KETIKA HATI LEBIH KERAS
DARI BATU
Disusun oleh : Azwir B. Chaniago
Salah satu keadaan hati buruk yang dimiliki sebagian
manusia di bumi ini adalah HATI YANG KERAS BAHKAN LEBIH KERAS DARI BATU. Allah
Ta'ala menjelaskan perkara ini dalam firman-Nya :
ثُمَّ قَسَتْ قُلُوبُكُمْ مِنْ بَعْدِ ذَٰلِكَ فَهِيَ
كَالْحِجَارَةِ أَوْ أَشَدُّ قَسْوَةً ۚ
Kemudian
setelah itu hatimu menjadi keras, sehingga (hatimu) seperti batu bahkan lebih
keras. (Q.S al Baqarah 74).
Syaikh
as Sa’di berkata : Allah Ta’ala menerangkan kekerasan hati mereka yaitu bahwa
ia “seperti batu” (bukan) daripada besi karena besi
dan timah apabila dibakar niscaya meleleh. Berbeda dengan batu, dan firman-Nya
: “Atau lebih keras lagi”, maksudnya bahwa ia tidaklah
terbatas hanya sekeras batu dan (atau) tidaklah bermakna “bal” (bahkan).
Tafsir Taisir Karimir Rahman.
Nah,
ketika seseorang memiliki hati yang keras maka itu adalah musibah bahkan lebih
besar dari musibah berupa bencana alam, penyakit, kehilangan harta, kehilangan
mata pencaharian dan yang lainnya.
Malik
bin Dinar rahimahullah berkata : Tidaklah
seorang hamba ditimpa dengan suatu musibah yang lebih besar daripada hati yang
keras. (Shifatush Shafwah).
Ketahuilah
bahwa bila hati seseorang semakin mengeras dan membatu maka disebut
sebagai musibah karena ciri hati yang keras adalah :
(1) Sulit
menerima kebenaran. (2) Senang dan bahkan bangga dengan maksiat. (3)
Melihat kebaikan sebagai keburukan dan melihat keburukan sebagai kebaikan.
Akibatnya adalah sulit untuk bertaubat. (4) Sangat berambisi dengan
dunia dan lalai dengan akhirat. (5) Merasa sangat berat jika diajak
beribadah dan tidak memiliki keinginan untuk berbuat kebaikan.
Dan juga mudah digelicirkan kepada masiat.
Syaikh
Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah berkata bahwa hati bisa
mengeras seperti batu di antara penyebabnya adalah karena :
(1)
Berpaling dari mengingat Allah (berdzikir dan menghadiri majelis ilmu)
(2)
Jauh dari mentadabburi Al-Qur'an.
(3)
Terlalu sibuk dengan urusan dunia.
(4)
Dunia menjadi ambisi utama hidupnya sehingga tidak menganggap penting urusan
akhiratnya.
Sedangkan
ketaatan kepada Allah akan membuat hati menjadi tenang, lembut, dan mudah
diajak kembali kepada Allah. (Fatawa Nur 'ala ad Darb).
Namun
demikian ketahuilah bahwa seberapa parah dan buruknya tingkat penyakit hati,
termasuk hati yang keras pada diri
seseorang ADA OBATNYA YANG PALING MUJARAB, yaitu kembali kepada petunjuk al Qur
an, sebagaimana Allah Ta'ala berfirman :
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ قَدْ جَآءَتْكُم مَّوْعِظَةٌ
مِّن رَّبِّكُمْ وَشِفَآءٌ لِّمَا فِى ٱلصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ
لِّلْمُؤْمِنِينَ
Wahai
manusia !. Sungguh, telah datang kepadamu pelajaran (al Qur an) dari Rabb-mu,
PENYEMBUH DARI PENYAKIT YANG ADA DALAM DADA dan petunjuk dan rahmat bagi orang
orang beriman. (Q.S Yunus 57).
Oleh
karena itu berpegang teguhlah kepada al Qur an. Ambillah manfaat yang banyak
darinya termasuk sebagai obat paling utama untuk mengobati penyakit
hati, yaitu dengan : SENANTIASA MEMBACA AL QUR AN, MENGHAYATI MAKNA MAKNANYA
DAN MENGAMALKAN APA APA YANG DIPERINTAHKANNYA DAN BERHENTI DARI LARANGANNYA.
Namun
demikian ketahuilah bahwa seberapa parah dan buruknya penyakit hati
yang ada pada diri seseorang ADA OBATNYA YANG PALING MUJARAB, yaitu
kembali kepada petunjuk al Qur an, sebagaimana Allah Ta'ala berfirman :
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ قَدْ جَآءَتْكُم مَّوْعِظَةٌ
مِّن رَّبِّكُمْ وَشِفَآءٌ لِّمَا فِى ٱلصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ
لِّلْمُؤْمِنِينَ
Wahai
manusia !. Sungguh, telah datang kepadamu pelajaran (al Qur an) dari Rabb-mu,
PENYEMBUH DARI PENYAKIT YANG ADA DALAM DADA dan petunjuk dan rahmat bagi orang beriman. (Q.S Yunus 57).
Oleh
karena itu berpegang teguhlah kepada al Qur an. Ambillah manfaat yang banyak
darinya termasuk sebagai obat paling utama untuk penyakit hati,
yaitu dengan : SENANTIASA MEMBACA AL QUR AN, MENGHAYATI MAKNA MAKNANYA DAN
MENGAMALKAN APA APA YANG ADA DI DALAMNYA.
Wallahu
Alam. (3.634).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar