TUJUAN UTAMA
MENCARI RIZKI UNTUK MENOPANG IBADAH
Disusun oleh :
Azwir B.Chaniago
Sungguh, merupakan kewajiban orang beriman mencari rizki sesuai
kemampuan dan kesempatannya. Rasulullah
Salallahu 'alaihi Wasallam telah mengingatkan kita semua untuk berusaha atau
bekerja mencari rizki walaupun dengan usaha yang mungkin dianggap rendah oleh
sebagian manusia. Beliau bersabda :
لأَن يأخذ أحدكم أُحبُلَهُ ثم يأتي الجبل، فيأتي
بِحُزْمَة من حطب على ظهره فيبيعها، فَيَكُفَّ الله بها وجهه، خيرٌ له من أن يسأل
الناس، أعْطَوه أو مَنَعُوه
Sungguh
seandainya salah seorang di antara kalian mengambil beberapa utas tali, lalu ia pergi ke
gunung, kemudian ia kembali dengan memikul seikat
kayu bakar dan menjualnya, sehingga dengan hasil itu Allah mencukupkan kebutuhan hidupnya.
Itu lebih baik baginya daripada meminta-minta
kepada sesama manusia, baik mereka memberinya ataupun tidak. (H.R
Imam Bukhari).
Tetapi ketahuilah bahwa tujuan mencari rizki bukanlah untuk
mendapatkan harta yang banyak bahkan berlimpah. Sungguh, mencari rizki memang diperintah dalam syariat Islam. Namun
demikian tujuan mencari rizki adalah
untuk bisa memenuhi kebutuhan diri, keluarga dan orang yang menjadi tanggungan.
Sehingga terjaga kehormatan diri dengan tidak meminta minta.
Selain ketahuilah bahwa
hakikat mencari atau berusaha mencari harta adalah
SEBAGAI PENOPANG DIRI AGAR BISA BERIBADAH DENGAN LEBIH BAIK. Sungguh, Allah
Ta’ala tidaklah menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Nya.
Allah Ta'ala berfiman :
وَمَا خَلَقْتُ
الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
Aku tidak menjadikan
jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku. (Q.S adz Dzariyat
56)
Allah Ta'ala juga berfirman
:
وَابْتَغِ
فِيْمَآ اٰتٰىكَ اللّٰهُ الدَّارَ الْاٰخِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيْبَكَ مِنَ
الدُّنْيَا
Dan carilah negeri
akhirat di dalam apa-apa yang Allah berikan kepadamu, dan janganlah engkau
lupakan bagianmu di dunia. (Q.S al Qashash 77).
Oleh karena itu,
hendaklah kita camkan bahwa niat kita berusaha dan bekerja adalah untuk menopang
mendukung ibadah kita kepada Allah.
Kita bekerja dan
berusaha untuk mendapatkan rizki berupa harta dan uang, untuk memenuhi kebutuhan makan dan minum
agar kuat beribadah. Dengan harta berupa uang kita bisa melakukan ibadah haji
dan umrah, bisa berinfak dan bershadaqah bahkan berzakat dan yang lainnya.
Sungguh saudaraku, jika
tujuan kita mencari rizki adalah sebagai penopang atau pendukung dalam ibadah
maka MAKA KITA AKAN DIJAUHKAN DARI SIFAT BERBURU HARTA YANG BISA MELALAIKAN
IBADAH. Kenapa ?, karena fokus kita mencari rizki adalah sebagai penopang ibadah.
Bahkan mencari rizki itu kita niatkan dalam rangka ibadah.
Ketahuilah bahwa ternyata
sebagian manusia di zaman ini ada yang keliru dalam memahami makna usaha mencari
rizki berupa harta dan uang, diantaranya :
Pertama : Menganggap mencari rizki
berupa harta harus diutamakan lalu berusaha mendapatkan harta yang banyak
bahkan berlimpah. Akibatnya bisa bisa memalaikan ibadah kepada Allah Ta'ala.
Bahkan sampai ada yang lupa mana halal
dan haram.
Kedua : Sebagian saudara kita
menganggap bahwa dengan memiliki harta yang banyak maka bisa membuat dirinya
mulia dan dihormati dalam pergaulan. Padahal Allah Ta'ala telah mengingatkan
bahwa kemuliaan itu ada pada orang bertakwa . Allah Ta'ala berfirman :
إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ
أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang YANG PALING BERTAKWA. Sungguh Allah Maha Mengetahui Mahateliti. (Q.S al Hujurat 13).
Ketiga : Sebagian saudara kita beranggapan bahwa ketika memiliki harta atau uang yang banyak maka segala yang kita inginkan bisa dibeli. Ingatlah ada orang bijak yang mengingatkan : Uang bisa membeli rumah yang besar dan mewah, tetapi UANG TIDAK BISA MEMBELI BAITI JANNATI, RUMAHKU SURGAKU.
Wallahu A'lam. (3.554).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar