG SYARIAT dan juga ilmu ilmu lainnya yang bermanfaat bagi kaum muslimin.
Kita mengetahui bahwa umumnya para penuntut ilmu bersemangat untuk belajar tetapi karena beberapa alasan bahkan terkadang tanpa alasan bisa jadi datang pula rasa futur atau malas. Sungguh sangatlah bermanfaat untuk diperhatikan nasehat Syaikh Abdul Muhsin al ‘Abbad yang beliau tujukan bagi para penuntut ilmu. Namun demikian, yang tampak adalah bahwa nasehat itu bermanfaat pula bagi kita semua. Beliau memberi nasehat :
(1) Agar bersyukur kepada Allah Ta’ala atas taufik yang dianugerahkan-Nya kepada mereka karena telah menjadikan mereka sebagai penuntut ilmu.
(2) Hendaklah mereka menjadi keikhlasan mereka di dalam menuntut ilmu dan mengerahkan jiwa (raganya) untuk mendapatkan ilmu.
(3) Hendaklah mereka memelihara waktu dan menyibukkan diri dengan belajar ilmu karena ilmu itu tidak bisa diraih hanya dengan angan angan dan membiarkan diri dalam kemalasan dan lesu. Aku nasehatkan pula mereka semua supaya menjaga waktu mereka dan mengisinya dengan apa yang membawa kebaikan bagi manusia, sebagaimana sabda Nabi Salallahu ‘alaihi Wasallam :
نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنْ النَّاسِ الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ
Dua nikmat, kebanyakan manusia tertipu dengan keduanya, yaitu kesehatan dan waktu luang. (H.R Imam Bukhari).
(4) Hendaknya penuntut ilmu menyibukkan diri dengan perkara yang bermanfaat dari perkara perkara yang tidak bermanfaat, sebagai pengejawantahan sabda Nabi Salalahu ‘alaihi Wasallam :
مِنْ حُسْنِ إِسْلاَمِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لاَ يَعْنِيهِ
Di antara kebaikan islam seseorang adalah meninggalkan hal yang tidak bermanfaat baginya (H.R at Tirmidzi).
(5) Hendaknya penuntut ilmu bersikap pertengahan, diantara sikap ghuluw dan meremehkan. Dan diantara sikap ifrath (berlebihan) dan tafrith (menggampangkan), pengejawantahan sabda Nabi Salallahu ‘alaihi Wasallam :
وَإِيَّاكُمْ وَالْغُلُوَّ فِيْ الدِّيْنِ، فَإِنَّمَـا هَلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ بِالْغُلُوِّ فِيْ الدِّيْنِ …
‘… Dan jauhilah oleh kalian sikap ghuluw (berlebihan) dalam agama, karena sesungguhnya orang-orang sebelum kalian telah binasa karena sikap ghuluw (berlebihan) dalam agama. (H.R an Nasa’i dan selainnya). Kitab Syarah Hadits Arba’in an Nawawiyah.
Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (2.395)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar