SHALAT MENJAUHKAN ORANG BERIMAN
DARI SIFAT MUNAFIK
Oleh :
Azwir B. Chaniago
Siapa yang disebut orang munafik ?.
Munafik adalah orang yang berpura pura dan ingkar. Apa yang diucapkannya tidak
sesuai dengan yang ada didalam hatinya dan dalam perbuatannya. Misalnya,
lisannya mengaku beriman tetapi dalam hati dan tindakan dia ingkar atau kafir.
(Ensiklopedi Islam).
Sungguh ini adalah sifat yang
sangat buruk dan mendapat ancaman yang berat dari Allah Ta’ala. Mereka akan ditempatkan pada lapisan neraka paling bawah.
Allah berfirman : “Innal munaafiqiina fid
darkil asfali minan naari, wa lan tajida lahum nashiira” Sungguh, orang
orang munafik itu (ditempatkan) pada
tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu tidak akan mendapat seorang
penolong pun bagi mereka. (Q.S an Nisaa’ 145)
Syaikh as Sa’di berkata : Allah
Ta’ala melalui ayat ini memberitakan tentang kondisi akhir dari orang orang
munafik yaitu bahwa mereka berada pada
derajat yang paling rendah dari siksaan dan paling buruk keadaan hukumannya.
Orang munafik berada dibawah seluruh kaum kafir. Karena mereka ini
bersekutu dengan kaum kafir dalam kekufuran kepada Allah dan memerangi
Rasul-Nya. Orang orang munafik itu melebihi kaum kafir dalam konspirasi yaitu
membuat makar, tipu muslihat dan kemampuan untuk mempergunakan berbagai macam
cara dalam memerangi kaum muslimin dalam bentuk yang tidak disadari dan tidak
terlihat jelas. (Lihat Tafsir Kariimir Rahman).
Oleh karena itu seorang beriman
sangatlah takut kalau kalau dia terjatuh kepada kemunafikan. Ketahuilah bahwa
melaksanakan shalat wajib dan shalat sunnah adalah diantara cara yang bisa
menjauhkan seorang beriman dari sifat munafik. Ini sebagaimana disebutkan dalam
sabda Rasulullah Salalllahu ‘alaihi wasallam, diantaranya :
Pertama : Tetap menghadiri shalat berjamaah.
Seorang yang
beriman haruslah senantiasa berusaha melaksanakan shalat berjamaah bersama imam
di masjid. Ini adalah salah satu cara menjauh dari sifat munafik karena orang
munafik memang tidak suka menghadiri shalat berjamaah.
Rasulullah
mengingatkan kita sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim,
dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu
‘anhu, dia berkata : “Sungguh aku telah melihat kami (yaitu para shahabat), tidak ada yang
absen darinya (shalat berjamaah), kecuali seorang munafik yang dikenal
kemunafikannya”.
Kedua : Bersegera
melakukan shalat wajib.
Jika
waktu shalat telah masuk maka orang
orang beriman bersegera menuju tempat shalat dan berusaha mendapatkan
takbiratul ihram imam dalam shalat berjamaah di masjid. Dengan demikian dia akan
terbebas dari sifat munafik.
Dari
Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu,
dia berkata, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Siapa yang menunaikan shalat berjama’ah selama 40 hari dengan
memperoleh takbiratul ihram imam, maka ia akan ditetapkan terbebas dari dua
hal, yakni terbebas dari neraka dan terbebas dari kemunafikan” (H.R at
Tirmidzi).
Selain itu, ketahuilah bahwa orang
munafik tak suka shalat malam. Qatadah berkata : “Orang munafik itu sedikit sekali
shalat malam.” Hal tersebut karena orang munafik hanya akan bersemangat
melakukan suatu amal jika ada orang yang menyaksikannya. Jika tidak ada, maka
motivasinya untuk beramal shalih pun hilang.
Jadi, ketika ada seorang hamba
mendirikan shalat malam, maka itu menjadi salah satu tanda bahwa dirinya jauh dari sifat nifak.
Oleh karena itu orang orang orang
beriman akan terus menerus menjaga shalatnya, terutama shalat fardhu di masjid
dan juga tak mengabaikan shalat shalat sunnah. Insya Allah akan terjauh dari
sifat munafik. Wallahu A’lam. (1.168)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar