SIAPKAN AMAL YANG PAHALANYA MENGALIR SETELAH WAFAT
Disusun oleh : Azwir B. Chaniago
Hakikatnya
hamba hamba Allah semestinya tetap mempersiapkan bekal berupa IMAN DAN AMAL
SHALIH menunggu ajal yang tidak diketahui kapan datangnya. Allah Ta'ala telah mengingatkan
orang orang beriman berbekal kehidupan hari esok yaitu hari akhirat yaitu
sebagaimana firman-Nya :
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ
لِغَدٍ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
Wahai orang orang yang beriman. Bertakwalah kepada Allah dan hendaknya setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok, dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan. (Q.S al Hasyr 18).
Sungguh,
hakikatnya kesempatan melakukan amal shalih sebagai bekal bagi setiap hamba adalah HANYA KETIKA MASIH
HIDUP DI DUNIA. Namun demikian Allah
Ta'ala Maha Penyayang. Allah Ta'ala melalui Rasul-Nya memberi kesempatan
kepada hamba-Nya untuk bisa memetik atau
menikmati manfaat dari amal shalih yang dilakukannya di
dunia MESKIPUN DIA SUDAH WAFAT. Inilah yang dalam bahasa syariat
disebut sebagai amal jariah atau amal ibadah yang pahalanya mengalir
terus.
Amal
yang pahala yang mengalir terus ini sangatlah banyak macamnya. Diantaranya
sebagaimana sabda Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam :
Pertama
: Riwayat Imam Muslim. Dari Abu
Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ
إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ
صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
Apabila manusia meninggal, maka terputuslah amalnya, kecuali
tiga perkara : sedekah jariah atau ilmu yang bermanfaat (yang dia ajarkan) atau
anak shalih yang mendoakannya.
Kedua
: Riwayat Ibnu Majah dan al Baihaqi. Dari Abu
Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
إِنَّ مِمَّا يَلْحَقُ الْمُؤْمِنَ مِنْ
عَمَلِهِ وَحَسَنَاتِهِ بَعْدَ مَوْتِهِ عِلْمًا عَلَّمَهُ وَنَشَرَهُ وَوَلَدًا
صَالِحًا تَرَكَهُ وَمُصْحَفًا وَرَّثَهُ أَوْ مَسْجِدًا بَنَاهُ أَوْ بَيْتًا
لِابْنِ السَّبِيلِ بَنَاهُ أَوْ نَهْرًا أَجْرَاهُ أَوْ صَدَقَةً أَخْرَجَهَا
مِنْ مَالِهِ فِي صِحَّتِهِ وَحَيَاتِهِ يَلْحَقُهُ مِنْ بَعْدِ مَوْتِهِ
Sesungguhnya
yang didapati oleh orang yang beriman dari amalan dan kebaikan yang ia lakukan
setelah ia mati adalah : (1) Ilmu yang ia ajarkan dan sebarkan. (2)
Anak shalih yang ia tinggalkan. (3) Mushaf al Qur’an yang ia wariskan.
(4) Masjid
yang ia bangun. (5) Rumah bagi ibnu sabil (musafir yang terputus perjalanan)
yang ia bangun. (6) Sungai yang ia alirkan. (7) Sedekah yang ia keluarkan dari
harta ketika ia sehat dan hidup. Semua itu akan dikaitkan dengannya setelah ia
mati.
Wallahu
A'lam. (3.640).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar