KELIRU BERAT JIKA PERINTAH MANUSIA DIUTAMAKAN PERINTAH ALLAH DILALAIKAN
Disusun oleh : Azwir B. Chaniago
Diantara kebiasaan yang dilakukan manusia umumnya dan juga termasuk kita bisa digambarkan sebagai berikut :
Pertama : Ketika jam mulai bekerja telah datang semua pekerja atau karyawan telah berada di tempat kerja dan siap untuk memulai pekerjaan yang menjadi tugasnya. INI PERBUATAN BAIK DAN SANGAT DIANJURKAN bahkan bisa jadi wajib karena karyawan telah sepakat dengan perusahaan atau instansi tempat kerjanya tentang jam kerja yang harus dipatuhi.
Hakikatnya ini adalah termasuk MEMATUHI PERINTAH ATAU KOMITMEN DENGAN MANUSIA.
Kedua : Ketika jam berangkat kendaraan umum yang akan kita tumpangi seperti kereta api ataupun pesawat maka beberapa waktu sebelumnya para penumpang telah siap dan menunggu untuk diberangkatkan. INI JUGA PERBUATAN BAIK DAN SANGAT DIANJURKAN agar bisa berangkat pada waktunya. Tak ketinggalan kereta atau pesawat yang akan ditumpangi.
Hakikatnya ini juga termasuk MEMATUHI PERINTAH ATAU KOMITMEN DENGAN MANUSIA.
Ketika hamba hamba Allah mematuhi perintah ataupun komitmen terhadap manusia tentulah SANGAT BAIK. Tetapi ketahuilah bahwa ternyata banyak orang yang tak bersegera memenuhi PERINTAH ALLAH TA’ALA. Suka lalai dan tak bersungguh sungguh memenuhinya bahkan ada yang mengabaikannya sama sekali. Padahal inilah yang paling utama untuk diperhatikan agar hamba hamba Allah mendapat keselamatan di dunia dan di akhirat kelak.
Diantara perintah Allah yang agak sering dilalaikan oleh manusia adalah MENDIRIKAN SHALAT PADA WAKTUNYA. Ketika terdengar adzan sebagai pertanda masuknya waktu shalat banyak manusia yang seolah olah tak mendengar. Masih meneruskan kesibukan dunianya.
Ketika adzan berkumandang maka hamba hamba Allah mestinya tak punya pilihan lain kecuali bersegera bersiap untuk melaksanakan shalat. Jika seseorang tak meninggalkan kesibukan dan bersegera memenuhi seruan adzan untuk shalat maka datanglah kerugian bahkan keburukan yang banyak bagi dirinya.
Ingatlah !. Ibadah shalat adalah amal pertama yang akan dihisab atau diperhitungkan dan dipertanggung jawabkan kelak di akhirat. Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ ، قَالَ : قاَلَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ العَبْدُ يَوْمَ القِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلاَتُهُ ، فَإنْ صَلُحَتْ ، فَقَدْ أفْلَحَ وأَنْجَحَ ، وَإنْ فَسَدَتْ ، فَقَدْ خَابَ وَخَسِرَ ، فَإِنِ انْتَقَصَ مِنْ فَرِيضَتِهِ شَيْءٌ ، قَالَ الرَّبُ عَزَّ وَجَلَّ اُنْظُرُوا هَلْ لِعَبْدِي مِنْ تَطَوُّعٍ ، فَيُكَمَّلُ مِنْهَا مَا انْتَقَصَ مِنَ الفَرِيضَةِ ؟ ثُمَّ تَكُونُ سَائِرُ أعْمَالِهِ عَلَى هَذَا.
Abu Hurairah, dia berkata, Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda : Sesungguhnya AMAL YANG PERTAMA KALI DIHISAB pada seorang hamba di hari Kiamat adalah shalatnya. Maka, jika shalatnya baik, sungguh ia telah beruntung dan berhasil. Dan jika shalatnya rusak, sungguh ia telah gagal dan rugi.
Jika berkurang sedikit dari shalat wajibnya, maka Allah Ta’ala berfirman : Lihatlah apakah hamba-Ku memiliki shalat sunnah. Maka disempurnakanlah apa yang kurang dari shalat wajibnya. Kemudian begitu pula dengan seluruh amalnya. (H.R at Tirmidzi).
Selanjutnya, tentang keutamaan mendirikan shalat pada waktunya dijelaskan oleh Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasalam. Dalam satu hadits dari Ibnu Mas’ud disebutkan bahwa salah satu amalan yang paling dicintai Allah Ta’ala.
: سَأَلْتُ النَّبِيَّ – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – : أَيُّ الْعَمَلِ أَحَبُّ إلَى اللَّهِ ؟ قَالَ : الصَّلاةُ عَلَى وَقْتِهَا . قُلْتُ : ثُمَّ أَيُّ ؟ قَالَ : بِرُّ الْوَالِدَيْنِ , قُلْتُ : ثُمَّ أَيُّ ؟ قَالَ : الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ.
Aku bertanya kepada Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam : Amal apakah yang paling dicintai Allah ?. Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam menjawab : SHALAT PADA WAKTUNYA (dalam riwayat lain disebutkan shalat di awal waktunya). Aku bertanya lagi : Kemudian apa ?. Nabi menjawab : Berbakti kepada kedua orang tua. Aku bertanya lagi : Kemudian apa ?. Nabi menjawab : Jihad di jalan Allah. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim, dan juga yang selainnya).
Bahkan ada ancaman kecelakaan bagi orang orang yang shalat. Allah Ta’ala berfirman :
الَّذِينَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّينَ
Maka kecelakaanlah bagi orang orang yang shalat. (Yaitu) orang orang yang lalai dari shalatnya. (Q.S al Maa-uun 4-5).
Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin mengatakan bahwa SALAH SSTU makna MELALAIKAN SHALAT dalam ayat ini adalah : TIDAK MELAKSANAKAN SHALAT DI AWAL WAKTU. (Tafsir Juz ‘Amma).
Ingatlah !. bahwa sangat tidak pantas jika seseorang melalaikan perintah Allah Ta’ala. Allah Ta’ala telah memberi nikmat yang banyak bahkan tak terhitung jenis dan jumlahnya, sebagaimana firman-Nya :
وَآتَاكُمْ مِنْ كُلِّ مَا سَأَلْتُمُوهُ ۚ وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَتَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا ۗ إِنَّ الْإِنْسَانَ لَظَلُومٌ كَفَّارٌ
Dan Dia telah memberikan kepadamu segala apa yang kamu mohonkan kepada-Nya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya. Sungguh, manusia itu sangat zhalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah). Q.S Ibrahim 34.
Ketahuilah bahwa ketika hamba hamba Allah patuh dan memenuhi perintah-Nya maka Allah Ta’ala menjanjikan kebaikan yang SANGAT BANYAK, diantaranya :
Pertama : Dalam surat an Nisa’ 69. Allah Ta’ala berfirman :
وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَٰئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ ۚ وَحَسُنَ أُولَٰئِكَ رَفِيقًا
Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul (Muhammad) maka mereka itu akan bersama sama dengan orang yang diberikan nikmat oleh Allah (yaitu) para Nabi, para shiddiiqiin, orang yang mati syahid dan orang orang shalih. Mereka itulah teman sebaik baiknya.
Kedua : Dalam surat an Nuur 52. Allah Ta’ala berfirman :
وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَيَخْشَ اللَّهَ وَيَتَّقْهِ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْفَائِزُونَ
Dan barangsiapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya serta takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, mereka itulah orang orang yang mendapat kemenangan.
Oleh sebab itu, hamba hamba Allah hendaklah senantiasa mengutamakan perintah Allah Ta’ala, diantaranya dan terutama sekali ADALAH MENINGGALKAN SEMUA KESIBUKAN KETIKA TELAH DISERU UNTUK MENDIRIKAN SHALAT. Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (2.209)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar