MENGHINDARKAN DIRI DARI ADZAB KUBUR
Oleh :
Azwir B. Chaniago
Setelah seseorang diwafatkan Allah
Ta’ala maka dia telah berpindah dari alam dunia kealam kubur atau alam barzakh.
Jika dia orang beriman dan beramal shalih maka akan mendapat kenikmatan di alam
kubur. Tetapi jika orang durhaka dan banyak berbuat maksiat serta melalaikan
perintah Allah ketika di dunia maka tentulah dia akan memperoleh adzab di alam
kuburnya.
Sungguh adzab di alam kubur benar adanya. Diantara dalilnya
adalah firman Allah : “Sanu’adzibuhum
marrataini tsumma yuradduuna ilaa ‘adzaabin ‘azhiim”. Nanti Kami (Allah)
akan menyiksa mereka dua kali kemudian mereka akan dikembalikan kepada adzab
yang besar. (Q.S at Taubah 101).
Imam Juraij berkata : (Menyiksa mereka dua kali) yaitu adzab di
dunia dan adzab di kubur. Baru kemudian mereka dikembalikan ke adzab yang besar yaitu adzab neraka
(Dinukil dari Tafsir Ibnu Katsir).
Dari Ibnu Umar, Nabi bersabda : “Innal maiyita yu’adzabu bibukaa-I ahlihi
‘alaihi”. Sesungguhnya mayit itu akan di adzab (di kubur) karena ratapan keluarganya.
(Muttafaqun ‘alahi).
Dalam riwayat Imam Muslim
disebutkan : “Al mayyitu yu’adzdzabu fi
qabrihi niiha ‘alaihi” Mayit itu
akan diadzab di kuburnya dengan ratapan atasnya.
Sungguh kita sangatlah takut kepada
adzab kubur. Oleh karena itu maka ketika masih berada di dunia kita berusaha mempersiapkan iman dan amal shalih
sehingga betul betul diajuhkan dari adzab kubur.
Lalu apa yang bisa dilakukan oleh
seorang hamba. Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin pernah ditanya bagaimana
seseorang bisa selamat dari siksa atau adzab kubur. Beliau memberikan jawaban :
Yaitu dengan melakukan amalan amalan shalih yang bisa mendekatkan diri kepada
Allah Ta’ala. Dan suatu amalan disebut amalan shalih jika memenuhi dua syarat :
Pertama : Ikhlas (dalam beramal) karena Allah Ta’ala. Artinya
seorang melakukan ibadah tidak memiliki maksud dan tujuan lain selain mencari
ridha Allah Ta’ala dan dalam mencari kehidupan akhirat. Tidak bermaksud riya’
(pamer agar ibadahnya dilihat orang lain). Tidak sum’ah (agar ibadahnya
didengar orang lain). Tidak pula menginginkan pujian manusia dan tidak
menginginkan dunia (dengan ibadahnya).
Kedua : (Ibadah) yang dilakukan itu bukan suatu yang dibuat buat
dalam agama Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Allah tidak akan menerima suatu ibadah kecuali yang diikhlaskan
untuk-Nya dan sesuai dengan syari’at-Nya.
Dalil tentang kewajiban ikhlas
yaitu :
(1) Firman Allah dalam hadits qudsi
: “Anaa aghnasy syurakaa-i ‘an syirki,
man ‘amila ‘amalan asyraka fiihi ma’ii ghairi taraktuhu wa syirkahu”. Aku paling tidak butuh kepada sekutu.
Barangsiapa melakukan suatu amalan yang dia menyekutukan Aku dan yang selain
Aku dalam amalan tersebut maka Aku tinggalkan dia bersama sekutunya. (H.R Imam
Muslim no. 2985).
(2) Dan berdasarkan sabda Rasulullah
Salallahu ‘alaihi wasallam : “Man ‘amila
‘amalan laisa ‘alaihi amrunaa fa huwa raddun”. Barangsiapa melakukan suatu
amalan yang bukan dari ajaran kami maka amalannya tersebut tertolak. (H.R Imam
Bukhari no. 2550 dan Imam Muslim no. 1718).
Selain kata beliau : Diantara yang
bisa menjadi sebab seseorang terselamatkan dari siksa kubur adalah membersihkan
diri dan bersuci dengan sempurna dari kencing saat selesai buang air kecil.
Dalam shahih Bkhari dan shahih
Muslim, dari Ibnu Abbas disebutkan bahwa Nabi melewati dua kuburan, lalu beliau
bersabda : “Sungguh keduanya sedang
diadzab dan mereka berdua diadzab bukan karena suatu yang besar. Salah seorang
diantara mereka tidak menjaga diri dari air kencing dan sedangkan yang satu
lagi dia pernah berjalan menebar namimah (melakukan adu domba, pen.) H.R
Imam Bukhari no. 215 dan Imam Muslim no. 292).
Dalam hadits yang lain diriwayatkan
bahwa Rasulullah bersabda : “Sucikanlah
diri kalian dari air kencing karena kebanyakan siksa kubur itu disebabkan air
kencing” (H.R Daruqutni).
Beliau, Syaikh Utsaimin menambahkan
: Diantara hal yang bisa menyelamatkan seseorang dari siksa kubur adalah
semakin sering memohon kepada Allah agar dilindungi dari adzab kubur.
Nabi kita
menyuruh kita untuk memohon perlindungan kepada Allah Ta’ala dari empat hal
saat kita duduk tasyahud dalam shalat. Kita dianjurkan untuk mengucapkan : Allahhumma inni a’udzubika min ‘adzaabi
jahannama, wa a’udzubika min ‘adzaabil qabri, wa a’udzubika min fitnatil
masiihid dajjali, wa ‘udzubika min fitnatil mahyaa wal mamaat”. Wahai Allah
! Aku memohon perlindungan kepada-Mu dari adzab jahannam. Aku memohon
perlindungan kepada-Mu dari adzab kubur. Aku memohon perlindungan kepada-Mu
dari fitnah Dajjal dan dari fitnah dalam kehidupan dunia dan fitnah setelah
kematian. (Fatawa Nur alad Dharb).
Semoga Allah Ta’ala memberi kita kekuatan untuk tetap dalam iman dan
amal shalih yang menjauhkan kita dari adzab kubur dan adzab neraka. Dan kita
juga bermohon kepada Allah Ta’ala agar dijadikan orang yang beruntung mendapatkan
surga-Nya.
Allah Ta’ala berfirman : Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan
dimasukkan kedalam
surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu hanyalah
kesenangan yang memperdayakan (Q.S Ali Imran 185).
Insya llah ada manfaatnya bagi kita
semua. Wallahu A’lam. (1.173)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar