Senin, 05 Mei 2025

TUJUAN UTAMA MENCARI RIZKI UNTUK MENOPANG IBADAH

 

TUJUAN UTAMA MENCARI RIZKI UNTUK MENOPANG IBADAH

Disusun oleh : Azwir B.Chaniago

Sungguh, merupakan kewajiban orang beriman mencari rizki sesuai kemampuan dan kesempatannya. Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam telah mengingatkan kita semua untuk berusaha atau bekerja mencari rizki walaupun dengan usaha yang mungkin dianggap rendah oleh sebagian manusia. Beliau bersabda : 

لأَن يأخذ أحدكم أُحبُلَهُ ثم يأتي الجبل، فيأتي بِحُزْمَة من حطب على ظهره فيبيعها، فَيَكُفَّ الله بها وجهه، خيرٌ له من أن يسأل الناس، أعْطَوه أو مَنَعُوه

Sungguh seandainya salah seorang di antara kalian mengambil beberapa utas tali, lalu ia pergi ke gunung, kemudian ia kembali dengan memikul seikat kayu bakar dan menjualnya, sehingga dengan hasil itu Allah mencukupkan kebutuhan hidupnya. Itu lebih baik baginya daripada meminta-minta kepada sesama manusia, baik mereka memberinya ataupun tidak. (H.R Imam Bukhari).

Tetapi ketahuilah bahwa tujuan mencari rizki bukanlah untuk mendapatkan harta yang banyak bahkan berlimpah. Sungguh,  mencari rizki memang diperintah dalam syariat Islam. Namun demikian tujuan  mencari rizki adalah untuk bisa memenuhi kebutuhan diri, keluarga dan orang yang menjadi tanggungan. Sehingga terjaga kehormatan diri dengan tidak meminta minta.

Selain ketahuilah bahwa hakikat mencari atau berusaha mencari harta   adalah SEBAGAI PENOPANG DIRI AGAR BISA BERIBADAH DENGAN LEBIH BAIK. Sungguh, Allah Ta’ala tidaklah menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Nya. Allah Ta'ala  berfiman :

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

Aku tidak menjadikan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku. (Q.S adz Dzariyat 56) 

Allah Ta'ala juga berfirman :

وَابْتَغِ فِيْمَآ اٰتٰىكَ اللّٰهُ الدَّارَ الْاٰخِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيْبَكَ مِنَ الدُّنْيَا 

Dan carilah negeri akhirat di dalam apa-apa yang Allah berikan kepadamu, dan janganlah engkau lupakan bagianmu di dunia. (Q.S al Qashash 77).

Oleh karena itu, hendaklah kita camkan bahwa niat kita berusaha dan bekerja adalah untuk menopang mendukung ibadah kita kepada Allah.

Kita bekerja dan berusaha untuk mendapatkan rizki berupa harta dan  uang, untuk memenuhi kebutuhan makan dan minum agar kuat beribadah. Dengan harta berupa uang kita bisa melakukan ibadah haji dan umrah, bisa berinfak dan bershadaqah bahkan berzakat dan yang lainnya.

Sungguh saudaraku, jika tujuan kita mencari rizki adalah sebagai penopang atau pendukung dalam ibadah maka MAKA KITA AKAN DIJAUHKAN DARI SIFAT BERBURU HARTA YANG BISA MELALAIKAN IBADAH. Kenapa ?, karena fokus kita mencari rizki adalah sebagai penopang ibadah. Bahkan mencari rizki itu kita niatkan dalam rangka ibadah.  

Ketahuilah bahwa ternyata sebagian manusia di zaman ini ada yang  keliru dalam memahami makna usaha mencari rizki berupa harta dan uang, diantaranya :

Pertama : Menganggap mencari rizki berupa harta harus diutamakan lalu berusaha mendapatkan harta yang banyak bahkan berlimpah. Akibatnya bisa bisa memalaikan ibadah kepada Allah Ta'ala. Bahkan sampai ada yang lupa mana  halal dan haram.

Kedua : Sebagian saudara kita menganggap bahwa dengan memiliki harta yang banyak maka bisa membuat dirinya mulia dan dihormati dalam pergaulan. Padahal Allah Ta'ala telah mengingatkan bahwa kemuliaan itu ada pada orang bertakwa . Allah Ta'ala berfirman :

إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang YANG PALING BERTAKWA. Sungguh Allah Maha Mengetahui Mahateliti. (Q.S al Hujurat 13).

Ketiga : Sebagian saudara kita beranggapan bahwa ketika memiliki harta atau uang yang banyak maka segala yang kita inginkan bisa dibeli. Ingatlah ada orang bijak yang mengingatkan : Uang bisa membeli rumah yang besar dan mewah, tetapi UANG TIDAK BISA MEMBELI BAITI JANNATI, RUMAHKU SURGAKU.

Wallahu A'lam. (3.554).

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar