MEMOHON AMPUN DALAM BANYAK WAKTU DAN KESEMPATAN
Oleh : Azwir B. Chaniago
Memohon ampun atau berstighfar adalah suatu
perbuatan yang diutamakan apalagi ketika seorang hamba telah melakukan
perbuatan buruk. Bahkan memohon ampun sangat dianjurkan pada setiap saat. Namun
demikian ketahuilah bahwa memohon ampun juga sangat dianjurkan dalam banyak
waktu dan keadaan dan kesempatan tertentu. Diantaranya adalah :
Pertama : Saat selesai melakukan ibadah.
Setelah melakukan ibadah ibadah tertentu
seorang hamba dianjurkan untuk memohon ampun kepada Allah Ta’ala, diantaranya :
(1) Rasulullah Salallahu ‘Alaihi Wasallam
mengajarkan kita untuk membaca astaghfirullah TIGA KALI setelah salam ketika
shalat fardhu.Tsauban radhiyallahu ‘anhu berkata :
كَانَ
رَسولُ اللهِ – صلى الله عليه وسلم – إِذَا انْصَرَفَ مِنْ صَلاَتِهِ اسْتَغْفَرَ
ثَلاثَاً ، وَقَالَ : اللَّهُمَّ أنْتَ السَّلاَمُ ، وَمِنْكَ السَّلاَمُ ،
تَبَارَكْتَ يَاذَا الجَلاَلِ وَالإكْرَامِ قِيلَ لِلأوْزَاعِيِّ – وَهُوَ
أحَدُ رواة الحديث – : كَيْفَ الاسْتِغْفَارُ ؟ قَالَ : يقول : أسْتَغْفِرُ الله ،
أسْتَغْفِرُ الله .
Apabila
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam selesai dari shalatnya
(shalat fardhu, pen.), beliau beristighfar tiga kali dan mengucapkan :
“ALLAHUMMA ANTAS SALAAM, WA MINKAS SALAAM, TABAARAKTA YAA DZAL JALAALI WAL
IKRAAM” (Ya Allah, Engkau pemberi keselamatan, dan dari-Mu keselamatan. Mahasuci
Engkau, wahai Rabb Pemilik Keagungan dan Kemuliaan).
Ada yang bertanya
pada al Auza’i, salah satu perawi hadits ini : Bagaimana cara beristighfar ?.
Al Auza’i menjawab : Caranya membaca ASTAGHFIRULLAH … ASTAGHFIRULLAH (Aku
memohon ampun kepada Allah. Aku memohon ampun kepada Allah). H.R Imam
Muslim.
Syaikh Muhammad
bin Shalih al Utsaimin rahimahullah menjelaskan tentang hikmahnya.
Beliau berkata : Hikmah istighfar setelah shalat, bahwa seseorang tak lepas
dari kekurangan dalam shalatnya. Karenanya, disyariatkan baginya untuk
beristighfar tiga kali lalu mengucapkan:
اللَّهُمَّ
أَنْتَ السَّلَامُ وَمِنْكَ السَّلَامُ تَبَارَكْتَ ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ
Kemudian membaca dzikir
dzikir yang bersumber dari Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam. (Majmu’ Fatawa
wa Rasail).
(2) Ketika
bangkit dari satu majlis utamanya majlis ilmu, Rasulullah Salallahu ‘alaihi
Wasallam mengajarkan kita untuk membaca doa kafaratul majlis yang utamanya
memohon ampun meskipun kita baru saja melaksanakan ibadah yang sangat dianjurkan
yaitu belajar ilmu.
Tentang doa kafaratul majlis ini telah
diajarkan oleh Rasulullah sebagaimana sabda beliau, yakni :
عَنْ
أَبِى بَرْزَةَ الأَسْلَمِىِّ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-
يَقُولُ بِأَخَرَةٍ إِذَا أَرَادَ أَنْ يَقُومَ مِنَ الْمَجْلِسِ « سُبْحَانَكَ
اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ
وَأَتُوبُ إِلَيْكَ ». فَقَالَ رَجُلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّكَ لَتَقُولُ
قَوْلاً مَا كُنْتَ تَقُولُهُ فِيمَا مَضَى. قَالَ « كَفَّارَةٌ لِمَا يَكُونُ فِى
الْمَجْلِسِ ».
Dari Abu Barzah Al-Aslami, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata di akhir majelis jika beliau hendak berdiri meninggalkan majelis : Subhanakallahumma wa bihamdika asyhadu alla ilaaha illa anta, astaghfiruka wa atuubu ilaik (Maha Suci Engkau Ya Allah, segala pujian untuk-Mu, aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Engkau dan aku meminta ampunan dan bertaubat kepada Engkau.
Dalam sebuah hadits dijelaskan pula bahwa ada
seseorang yang berkata pada Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam, Wahai Rasulullah, engkau mengucapkan suatu perkataan selama
hidupmu. Beliau bersabda : “Doa itu sebagai penambal kesalahan yang
dilakukan dalam majlis.” (H.R Abu Dawud dan Imam Ahmad).
Maksudnya, doa
itu adalah penutup kesalahan berupa kata-kata yang tidak baik atau perkataan dan perbuatan sia-sia dan keburukan lainnya yang dilakukan
ketika berada dalam suatu majlis.
Kedua : Saat datangnya akhir malam.
Perbanyak memohon ampun pada sepertiga akhir
malam. Sungguh Allah Ta’ala memuji hamba hamba-Nya yang banyak memohon ampun
pada akhir malam. Allah Ta’ala berfirman :
الصَّابِرِينَ وَالصَّادِقِينَ
وَالْقَانِتِينَ وَالْمُنْفِقِينَ وَالْمُسْتَغْفِرِينَ بِالْأَسْحَارِ
(Juga) orang yang sabar, orang yang benar
orang yang taat, orang yang menginfakkan hartanya DAN ORANG YANG MEMOHON AMPUN
PADA WAKTU SEBELUM FAJAR. (Q.S Ali Imran 17).
Allah Ta’ala berfirman :
كَانُوا قَلِيلًا مِنَ اللَّيْلِ مَا يَهْجَعُونَ
وَبِالْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ
Mereka sedikit sekali tidur waktu malam. Dan pada akhir malam mereka memohon ampunan. (Q.S adz Dzariyat 17-18)
Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda :
يَنْزِلُ رَبُّنَا
تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى
ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ يَقُولُ: مَنْ يَدْعُونِي، فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ
يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ، مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ
Rabb kita yang Maha Agung dan Maha Tinggi turun setiap malam ke langit dunia ketika telah tersisa sepertiga malam terakhir, Dia berfirman : Siapakah yang berdoa kepadaku, maka aku akan mengabulkannya, Siapa yang meminta kepadaku, maka aku akan memberikannya. Siapa yang memohon ampun kepadaku maka akan Aku ampuni. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim, dari Abu Hurairah)
Rabb kita yang Maha Agung dan Maha Tinggi turun setiap malam ke langit dunia ketika telah tersisa sepertiga malam terakhir, Dia berfirman : Siapakah yang berdoa kepadaku, maka aku akan mengabulkannya, Siapa yang meminta kepadaku, maka aku akan memberikannya. Siapa yang memohon ampun kepadaku maka akan Aku ampuni. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim, dari Abu Hurairah)
Ketiga : Saat menghadapi masalah
Bahwa beristighfar atau memohon ampun sangat
dianjurkan pula SAAT SEORANG HAMBA MENGHADAPI MASALAH ATAU KESULITAN dan
berharap kepada Allah Ta’ala untuk diberi jalan yang terbaik. Perkara ini dilakukan oleh para ulama dan orang orang
shalih, diantaranya :
(1) Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah.
Beliau berkata : Aku pernah mengalami
kesulitan dalam memahami sebuah permasalahan ilmiah. Lantas dengan segera aku
MEMPERBANYAK ISTIGHFAR. Tak lama kemudian akhirnya Allah Ta’ala membukakan
pemahaman kepadaku. (Innahu Kaana Ghafaaraa).
(2) Imam Abu Hanifah.
Diriwayatkan bahwa apabila menghadapi suatu kesulitan atau dalam
satu masalah maka beliau berkata kepada sahabatnya : Tidaklah hal ini terjadi
karena dosa yang aku lakukan !. Lalu setelah itu beliau beristighfar dan
melakukan shalat (sunnah), sehingga tersingkaplah (jalan keluar, pen.) dari
kesulitan itu. Kemudian beliau berkata : Semoga Allah Ta’ala menerima taubatku.
(Tabaqat Hanafiyah).
Keempat : Saat hati gundah gulana.
Ketika seorang hamba merasa hatinya gundah gulana, sempit dadanya,
merasa tak nyaman dalam menjalani kehidupan dan yang lainnya, ketahuilah bahwa
itu termasuk bagian dari musibah. Kemungkinan penyebabnya adalah PERBUATAN
BURUK yang dilakukannya. Allah
Ta’ala berfirman :
وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ
فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ
Dan musibah apa saja yang menimpa kamu adalah
karena perbuatan tanganmu sendiri dan Allah memaafkan banyak (dari kesalahan kesalahanmu).
Q.S asy Syuura 30.
Imam Ibnu Qayyim al Jauziyah rahimahullah
mengatakan : Di antara akibat dari berbuat dosa adalah MENGHILANGKAN
NIKMAT dan akibat dosa adalah mendatangkan bencana
(musibah). Oleh karena itu, hilangnya suatu nikmat dari seorang hamba
adalah karena dosa. Begitu pula datangnya berbagai musibah juga disebabkan oleh
dosa. (Al Jawabul Kaafi).
Jadi ketika seseorang merasa
hatinya gundah, gelisah, tak nyaman maka salah satu cara terbaik
baginya adalah BANYAK BANYAK MEMOHON AMPUN.
Ibnu Taimiyah rahimmahullah telah mengingatkan
hal ini, beliau berkata : Siapa yang merasa dadanya tidak lapang, tidak
mendapatkan kelezatan iman dan cahaya hidayah maka hendaklah DIA MEMPERBANYAK
TAUBAT DAN ISTIGHFAR. (Majmu’ al Fatawa).
Sebagai penutup tulisan ini, dinukil satu
hadits tentang keberuntungan bagi orang yang banyak istighfar dalam catatan
amalnya.
طُوْبَى ِلمَنْ وَجَدَ فِي
صَحِيْفَتِهِ اسْتِغْفَارًا كَثِيْرًا.
Sungguh beruntung seseorang yang
mendapati pada catatan amalnya istighfar yang banyak. (H.R Ibnu Majah, dishahihkan
oleh Syaikh al Albani)
Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua.
Wallahu A’lam. (1.793)