MENUTUP HIDUP DENGAN KALIMAT TAUHID TANDA HUSNUL KHATIMAH
Disusun oleh : Azwir B. Chaniago
Husnul khatimah atau akhir hidup yang baik sangat didambakan dan dicari oleh hamba hamba Allah. Sungguh itu adalah keadaan yang menggembirakan dan tanda kebaikan.
Syaikh al Albani, dalam Ahkam Jana’iz, menyebutkan 19 macam tanda seseorang wafat dalam husnul khatimah. Satu diantaranya adalah mengucapkan : LAA ILAHA ILLA ALLAH (tidak ada yang berhak disembah selain Allah).
Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam menjelaskan hal ini dalam sabda beliau :
مَنْ كَانَ آخِرُ كَلَامِهِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ دَخَلَ الجَنَّةَ
Barangsiapa yang akhir perkataannya sebelum meninggal dunia adalah laa ilaha illa Allah, maka dia akan masuk surga. (HR. Abu Dawud).
Dalam satu hadits dari Huzaifah bin Yaman, bahwa Rasulullah Salallhu ‘alaihi Wasallam bersabda :
مَنْ قَالَ لاَ إِلَهَ إِلاَ اللهُ ابْتِغَاءَ وَجْهِ اللهِ خُتِمَ لَهُ بِهَا ، دَخَلَ الْجَنَّةَ ، وَمَنْ صَامَ يَوْمَنْ ابْتِغَاءَ وَجْهِ اللهِ خُتِمَ لَهُ بِهَا ، دَخَلَ الْجَنَّةَ ، وَمَنْ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ ابْتِغَاءَ وَجْهِ اللهِ خُتِمَ لَهُ بِهَا ، دَخَلَ الْجَنَّةَ
Barangsiapa yang mengucapkan Laa Ilaaha illa Allah, dia mengucapkannya karena mengharap wajah Allah lalu dia berakhir hidupnya dalam keadaan seperti itu maka dia masuk surga. Barangsiapa yang berpuasa suatu hari karena mengharap wajah Allah lalu dia berakhir hidupnya dalam keadaan seperti itu maka dia pasti masuk surga.
Dan barangsiapa yang bersedekah dengan suatu sedekah karena mengharap wajah Allah lalu berakhir hidupnya dalam keadaan seperti itu maka dia pasti masuk surga. (H.R Imam Ahmad).
Sepintas terasa (?) mudah untuk menghafal dan mengucapkan kalimat ini. Tetapi sungguh tidaklah seperti yang dibayangkan sebagian orang. Apa lagi saat sakaratul maut. Biasanya fisik sangat lemah sementara itu syaithan mendampingi pula dan ingin mengelincirkan.
Ketahuilah bahwa jika seseorang menjalani hidupnya dengan berbagai keburukan dan jauh dari Allah Ta’ala maka saat sehatpun dia sulit atau bahkan hampir tak pernah mengucapkan kalimat tauhid. Lalu saat mengalami sakaratul maut akan sangat sulit mengucapkannya meskipun dibimbing oleh orang yang hadir saat itu.
Ibnu Katsir rahimahullah berkata : Sesungguhnya dosa, maksiat dan syahwat adalah sebab yang menggelincirkan manusia saat kematiaanya, ditambah lagi dengan godaan syaithan. Jika maksiat dan godaan syaithan terkumpul, ditambah lagi dengan lemahnya iman, maka sungguh sangat mudah berada dalam su'ul khotimah (akhir hidup yang buruk). Lihat Al Bidayah wa Nihayah.
Ada beberapa riwayat tentang orang orang yang tak mampu mengucapKan kalimat tauhid saat sakaratul maut padahal dibimbing oleh orang yang hadir disampingnya Imam Ibnul Qayyim berkata : Ada sejumlah orang yang sedang dijemput maut dibimbing untuk mengucapkan kalimat Laa ilaha illa Allah, (ternyata) :
(1) Ada yang menjawab : Ah, ah aku tidak bisa mengucapkannya.
(2) Ada pula yang justru membantah dan berkata : Apa yang kalian ucapkan itu tidak akan bermanfaat untukku sebab aku telah melakukan segala macam kemaksiatan. Setelah itu dia meninggal tanpa mengucapkan dua kalimat syahadat.
(3) Ada pula yang menjawab : Kalimat itu tak bermanfaat bagiku. Aku sendiri tidak ingat apakah aku pernah melakukan shalat untuk Allah meskipun hanya sekali.
(4) Saya pernah diberitahu oleh orang yang pernah menyaksikan sakaratul maut seorang pengemis. Menjelang ajalnya, pengemis tersebut terus berkata : Recehannya, demi Allah, recehannya … , hingga akhirnya meninggal.
(5) Saya diberi tahu oleh sebagian pedagang bahwasanya ketika ada kerabatnya mengalami sakaratul maut dan ditalqin atau dituntun dengan kalimat Laa ilaha illa Allah, dia malah berkata : Barang ini murah, barang ini bagus, barang ini begini dan begitu …, hingga akhirnya dia meninggal.
Beliau juga berkata : Bagaimana mungkin taufik untuk husnul khatimah akan didapat seseorang yang : (1) Hatinya lalai dari dzikir kepada Allah Ta’ala. (2) Selalu mengikuti hawa nafsunya. (3) Dan keadaannya yang melampaui batas.
Sungguh, orang yang hatinya lalai dari mengingat Allah Ta’ala sangat jauh dari husnul khatimah, tertawan oleh syahwatnya, lisannya kering dari dzikir kepada-Nya. Anggota tubuhnya tidak mentaati perintah Allah Ta’ala bahkan dia selalu sibuk dengan maksiat. (Ad Daa’ wad Dawaa’).
Oleh karena itu, hamba hamba Allah mari sama sama kita perkokoh iman kita, kita perbanyak beribadah untuk mendapatkan ridha dan pahala dari Allah Ta’ala. Dan juga kita perbanyak doa agar diwafatkan dalam husnul khatimah. Diantaranya adalah :
اَللَّهُمَّ اجْعَلْ خَيْرَ عُمْرِي آخِرَهُ، وَخَيْرَ عَمَلِي خَوَاتِيمَهُ، وَخَيْرَ أَيَّامِي يَوْمَ أَلْقَاكَ فِيهِ
Ya Allah, jadikanlah sebaik-baik umurku adalah umur yang terakhirnya, sebaik-baik amalku adalah amal-amal penutupannya dan sebaik-baik hariku adalah hari saat aku menghadap-Mu. (H.R ath Thabrani).
اللهم إني أسألك حسن الخاتمة
Ya Allah aku memohon kepada-Mu (diwafatkan dalam) husnul khatimah
Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (2.248)