MENJALANI SISA UMUR
DENGAN KETAATAN
Disusun oleh : Azwir B. Chaniago
Hakikatnya setiap hamba Allah mestilah mengisi
kehidupan ini dengan ketaatan semenjak usia baligh. Tetapi sebagian kita ketika
umur masih muda lalai dalam ketaatan. Diantara penyebabnya paling utama karena
godaan urusan dunia.
Dan
memang dunia itu terlihat menggiurkan dengan pernak perniknya. Allah Ta'ala
berfirman :
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ
وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ
وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ۗ ذَٰلِكَ مَتَاعُ
الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۖ وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآبِ
Dijadikan
indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa apa yang diinginkan. Yaitu
wanita, anak anak, harta yang banyak dari
jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang ternak dan sawah ladang. Itulah
kesenangan hidup di dunia dan disisi Allah tempat kembali yang baik
(surga). Q.S Ali Imran 14.
Khalifah
Utsman bin Affan radhiyallahu ‘anhu dalam salah satu khutbah
yang disampaikan di akhir-akhir umur beliau, beliau berkata :
Sesungguhnya Allah ‘Azza wa Jalla memberikan dunia kepada kalian agar kalian
dapat mencari akhirat dengannya. Dan tidaklah Allah memberikan dunia agar
kalian condong kepadanya.
Sungguh,
dunia akan binasa sementara akhirat akan abadi. Janganlah dunia yang fana ini
membuat kalian menjadi sombong dan jangan pula (dunia ini) menyibukkan kalian
dari yang abadi (akhirat).
Pilihlah
oleh kalian yang baqa daripada yang fana.! Karena dunia ini akan terputus dan
sesungguhnya tempat kembali hanya kepada Allah Ta'ala. (Taariikh Madiinah
Dimisyq).
Sungguh, tidaklah seorang pun mengetahui kapan waktu kita akan diwafatkan. Mungkin waktunya sudah dekat atau SUDAH SANGAT DEKAT. Oleh karena itu ketika Allah Ta'ala memberi umur panjang sampai 40, 50, 60 tahun atau lebih maka MANFAATKAN SISA UMUR INI UNTUK KETAATAN KEPADA ALLAH TA'ALA.
Imam
Ibnu Rajab al Hambali menceritakan bahwa pada suatu kali Imam Fudhail bin
Iyadh seorang Tabi'in, pernah bertanya kepada seorang laki laki
: Berapa usiamu ?. Orang itu menjawab : 60 tahun.
Lalu Imam Fudhail berkata : Berarti selama 60 tahun
engkau telah berjalan menuju Rabb-mu dan saat ini engkau hampir sampai
kepada-Nya.
Maka
laki laki itu berkata : Inna lillahi wa inna ilaihi raaji’uun (sesungguhnya
kami milik Allah dan sesungguhnya hanya kepada-Nya kami akan kembali). Kemudian
Imam Fudhail bertanya kepadanya : Tahukah engkau tafsir dari apa yang engkau
ucapkan itu ?. Laki laki itu berkata : Tafsirkanlah ucapan itu untukku, wahai
Abu Ali. Fudhail bin Iyadh menjelaskan :
Pertama :
Barangsiapa yang mengetahui bahwa ia adalah hamba Allah dan akan kembali
kepada-Nya maka hendaklah ia mengetahui bahwa kelak ia akan disuruh
berdiri dihadapan Rabb-nya.
Kedua :
Barangsiapa yang mengetahui bahwa ia akan disuruh berdiri
dihadapan Rabb-nya maka harus dia mengetahui bahwa dia pasti akan
ditanya.
Ketiga :
Barangsiapa yang mengetahui bahwa ia akan ditanya maka hendaklah ia
mempersiapkan jawaban untuk pertanyaan itu.
Selanjutnya
laki laki itu berkata : Lalu bagaimana jalan keluarnya ?. Jalan keluarnya mudah
kata Fudhail bin Iyadh. Orang itu bertanya lagi : Apakah itu wahai Abu Ali ?
Imam
Fudhail bin Iyadh menjawab : Hendaklah engkau BERBUAT KEBAIKAN DI SISA
UMURMU. Niscaya Allah akan mengampuni (dosa) apa yang telah lalu
atas dirimu. Sesungguhnya jika engkau tetap berbuat keburukan pada sisa umurmu
niscaya engkau akan dihisab atas semua perbuatan (buruk) mu yang telah lalu dan
yang akan datang (Jami’ul Ulum wal Hikam)
Wallahu A'lam. (3.641)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar