TAK PERLU BERLOMBA MENCARI HARTA DUNIA
Disusun oleh : Azwir B. Chaniago
Sebagian besar manusia di zaman ini bekerja keras bahkan layaknya racing atau seperti berlomba , kejar kejaran untuk mendapatkan harta dunia sebanyak banyaknya. Ada yang berusaha berlebihan akibatnya lalai melakukan amal shalih. Terkadang demi mendapatkan harta dunia sebanyak yang diinginkan bisa jadi lupa halal dan haram.
Ketahuilah, bahwa untuk urusan dunia terutama dengan rizki berupa harta tak ada yang perlu dikejar, tak perlu berlomba. Memang manusia disuruh berusaha mencari harta dunia agar bisa memenuhi kebutuhan diri, keluarga dan orang yang menjadi tanggungannya. Dan juga jangan sampai menghinakan diri dengan meminta minta.
Tetapi ingatlah bahwa Allah Ta’ala telah menjamin rizki bagi setiap makhluknya sebagaimana firman-Nya :
وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۚ كُلٌّ فِي كِتَابٍ مُبِينٍ
Dan tidak satu pun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rizkinya. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua tertulis dalam Kitab yang nyata (Q.S Huud 6).
Ketika seseorang telah berusaha keras atau tak terlalu keras, ternyata ada yang dapat harta sedikit dan ada yang dapat banyak. Itulah ketetapan Allah Ta’ala sebagaimana firman-Nya :
أَوَلَمْ يَعْلَمُوٓا۟ أَنَّ ٱللَّهَ يَبْسُطُ ٱلرِّزْقَ لِمَن يَشَآءُ وَيَقْدِرُ ۚ إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَءَايَٰتٍ لِّقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ
Dan tidaklah mereka mengetahui bahwa Allah melapangkan rizki bagi siapa yang Dia kehendaki dan membatasinya (bagi siapa yang Dia kehendaki) ?. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang beriman. (Q.S az Zumar 52).
Ketahuilah bahwa sungguh sangat banyak peringatan Allah Ta’ala yang wajib kita pahami agar kita tak jatuh kepada perlombaan mencari harta dunia, diantaranya adalah :
Pertama : Dalam surat al Kahfi ayat 46.
الْمَالُ وَالْبَنُونَ زِينَةُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۖ وَالْبَاقِيَاتُ الصَّالِحَاتُ خَيْرٌ عِنْدَ رَبِّكَ ثَوَابًا وَخَيْرٌ أَمَلًا
HARTA dan anak anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amal shalih yang terus menerus adalah LEBIH BAIK PAHALANYA DI SISI RABB-MU serta lebih baik untuk menjadi harapan.
Kedua : Dalam surat Fathir ayat 5.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ ۖ فَلَا تَغُرَّنَّكُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا ۖ وَلَا يَغُرَّنَّكُمْ بِاللَّهِ الْغَرُورُ
Wahai manusia !. Sungguh, janji Allah itu benar. Maka janganlah KEHIDUPAN DUNIA MEMPERDAYAKAN KAMU dan janganlah (syaithan) yang pandai menipu memperdayakan kamu tentang Allah.
Ketiga : Dalam surat al Ankabut 64.
وَمَا هَٰذِهِ ٱلْحَيَوٰةُ ٱلدُّنْيَآ إِلَّا لَهْوٌ وَلَعِبٌ ۚ وَإِنَّ ٱلدَّارَ ٱلْءَاخِرَةَ لَهِىَ ٱلْحَيَوَانُ ۚ لَوْ كَانُوا۟ يَعْلَمُونَ
Dan kehidupan dunia ini HANYA SENDA GURAU DAN PERMAINAN. Dan sesungguhnya negeri akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya sekiranya mereka mengetahui.
Dalam kitab
Tafsir al Muyassar, tahqiq Syaikh Bakar Abu Zaid antara lain dijelaskan bahwa :
Tidaklah
kehidupan dunia ini -dengan segala syahwat dan kenikmatan yang ada padanya-
melainkan gurauan dan permainan bagi orang-orang yang tergantung kepadanya,
tidak lama akan segera habis. Dan sesungguhnya negeri Akhirat adalah kehidupan
yang sebenarnya karena keabadiannya. Kalau mereka mengetahuinya niscaya mereka
tidak akan mendahulukan yang fana daripada yang kekal.
Ketahuilah bahwa Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam juga telah mengingatkan tentang bahaya jika dunia
dijadikan tujuan hidup. Beliau bersabda :
من كانت الدنيا همه فرق الله عليه أمره, فقره وجعل بين عينيه, ولم يأته من الدنيا إلا ما كتب له, ومن كانت الآخرة نيته جمع الله له أمره, وجعل غناه في قلبه, وأتته الدنيا وهي راغمة
Barangsiapa tujuan hidupnya adalah dunia, maka Allah akan mencerai-beraikan urusannya, menjadikan kefakiran di kedua pelupuk matanya, dan ia mendapat dunia menurut apa yang telah ditetapkan. Dan barangsiapa yang niat (tujuan) hidupnya adalah negeri akhirat, Allah akan mengambil urusannya, kekayaan di hatinya, dan dunia akan mendatangi nya dalam keadaan hina. (H.R Imam Ahmad, Ibnu Majah dan Ibnu Hibban, dishahihkan oleh Syaikh al Albani).
Oleh karena itu, mari kita ingatkan diri kita sendiri, ingatkan keluarga kita dan saudara saudara kita AGAR TAK BERLOMBA mengejar dunia terutama harta dan pernik perniknya. Sungguh kita perlu khawatir bahwa ketika berlebihan mengejar harta dunia maka BISA JADI MEMBUAT LALAI DALAM MELAKUKAN IBADAH.
Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (2.221)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar