Kamis, 18 Desember 2025

SIAPKAN AMAL YANG PAHALANYA MENGALIR SETELAH WAFAT

 

SIAPKAN AMAL YANG PAHALANYA MENGALIR  SETELAH WAFAT

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Hakikatnya hamba hamba Allah semestinya tetap mempersiapkan bekal berupa IMAN DAN AMAL SHALIH menunggu ajal yang tidak diketahui kapan datangnya. Allah Ta'ala telah mengingatkan orang orang beriman berbekal kehidupan hari esok yaitu hari akhirat yaitu sebagaimana firman-Nya :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

Wahai orang orang yang beriman. Bertakwalah kepada Allah dan hendaknya setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok, dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan. (Q.S  al Hasyr 18).

Sungguh, hakikatnya kesempatan melakukan amal shalih sebagai bekal  bagi setiap hamba adalah HANYA KETIKA MASIH HIDUP DI DUNIA. Namun demikian  Allah Ta'ala Maha Penyayang. Allah Ta'ala melalui Rasul-Nya memberi kesempatan kepada  hamba-Nya untuk bisa memetik atau menikmati manfaat dari amal shalih yang  dilakukannya di dunia  MESKIPUN DIA SUDAH WAFAT. Inilah yang dalam bahasa syariat disebut sebagai amal jariah atau amal ibadah yang  pahalanya mengalir terus.

Amal yang pahala yang mengalir terus ini sangatlah banyak macamnya. Diantaranya sebagaimana sabda Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam :

Pertama : Riwayat Imam Muslim. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

Apabila manusia meninggal, maka terputuslah amalnya, kecuali tiga perkara : sedekah jariah atau ilmu yang bermanfaat (yang dia ajarkan) atau anak shalih yang mendoakannya.

Kedua : Riwayat Ibnu Majah dan al Baihaqi. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

إِنَّ مِمَّا يَلْحَقُ الْمُؤْمِنَ مِنْ عَمَلِهِ وَحَسَنَاتِهِ بَعْدَ مَوْتِهِ عِلْمًا عَلَّمَهُ وَنَشَرَهُ وَوَلَدًا صَالِحًا تَرَكَهُ وَمُصْحَفًا وَرَّثَهُ أَوْ مَسْجِدًا بَنَاهُ أَوْ بَيْتًا لِابْنِ السَّبِيلِ بَنَاهُ أَوْ نَهْرًا أَجْرَاهُ أَوْ صَدَقَةً أَخْرَجَهَا مِنْ مَالِهِ فِي صِحَّتِهِ وَحَيَاتِهِ يَلْحَقُهُ مِنْ بَعْدِ مَوْتِهِ

Sesungguhnya yang didapati oleh orang yang beriman dari amalan dan kebaikan yang ia lakukan setelah ia mati adalah : (1)  Ilmu yang ia ajarkan dan sebarkan. (2) Anak shalih yang ia tinggalkan. (3) Mushaf al Qur’an yang ia wariskan.

(4) Masjid yang ia bangun. (5) Rumah bagi ibnu sabil (musafir yang terputus perjalanan) yang ia bangun. (6) Sungai yang ia alirkan. (7) Sedekah yang ia keluarkan dari harta ketika ia sehat dan hidup. Semua itu akan dikaitkan dengannya setelah ia mati.

Wallahu A'lam. (3.640).      

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar