JIKA BERSABAR DISEMPURNAKAN PAHALA TANPA BATAS
Disusun oleh : Azwir B. Chaniago
Sungguh beruntung hamba hamba Allah yang bersabar karena dia dijanjikan Allah Ta’ala untuk mendapat pahala tanpa batas. Allah Ta’ala berfirman :
إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ
Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahala mereka tanpa batas (Q.S az Zumar 10)
Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin berkata : Adapun kesabaran, pahalanya berlipat ganda tidak terbatas. Hal ini menunjukkan bahwa ganjarannya sangat besar sekali hingga tak mungkin bagi seorang insan untuk membayangkan pahalanya karena tidak bisa dihitung dengan bilangan.
Bahkan juga, pahala sabar termasuk pahala yang maklum di sisi Allah tanpa bisa dibatasi. Tidak pula dapat disamakan dengan mengatakan satu kebaikan dilipat gandakan sepuluh kali sampai tujuh ratus kali lipat. Kesabaran itu pahalanya tanpa batas. (Syarah Riyadush Shalihin)
Lalu apa makna sabar. Imam Ibnul Qayyim dalam Kitabnya Madarijus Saalikin menjelaskan bahwa : Secara etimologi sabar itu bermakna menahan atau mencegah. Secara terminologi, kata beliau makna sabar adalah : (1) Menahan diri dari berputus asa (2) Menahan amarah jiwa (3) Mencegah lisan dari mengeluh (4) Mencegah anggota badan untuk berbuat mungkar.
Syaikh as Sa’di berkata : Allah memerintahkan orang beriman kepada apa yang menyampaikan mereka kepada kemenangan yaitu keberhasilan dengan memperoleh kebahagian dan kesuksesan. Dan bahwa jalan yang menyampaikan kepada hal itu adalah KONSISTEN TERHADAP KESABARAN. Menahan diri dari perkara perkara yang dibenci berupa meninggalkan kemaksiatan serta bersabar atas musibah dan terhadap perkara yang berat bagi jiwa. Allah memerintahkan mereka untuk bersabar atas semua itu. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).
Oleh karena itu, ketika seseorang didatangi musibah sebagai ujian haruslah diterima dengan sabar. Sungguh bersabar itu adalah wajib bagi setiap hamba. Sungguh besar kerugian yang akan mendatangi orang orang yang tidak bisa bersabar dengan musibah yang menimpanya karena berarti dia tidak mau terima atau protes terhadap KETETAPAN ALLAH ATAS DIRINYA. Ini sikap yang keliru berat.
Ketahuilah bahwa apapun yang terjadi adalah kehendak dan ketetapan Allah Ta’ala yaitu sebagaimana firman-Nya :
قُل لَّن يُصِيبَنَآ إِلَّا مَا كَتَبَ ٱللَّهُ لَنَا هُوَ مَوْلَىٰنَا ۚ وَعَلَى ٱللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ ٱلْمُؤْمِنُونَ
Katakanlah (Muhammad). Tidak akan menimpa kami melainkan APA YANG TELAH DITETAPKAN ALLAH BAGI KAMI. (Q.S at Taubah 51).
Selain itu ketahuilah bahwa ketika seseorang didatangi ujian berupa musibah dan dia menerima dengan sabar lalu membaca istirja’ dan berdoa maka Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik. Dalam hadis dari Ummu Salamah, dia mendengar Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
مَا مِنْ مُسْلِمٍ تُصِيبُهُ مُصِيبَةٌ فَيَقُولُ مَا أَمَرَهُ اللَّهُ: {إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ} ، اللَّهُمَّ أَجِرْنِي فِي مُصِيبَتِي وَأَخْلُفْ لِي خَيْرًا مِنْهَا، إِلَّا أَخْلَفَ اللَّهُ لَهُ خَيْرًا مِنْهَا
Apabila ada seorang muslim yang mengalami musibah, lalu dia mengucapkan kalimat seperti yang Allah perintahkan : إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ
Yaa Allah berikanlah pahala untuk musibahku, dan gantikan untukku dengan sesuatu yang lebih baik darinya. Maka Allah akan memberikan ganti untuknya dengan yang lebih baik. (H.R Imam Muslim)
Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (2.537).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar